Menulis Arab Khot Naskhi dengan Pena Biasa atau Pensil

Aku dan Abang punya latar belakang pendidikan umum. Bukan dari sekolah Islam atau bahkan pondok pesantren. Alhamdulillah hidayah kami dapatkan ketika kami sedang kuliah di Jogja.

Jadi, kami gak ada basic bahasa Arab atau menulis Arab secara khusus.

Abang sendiri “ngebut” belajar menulis riq’ah waktu masa-masa belajar bahasa Arab di Ma’had Ali. Belajarnya menulisnya beneran belajar. Ada buku yang penuh dengan tulisan abang menulis huruf-huruf riq’ah.

Kalau aku? Tadinya aku merasa cukup dengan kemampuan menulis Arab yang kemarin. Abang sebenarnya udah beliin dan ngeprintin banyak buat aku juga latihan nulis. Tapi hidayah taufik belum menyapa. Hehe. Semuanya kan butuh hidayah taufik ya. Mau kaya gimana fasilitas atau terpampang macam-macam, ya cuma teronggok aja.

Sampai suatu ketika, aku mau nulis hadits atau ayat yang sedang aku hafal. Dan merasa jadi ga selera karena ternyata tulisannya kok kaya “gak karuan” gitu heheh.

Di situlah mulai perjalanan aku akhirnya coba latihan lagi menulis. Abang juga beliin pena kaligrafi. Kita sama-sama jadi coba macam-macam.

Di titik itu, aku mulai latihan menulis Arab dengan pena kaligrafi. Berliku-liku nyari kertas yang gak tembus ketika pakai pena kaligrafi. Sampai pada satu titik aku merasa ada yang kurang tepat dengan belajar menulis Arab dengan pena kaligrafi.

Aku tuh bukan mau menulis indah tulisan Arab. Aku bukan mau nulis kaligrafi yang bagaimana-bagaimana. Aku cuma mau bisa menulis ayat atau hadits secara lebih tepat dengan menggunakan pena biasa atau pensil.

Alhamduilllah, setelah mencoba beberapa kata kunci, mulailah ketemu channel-channel yang mengajarkan menulis Arab naskhi dengan pena biasa atau pensil.

Jadi, ini dia channel-channel itu ya. Ini aku langsung kasihnya playlist belajar tulisan arab naskhi. Kalau masuk ke channelnya banyak lagi playlist lainnya. Misal playlist praktek menulis dalam kalimat, biasanya contohnya hadits-hadits masya Allah. Ada juga playlist tutorial menulis Arab riq’ah/

Channel pertama: بيت الخط العربي

Model tulisannya lebih ke lurus rata semua huruf. Bahasa yang digunakan bahasa Mesir. Untuk awalan bisa coba channel ini biar terasa lebih mudah.

Channel kedua: تعلم الخط مع فادي

Model tulisannya lebih seperti tulisan di Al-Qur’an. Ada naik turunnya. Beliau juga masih update terus sampai sekarang. Sama seperti channel pertama, di channel ini juga ada praktek menulis hadits. Di channelnya juga ada tutorial menulis riq’ah bagi yang mau mempelajari.

Walaupun video-videonya pendek-pendek, tapi kalau kita praktekkan, satu video bisa membutuhkan waktu yang lumayan untuk kita praktekkan (pelajari). Kalau videonya kurang jelas atau terlalu cepat, bisa dilambatkan supaya terlihat setiap garisnya.

Teman-teman bisa latihan dari huruf per huruf.

Alat Menulis

Pada dasarnya kalau contoh-contoh yang dipakai, ada yang pakai pena pen drawing, ada juga pena tinta. Tapi kalau aku pribadi, udah nyoba, yang lebih enak untuk menulis Arab itu lebih ke ink gel atau pensil. Kalau yang bentuknya full tinta, tetap agak jadi bleber dan kurang bisa rapi. Kalau pen drawing masih mending ya insya Allah. Tapi karena masih belajar, mungkin kontrol berhenti dan angkat penanya masih belum tepat, jadinya juga kaya bleber.

Contoh pena tinta

Karena aku udah pernah nyoba beli pena ink gel, jadi sampai sekarang berusaha ngabisin pena itu untuk nulis-nulis Arab. Sambil berusaha dalam benak aku mikirnya memang harus bisa yang kalau pakai pena (bukan pensil). Karena ujung-ujung sebenarnya paling enak pakai pensil.

Contoh pena ink gel

Untuk Apa Belajar Menulis Arab

Bisa untuk macam-macam. Bisa untuk menulis hafalan yang sedang kita hafal. Salah satu metode menghafal Al-Qur’an yang sampai sekarang juga masih diterapkan di beberapa negara adalah dengan cara menulis ayat Al-Qur’an. Kemudian sang penghafal menghafal dari tulisannya sendiri. Bisa ditonton di salah satu acara syaikh Fahd AlKandari. Acara ini bagus banget ya, apalagi yang episode pertama.

Aku sendiri belum bisa merasakan benar-benar efektifitasnya. Tapi tetap aku kerjakan aja. Yang aku rasakan ketika menulis ayat-ayat yang sedang dihafal itu, rasanya kaya semakin merindu gitu. Bawaannya kaya jadi syahdu aja sehari-hari. Nulis ini prosesnya juga bukan yang bisa diburu-buru. Sama dengan proses menghafal itu sendiri. Semuanya dinikmati, diresapi.

Untuk sampai bisa ke tahap bisa nulis dengan lebih rapi dan lumayan sesuai dengan tulisan naskhi itu sendiri butuh proses. Jadi, sabar…Aku sendiri masih belajar insya Allah.

Nikmati semua prosesnya. Nanti manfaatnya pertama buat kita sendiri. Kemudian semoga anak keturunan kita.

cizkah
Jogja, 31 Juli 2021

Leave a Reply