Palsu

Palsu…itu kalo seseorang menulis atau membahas tentang kebahagiaan, padahal dia jauh dari Allah. Jauh dari Islam. Jauh dari syari’atnya.

Palsu…seperti para komedian. Yang berbuat sesuatu untuk ditertawakan, padahal ternyata dirinya sendiri tak bisa tertawa bahagia.

Palsu…seperti para aktor komedian luar, yang sepanjang hidupnya dikenal sebagai seorang yang humoris, lugu atau terlihat tanpa beban. Namun ternyata mengalami bipolar disorder…atau bahkan mati bunuh diri karena depresi.

Palsu…
Aku sangat yakin itu palsu.

Sedang bersedih karena seorang penulis yang aku sempat mengikuti perkembangannya beberapa tahun terakhir, akhirnya buka jilbab.

Pelajaran penting (lagi):
Lingkungan, sangat berpengaruh kepada pola pikir seseorang.
Kenikmatan materi, tidak selalu kemudian menjadi kebaikan bagi seseorang.
Keahlian duniawi, bisa menjadi penyebab seorang “durhaka” kepada Ilahi. Kesombongan di hati. Sebagaimana kaum ‘Aad…yang kekuataannya dan keahliannya membuat mereka sombong.

Ah..tapi lihatlah. Mudah bagi Allah. Sesuatu yang mereka anggap kelebihan dan kekuatan. Musnah dalam sekejap. Hanya karena sesuatu yang dalam pandangan manusia sesuatu yang tak terlihat dan lemah. Seuatu yang bahkan mungkin gak dianggap sama mereka yang punya kelebihan. Angin…Angin yang mengangkat mereka..dan menghentakkan tubuh-tubuh mereka ke bumi.

Maka takutlah.
Dan yakinlah, bahwa yang kamu pikir itu bahagia, yang kamu pikir itu kebaikan, kalo ternyata hanya membuatmu jauh dari ketaatan kepada Allah. Pasti itu palsu.

Palsu…

Leave a Reply