Sayaaang Sama Uang

Sejak beberapa hari yang lalu, Ziyad lagi terobsesi sama mainan yang bisa berubah (transform) dari mobil ke robot. Padahal dulu dia udah punya pas masih hadiah hafal surat Al-Lail...berarti sekitar umur 6 tahun.

Oh ya, alhamdulillah sejak 2 minggu yang lalu Ziyad sudah selesai juz 28. Masuk ke juz 27, kita bikin perjanjian baru. Karena gak bisa kasih hadiah per surat karena kepanjangan, akhirnya hadiahnya per halaman. Uang. Nilainya 10 ribu ;D. Kita dorong dia untuk nabung. Tabungannya itu nanti bisa dia manfaatkan untuk beli yang dia inginin. Plus kita arahkan juga untuk mengalokasikan – beraat bahasanya ;D – untuk shodaqoh.

Masalahnya, dia belum mengerti sekali nilai dan tolak ukur banyak dan sedikitnya uang. Mahal atau enggaknya barang. Pertimbangan manfaat dan nilai barang…daaan seterusnya.

Mainan robot yang dia inginkan itu harganya sekitar 29 ribu. Dia juga pernah pingin mainan gasing yang ada di Superindo seharga Rp 30 ribu.

“Ziyad, Ziyad mau pilih bumblebee di Mirota apa gasing di Superindo?” Aku sengaja nanya gini karena kebiasaannya dia tuh, kalau sudah dapat satu yang dia inginkan, ternyata pas kita jalan ke tempat lain…dia naksir sesuatu yang lainnya.

“Ziyad mau bumblebee” kata dia.

“Ziyad gak sayang po uangnya susah payah dikumpulin buat beli mainan gitu.” Maksud aku mainan itu tuh udah pernah beli dan mesti gampang pretel dan rusak.

Uang dia kebetulan baru sekitar tiga puluh ribuan digabung sama uang harian yang kadang dia tabung.

“Engga…kan cuma uang”, kata dia.

“Lho…ko cuma uang. Kalo cuma uang berarti kalo gitu kasih aja sama orang miskin yang butuhin ya. Itu bukan cuma. Itu uang bisa buat beli beras…makanan.”

Aku sedikit paham sih, perspektifnya Ziyad dari sisi apa ngomong gitu. Maksud dia mungkin, itu kan uang. Gak mesti terus dirawat-rawat atau sampai ditahan-tahan. Dia belum paham tu uang “berharga” dan gak mudah dapetinnya.

Ternyata dari kejauhan Thoriq dengerin pembicaraan aku sama Ziyad. Tiba-tiba dia nyahut,  “Mi Mi…Thoriq sayaaaang banget sama uang.”

Ha?

Jiaa…baru ngerti. Kita kan biasa mengungkapkan rasa sayang dengan ngomong, “Ziyad sayaang sama ummi”, atau “Thoriq sayaang sama ummi”, “Ummi juga sayangg sama Ziyad..” dst.

Berarti Thoriq mengira kata sayang yang tadi aku omognin itu identik dengan sayang yang biasa kita ungkapin :D. Eleuh Thoriiq…

* Ziyad 8 tahun
* Thoriq 4 tahun 4 bulan

22 Rajab 1436/11 Mei 2015

Leave a Reply