Catatan Haid

Setahun lebih sedikit ini, Abang belajar dengan seorang syaikh. Syaikh Labib hafidzahullah namanya. Tadinya beliau belajar hanya berdua dengan akh Agus teman sepenuntut ilmu. Yang dipelajari utamanya adalah berbagai hal terkait fikih madzhab Syafi’i.

Sebenarnya banyak hal lain yang pingin banget aku ceritakan. Terkait contoh-contoh nyata adab, akhlak dan keilmuan seorang ulama yang alhamdulillah bisa Abang tangkap langsung dari syaikh, yang kemudian Abang ceritain ke aku.

Tapi di tulisan ini, kita bahas lebih ke masaah haid ya. Kenapa pada akhirnya Abang mendorong aku untuk mencatat hal-hal terkait haid.

Setelah lahir kembar, aku gak haid hampir 2 tahun. Beda kalau pas melahirkan kakak-kakaknya, aku gak haid hanya 8 bulanan.

Nah, bedanya lagi, siklus haid juga jadi lebih pendek. Lama haid jadi lebih panjang. Dan perubahan-perubahan lainnya. Tiap bulan aku sadar dan selalu ingat tanggal dan kemungkinan bulan berikutnya. Tapi aku gak pernah kepikiran untuk mencatat semua itu.

Haid Itu Kompleks

Kompleks banget memang sebenarnya haid ini. Awalnya Abang transfer ilmu beberapa hal terkait kaidah. Termasuk bagaimana menentukan haid dan hari-harinya berdasarkan madzhab Syafi’i. Mungkin ada yang tahu perkataan Imam Ahmad,

مكثت في كتاب الحيض تسع سنين حتى فهمته⁣

Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan, “Saya perlu menekuni pembahasan fikih darah haid selama 9 tahun untuk bisa memahaminya” (Dzail Thobaqat al Hanabilah 1/135) ⁣

[ Salah satu guru Imam Ahmad adalah Imam Syafi’i. ]

Sampai akhirnya Abang bilang, kalau intinya akan lebih baik kalau setiap wanita itu punya catatan sendiri. Syaikh intinya menekankan hal ini karena kondisi wanita itu kan beda-beda. Ketika terjadi suatu permasalahan, maka kalau bisa dirunut dari berbagai hal terkait si wanita itu, maka akan lebih mudah ditarik hukum dari kondisi yang sedang dipermasalahkan.

Titik Balik Kesadaran

Waktu itu aku tentu saja aku gak langsung begitu saja praktek untuk mencatat.

Semuanya butuh hidayah taufik dari Allah supaya sampai benar-benar tergerak.

Bukan sebatas wacana hehe.

Buku Dot yang sering ditanyain ketika aku posting tentang catatan haid ini hehe. Aku belinya di Toko Merah Jogja. Harganya jauh lebih murah dibanding yang dijual online.

Sampai pada bulan Januari, ketika saatnya mandi haid, cukup lama aku di kamar mandi. Memikirkan, apakah aku harus mandi atau ngga. Kondisi saat itu, aku sudah gak keluar lagi darah. Terakhir kondisi masih berwarna pink. Dan salah satu kondisi aku setelah melahirkan kembar adalah, terkadang setelah keluar cairan bening, tetap masih ada cairan pink walau segaris-segaris.

Ini gak tiap bulan, tapi sering. Saat itu, aku berpikir, bolak-balik pertimbangannya berdasar riwayat-riwayat bulan sebelumnya. Di situalah kemudian aku sadar, ternyata memang akan lebih baik kalau semua ini di catat. Pertimbangannya. Keputusannya. Kebiasaan darahnya. Apakah keputusan saat mandi di suatu bulan benar ketika kondisi ini dan itu.

Waktu itu, setelah berpikir LAMA banget, akhirnya aku ketemu titik dimana aku yakin bahwa aku sudah bisa mandi besar. Alhamdulillah ternyata keputusanku benar. Karena setelah itu ternyata sudah keluar cairan putih tanda memang aku sudah benar-benar bersih.

Mulai Mencatat Haid

Alhamdulillah, bulan berikutnya ketemu haid lagi pas bertepatan aku abis beli buku-buku notebooks dll. Sebenarnya kaitannya sama kegiatan belajar lain yang aku juga lagi kerjakan. Wa…banyak banget sebenarnya yang mau diceritain. Semoga Allah mudahkan ya.

Nah, seperti aku pernah tulis di tulisan sebelumnya, aku suka overthinking. Sayang-sayang sama buku yang udah dibeli. Kan masih pada mulus dan aku pinginnya sebenarnya nanti isinya rapi, bagus gitu. Tapi karena udah nulis hampir di seluruh muka buku yang aku beli, tentang “Mulai saja…”, aku malah senang karena ketemu hal yang menarik untuk dijadikan catatan rutin dan semoga bermanfaat. Yess…catatan haid.

catatan haid cizkah

Bulan pertama, masih catatan standar dengan kondisi darah. Tapi aku sudah mulai untuk mencatat hal-hal yang sebenarnya bisa jadi kunci untuk menetapkan suatu hukum.

Setiap kali mencatat, aku bikin kalender kecil supaya tulisannya gak terasa abstract kalau hanya nyebut-nyebut tanggal.

Bulan kedua, aku mulai berpikir harus diiringi dengan bulan hijriah.

Nah, sampai sekarang, aku kaya ketemu hal-hal lain terkait haid yang juga perlu aku catat juga. Seperti gambar real darah. Sebenarnya kemarin aku hampir foto. Tapi masih terlalu banyak musykilah kalo difoto. Mungkin nanti aku gambar insya Allah. Semoga Allah mudahkan.

Seru banget jadinya alhamdulillah. Ngerjainnya insya Allah tanpa beban karena juga bukan catatan-catatan yang super panjang.

Semoga semuanya ini bermanfaat khususnya untuk diri kita sendiri ya. Untuk kelanjutannya bisa jadi bermanfaat untuk anak gadis kita atan keturunan-keturunan selanjutnya. Insya Allah.

cizkah
17 Maret 2020

Leave a Reply