Cerita tentang Bibit Tanaman

Beberapa kali posting tentang bibit tanaman, beberapa kali juga ditanya biasa beli bibit dimana.

Tapi belum bisa aku jawab. Karena…aku gak bisa merekomendasikan tempat aku beli bibit pertama kalii. Bukan ditipu sih. Tapi aku merasa “tertipu”.

Dulu

Sebenarnya…

Dulu banget, aku pernah punya keinginan beli bibit online. Waktu itu searchingnya sebatas di tokopedia. Berakhir gak yakin karena lokasi pengiriman rata-rata cukup jauh. Dan belum ada bukti foto tanamannya gimana-gimana. Intinya belum pas di hati.

Sampai suatu ketika, aku ketemu suatu akun yang ternyata menjual bibit tanaman di instagram. Postingannya memang bikin menggiurkan. Apalagi juga sudah ada postingan testimoni orang-orang yang bayar dan foto-foto bibit sampai di rumah.

Awalnya, alhamdulillah aku nyoba hanya 1 paket bibit. Padahal rasanya pingin beli bibit-bibit lainnya. Alhamdulillah nurut Abang. 

Karena aku belum punya pengetahuan tentang harga, aku pikir list harga yang aku terima wajar.  Apalagi dari postingan-postingan di instagramnya insya Allah buahnya oke-oke… Perlu aku sebut harganya? Perlu buat ukuran. Karena justru di sini aku merasa “tertipu”nya. Tapi ketahuannya bukan di transaksi pertama.

Waktu itu aku beli bibit belimbing wuluh dengan harga Rp 165.000. Aku minta sekalian sama pot. Dihargai potnya 50.000. Alhamdulillah ongkir gratis. 

Pas nyampai semua oke. Alhamdulillah.  Dikasih bonus bibit stevia yang pada akhirnya mati.

Akhirnya beli lagi bibit kedua. Bibit jambu kristal dan mangga harum manis dan zaitun. Karena kami memang suka sama buah tersebut. Niatnya kan memang ini adalah proses awal. Karena yang namanya tumbuhan itu butuh waktunya tahunan untuk menghasilkan. Bukan sebulan dua bulan. Jadi anggap aja nyicil. 

Waktu itu pun aku sekalian beli paket bibit, yang ternyata juga harganya ternyata termasuk terlalu mahal. Untuk selanjutnya harganya gak aku sebut. Kisarannya harga bibit lainnya seperti yang aku awal kasih. 

Alhamdulillah semua oke. Bibit dikirim. Masih gratis ongkir.

Investasi

Beberapa bulan kemudian – di masa corona -, aku merasa ingin menginvestasikan harta yang aku punya untuk sesuatu yang bermanfaat lagi.

Secara kebiasaan, alhamdulillah aku jarang beli-beli sesuatu. Kalau ada yang mahal dipikirin masak dan dari berbagai sisi.

Kalau misal beli sepatu, cari yang bagus, tapi dipakainya bisa sampai bertahun-tahun. Beli tas juga sama. Itupun bukan tas perempuan apalagi bermerk yang khas merk tas perempuan. Semuanya alhamdulillah yang beliin juga Abang. Hampir gak pernah beli perhiasan juga. 

Jadi, ya tetap ada uang yang aku miliki sendiri tetap pingin aku manfaatin beli sesuatu yang sifatnya nanti bermanfaat jangka panjang. Kepikiranlah beli tanaman lagi.

Waktu itu udah mendekati masa lebaran. Tapi di pembelian terakhir ini, aku gak minta pendapat Abang. Aku pikir karena sudah pernah beli di tempat yang sama, gpp insya Allah beli lagi. Lagian udah mepet mau lebaran. 

Yang aku pesan waktu itu beberapa bibit yang aku sampai gembira banget pokoknya mikirin bibit itu dalam perjalanan. Bibit yang aku beli: bibit jeruk purut (supaya daunnya bisa langsung diambil buat masak), daun salam, bidara, tin, anggur hijau.

Banyak. Karena niatnya “investasi”. Mikirnya rezeki kita itu ya harta yang kita manfaatkan. Bukan yang ada di buku tabungan. 

Selain bibit itu, aku juga pesan lagi planter bag. Aku sempat bilang kalau pohon zaitun yang aku pesan di pemesanan kedua sudah mati. Alhamdulillah dikasih gantinya gratis kalau aku jadi order. 

Di pemesanan ketiga ini, aku dikenakan ongkir. Dan ongkirnya cukup besar. Aku pikir wajar karena banyak bibitnya. Eh tapi pas lihat foto buktinya kok malah cuma setengah dari yang diminta. Aku diminta 88rb, tapi dari foto resi, bisa terlihat kalau ongkirnya 43rb. Aku tanyain katanya ada biaya packing. Oke lah. Aku udah keburu happy mikirin bibit-bibit yang insya Allah bermanfaat dalam kehidupan. 

Jadi, kalau dari sisi proses milih bibit tanaman apa yang mau dibeli, aku berusaha milih dengan hati-hati insya Allah. Bukan asal pingin. 

Bibit tanaman bidara, tin,anggur, jeruk purut, daun salam

Sampai bibit itu sampai di rumah, aku tetap bahagia. Aku berusaha rawat dan menunggu momen yang tepat untuk memesan media tanah. Karena lagi masa lebaran, toko-toko banyak yang tutup. Jadi, semua masih di polybag dari tempat aku pesan. 

Kemuning

Di masa-masa itulah, aku kemudian entah kenapa punya keinginan punya bibit bunga. Aku bukan orang yang suka banget sama bunga-bungaan. Tapi bunga yang aku pinginin ini emang punya memori masa kecil. Bunga kemuning dan melati. Di rumah ada bunga kemuning yang lebat. Harum banget kalau lagi berbunga. Ada juga bunga melati yang biasa ditebar Mama di ruang tamu atau kasur kalau sudah mekar.

Bunga kemuning sangat berhubungan dengan kenangan sama Papa. Papa tu memang orang yang suka tanam-tanaman. Di rumah walaupun ngontrak, kalau ada lahan, mesti diolah sama Papa jadi taman. Aku ingat di kontrakan masa SD aku, ada berbagai macam pohon. Termasuk cemara, bambu taman, jambu apel daan lain-lain. Di rumah kontrakan pas masa SMA, ada berbagai tanaman yang kini aku baru bisa paham bagaimana perasaan Papa rohimahullah terhadap tanaman-tanaman itu. 

Titik Sadar  

Karena di toko pertama tadi gak jual bibit bunga, aku cari-cari lagi di tempat lain. Waktu itu nyari berdasarkan tag di instagram. Muncullah toko lain yang terlihat lebih terpercaya insya Allah. Ada merknya. Ada websitenya. Ada berbagai testimoni dan foto tag ke pembeli.

Sampailah aku mengecek harga di websitenya. Dan aku sungguh terkaget-kaget dengan harga yang ditawarkan. Setengah atau bahkan kurang dari harga tempat aku membeli bibit pertama kali. 

Dari situ, penelusuran ke toko-toko lainnya untuk mencari bibit kemuning sambil juga menyerap info dan mulai menyadari bahwa tempat aku membeli bibit pertama kali sepertinya adalah penjual tangan kedua atau entah keberapa yang mengambil untung 2x lipat. Menjual dengan harga 2x lipat atau lebih dari harga-harga normal.

Untuk aku; yang kalau beli apa-apa mikirnya suka lama dan bolak-balik banding-bandingin harga di berbagai toko, masalah tanaman ini jadi kaya menyadarkan aku. Ko bisa-bisanya aku gak melakukan hal yang biasa aku lakuin. Main percaya gitu aja. Ini benar-benar kaya jadi merasa gak habis pikir. Titik khilafnya manusia yang pasti ada aja yang seperti ini.

Merasa salah. Lebih jelasnya, merasa ditipu dan dibodohi. Mungkin disitu titik aku jadi ngdown. Kecewa, sedih, dan merasa jadi mubadzir karena uang yang dikeluarkan cukup besar. Aku merasa bersalah entah kepada siapa. Sepertinya kepada diriku sendiri. Kekecewaan kepada diri sendiri itu kadang memang lebih sangat menyedihkan dan seperti sulit dimaafkan. 

Kebahagian kemarin yang meletup-letup, tiba-tiba menjadi kesedihan yang sungguh membuat gelisah hati dan pikiran. 

Beberapa kali aku ceritakan kepada Abang masalah harga dan toko pertama tadi. Menceritakan toko kedua yang aku temukan.  Kegelisahan aku. 

Akhirnya sampai di suatu momen, aku ngomong lagi ke Abang. Betapa aku sedih dan kecewa dengan kejadian ini. 

Abang akhirnya menasehati dengan lebih panjang lebar. 

Bahwa semua ini sudah takdir Allah. Memang rezeki toko yang pertama. Sudah jadi ketentuan Allah jadi rezekinya dia. Yang penting yang dibeli bermanfaat. Dan seterusnya yang obrolan terakhir ini cukup sedikit melegakan hatiku. Walau tetap diselipkan pesan untuk kali lain agar minta pendapat Abang.

Dan kemudian aku teringat dengan ayat di surat Al-Hadid,

كَيْلَا تَأْسَوْا عَلٰى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوْا بِمَآ اٰتٰىكُمْ ۗوَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۙ⁣⁣

⁣”Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan jangan pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri.” (Q.S. Al-Hadid:23)⁣⁣

Yang lebih menyedihkan lagi adalah kondisi bibit yang aku beli di toko pertama kurang bagus. Pertumbuhannya banyak terganggu. Pohon salam yang pernah aku bahas di instagram, aku bongkar. Dan aku baru tahu kondisi akarnya kurang bagus, ada perlengketan. Aku cek pohon zaitun yang mati juga seperti itu.

Pohon Salam
Kondisi akar pohon salam

Untuk saat ini, aku berusaha “memperbaiki” 3 pohon lainnya yang aku lihat pertumbuhannya seperti mandeg. Aku pangkas semua daun di pohon jambu, mangga dan tin. Bidara juga belum terlalu tumbuh tunas-tunas baru. Yang paling lumayan berkembang hanya pohon belimbing wuluhnya. 

Belimbing wuluh
belimbing wuluh

Secara teori, harusnya pohon dari stek, cangkok atau okulasi, harusnya lebih cepat pertumbuhannya dan lebih cepat berbuah. Entahlah untuk yang ini. Tawakkalna ‘alallah. 

Pengganti yang Lebih Baik Insya Allah

Saat mencari pohon kemuning ini, sebenarnya aku hampir membeli di toko kedua yang kelihatannya lebih terpercaya. Tapi waktu itu toko tersebut masih libur lebaran sampai awal Juni. Di rentang waktu tersebut, aku masih menelusuri dan membandingkan beberapa toko lain yang menjual kemuning. 

Sampai akhirnya aku putuskan membeli di toko yang lokasinya di Jogja. Ternyata, bibitnya masya Allah, bagus sekali. Harganya sangat-sangat jauh lebih murah. Harga kisarannya adalah Rp 5.000 – Rp 15.000.  Nama tokonya Artista Plant (https://www.tokopedia.com/artistaplan). Bahagianya, aku juga bisa mendapatkan melati dan pandan di sini. Aku beli pandan, kemuning, melati, melati jepang, belimbing dewi dan srikaya. 

Bibit Pandan, Kemuning, Melati, Srikaya, Kedondong,

Kondisi akarnya bagus-bagus sekali dan pertumbuhan daunnya benar-benar terlihat tiap hari. Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimushsholihaat. 

Pohon kemuning
Bibit kemuning

Setelah aku baca-baca lagi deskripsi yang ada di toko tersebut, ternyata bibit-bibit tersebut sebagian besar adalah hasi dari semai biji. 

Bibit srikaya
Bibit Srikaya

Tips beli bibit tanaman adalah:

1Tahu bibit yang diinginkan. Jangan cuma asal pingin-pingin aja. Karena yang namanya buah dan bunga banyak sekali. Yang kira-kira memang disukai di rumah dan diperlukan. 

Bibit kemuning
Bibit Kemuning

2 Kalau memang ingin ditanam di tanah atau sudah di rumah sendiri, aku sarankan cari toko yang bibitnya semai biji. Kondisi akar biasanya insya Allah lebih bagus dan kuat. Ada kejadian, Melati yang aku beli tertimpa pagar bambu. Pucuk daunnya patah. Alhamdulillah beberapa hari sudah mulai tumbuh lagi tunas baru. 

Akar

3 Untuk bibit yang dari biji, konsekuensinya berbuahnya lebih lama. Tapi aku pribadi sebenarnya lebih suka yang seperti ini. Tapi sayangnya malah sepertinya kebanyakan toko bibit menjual dari hasil cangkok, stek atau okulasi. 

Pohon belimbing dewi dan srikaya
Pohon belimbing dewi dan srikaya

4 Bandingkan  harga bibit antara toko yang satu dengan yang lain. Yang jelas, harga bibit-bibit buah sebenarnya kisarannya gak lebih dari 100rb. Kecuali ada beberapa yang mahal seperti zaitun. Tapi ini insya Allah bisa ketahuan kalau sudah kita bandingkan beberapa toko. Salah satu yang aku jadikan pembanding adalah harga di toko kedua, yaitu iplant.id. Aku belum pernah beli di iplant.id ini ya. Jadi, aku sebut di sini bukan berarti aku rekomendasi. 

Pohon Zaitun
Foto awal, masih banyak daunnya. Sekarang tinggal batang. Semoga bisa bersemi lagi

5 Tanyakan harga, asal bibit dari apa; semai biji, cangkok, stek atau yang lainnya, media tanam saat pengiriman seperti apa. 

Pohon Melati
Pohon Melati

6 Pastikan toko yang menjual adalah toko tangan pertama. Ada salah satu toko bibit, yang kalau dicek tokonya lokasi Jogja. Aku tahu karena aku searching toko berdasarkan lokasi. Ternyata dari salah satu review, aku dapatkan kalau pengiriman tanaman dari Kediri. 

7 Jangan langsung beli banyak. Beli satu jenis bibit dulu untuk mengecek kondisi akar, media tanam, dll dari toko yan kita beli. Apalagi kalau harganya mahal.

8 Cek kondisi akar saat bibit tanaman sampai di rumah. Bisa juga waktu mau beli lihat review pembeli kondisi akar. Biar bisa tahu dan bisa diberi perlakukan yang tepat. Gak sampai kelamaan pertumbuhannya lambat atau bahkan malah mati dan busuk akar.

9 Jangan mengandalkan testimoni dari foto pohon yang diterima pembeli CUMA di awal .Kalau toko tersebut di instagram, salah satu yang bisa juga jadi ukuran adalah adanya postingan dari pembeli yang menceritakan perkembangan dari bibit yang mereka beli.

Kalau dari toko yang aku beli pertama kali, cuma ada foto dan video buah yang kelihatan menggiurkan padahal belum tentu itu video milik mereka.

Kalau tips di atas berkenaan dengan pembelian bibit. Sebenarnya ada lagi tips lainnya untuk bisa mendapatkan tanaman. Yaitu tanam dari biji langsung dari yang kita makan hehe. Alhamdulillah ini aku mulai coba dengan cara ini. Memang lebih lama dan belum jelas akan tumbuh atau ngga. Tapi kita kan gak dikejar siapa-siapa. Alhamdulillah sudah merasakan menanam dari biji sampai besar di pohon jeruk nipis. Yang penting gak boleh putus asa.

Demikian sedikit kisah dan tips tentang bibit tanaman. Semoga bermanfaat ya. 

cizkah
27 Juni 2020

Leave a Reply