Ziyad, Thoriq dan Kehadiran Luma

Alhamdulillah dari awal sikap Ziyad dan Thoriq  sayang dan menyambut Luma. Apalagi Ziyad memang sudah paham akan hadirnya sosok bayi di rumah. Sebagaimana dulu dia pernah mengalami kehadiran Thoriq. Karena karakter Ziyad ma Thoriq beda, wujud sayangnya juga beda.

Ziyad itu tipe yang sering mengutarakan sayangnya lewat kata-kata. Atau dituangkan juga ke hasil-hasil karyanya. Jadi, dia serriing banget ngomong,

“Ziyad sayaang banget sama Luma.”
“Luma cantik masya Allah.”
“Alhamdulillaah Luma tetap hidup – maksudnya selamat lahir ke dunia…alhamdulillah -.”
“Alhamdulillaah..Luma sehat Mi.”

Pas Luma baru lahir, dia sering banget bikin tulisan dan gambar. Tulisan kisah dia menemani aku melahirkan. Tulisan kalau dia senang punya adik Luma. Mulai suka  gambar sosok perempuan dengan rambut kaya terbang dan pakai rok. Gambar robot perempuan. Gambar putri Luma. Dann…seterusnya.

Kalau Thoriq…tipe yang mengutarakan sayangnya dengan sentuhan. Tidak banyak dengan kata-kata. Kalau Luma nangis…walaupun dia lagi serius main, dia bakal segera datang ke kamar. Mengelus-ngelus kepala Luma – yang gundul itu 😀 -. Dengan tangannya yang bantet-bantet masya Allah. Di elus kemudian dicium. “Cayang…cayanng…” Ceritanya menenangkan. Mencontoh cara aku menenangkan Luma. Kalau aku lagi baru menggendong Luma, Thoriq suka memanggil, “Toyiq mo liyat Yumaaa…” Maksudnya meminta aku merendahkan Luma ke posisi sejajar kepala dia, dan dia bakaln nyium Luma. So sweet ya…hihi. Di saat lain, Thoriq bisa juga sekedar diam berada di sisi Luma. Menemani.

Yang satu gayanya menyayangi dengan banyak suara, yang satunya lagi menemani dengan gaya cool :D.

Bagaimanapun, kayanya hampir gak mungkin kalau lahirnya adik baru gak memberi efek ke sosok yang tadinya paling kecil di rumah. Alhamdulillah untuk Thoriq, in sya Allah efeknya gak sebesar seperti waktu Ziyad. Kalau waktu Ziyad, masih berasa banget  kalau perhatian itu tadinya benar-benar full terpusat sama dia, terus kebagi ke adiknya. Nah, kalo pas Thoriq kan memang sudah “terbiasa” bahwa perhatian aku tuh terbagi-bagi. Dibagi buat Ziyad, Thoriq sama abinya. Plus enak juga, kalau pas lagi gak sama aku, Thoriq bisa main sama Ziyad. Plus (lagi), Thoriq tipikal yang insya Allah bisa seru main sendirian. Berkhayal bikin cerita sendiri.

Untuk Thoriq, campur aduk antara memang ini masa-masa dia explore dengan dirinya, atau juga terpengaruh dengan kehadiran Luma. Ketika dia ingin perhatian, maka dia mewujudkannya dengan mencari perhatian dari sisi negatif. Sengaja membuat hal-hal yang memancing aku atau abang berkomentar, melarang, menasehati dia. Dan dia bakal dengan cueknya meneruskan, mencoba lagi, atau menurut sebentar untuk kemudian melakukan lagi hehe.

Kata favorit yang efeknya menunjukkan ke-eyelan- dirinya adalah “nggak”. Ini baru -parent template-nya :D. Masih ada sub-sub dari kata ngga itu. Biasanya yang sering keluar “ngga papa” sama “ngga boyeh..” (baca: ngga boleh)

Misalnya dibilangin sesuatu,

“Thoriq…jangan lempar-lempar. Nanti sakit. Yang boleh dilempar cuma bola.”

Jawaban Thoriq, “Gak papa…”

“Thoriq…gak usah main pasir lagi ya. Habis mandi nanti kotor lagi.”

Jawaban Thoriq, “Gak papa…”

Tiba-tiba lupa contoh-contoh lainnya percakapan Thoriq yang keluar jawabannya tuh kalo “gak papa” atau “gak boleh”. Cukup memancing kesabaran wkwkwk. Alhamdulillah sabarnya insya Allah bisa keluar.

Balik lagi ke topik.

Dulu, ketika Ziyad mulai merasakan efek kehadiran Thoriq, dia akan melampiaskan ketidaksukaannya dengan menyakiti Thoriq. Misalnya menekan kukunya kuat-kuat ke tangan Thoriq atau meremas tangan Thoriq kuat-kuat. Alhamdulillah sebatas itu sih. Dinasehati, kalau adik sakit. Kasihan adik.

Kalau Thoriq, dia bisa dengan sengaja jalan mondar-mandir di kasur melewati kepala Luma. Melompat-lompat di kasur walaupun ada Luma. Untuk lompat-lompat, alhamdulillah sudah mulai berkurang. Waktu itu aku minta ia merasakan apa yang Luma rasakan. Dia ku suruh tiduran, kemudian aku melompat-lompat di dekatnya – gak kaya lompatnya dia tapi – . Dia kerjakan karena dia akan mendapat perhatian. Soalnya reaksi aku sama abang kurang kewl pas dari awal ngelarang dia heheh. Jadinya ketahuan dengan cara itu dia bakal dapat perhatian.

Alhamdulillah…yang lain-lainnya in sya Allah ga ada masalah.

Mudah-mudahan, kakak beradik ini rukun damai seterusnya. Sama-sama saling mendukung dalam ketakwaan. Menjadi anak salih dan salihah, penyejuk mata kami.

Allahumma u’iidzuhum wa dzurriyyatuhum minasysyaithoonirrojiim

Aamiin ya robbal ‘alaamiin.

 

Leave a Reply