Dalam beberapa kesempatan, aku sering berdiskusi dengan teman-teman baik dari dm instagram ataupun wa. Tapi karena keterbatasan waktu dan komunikasi yang dijalankan via wa atau instagram, membuat diskusi tidak bisa maksimal. Ada hal-hal mendetil yang gak mungkin aku jelaskan lewat ketikan. Ada masukan-masukan yang juga rasanya jadi khawatir mungkin tak dibutuhkan. Terbersit berkali-kali bahwa mungkin aku perlu membuka sesi diskusi untuk teman-teman ini.
Tapi aku selalu menunda dan meminggirkan hal ini karena banyak faktor. Terakhir, yang kemudian mendorong aku untuk mewujudkan ini adalah kontak dari seseorang hampir 1,5 bulan yang lalu (Oktober 2025). Ia dalam keadaan sangat gelisah dan harus membuat keputusan terkait pendidikan anak-anaknya.
Yang terakhir kemarin, aku harus hentikan diskusinya dan memang tidak bisa dilanjutkan karena memang butuh komunikasi mendalam dan runut untuk mengurai permasalahan. Dalam benakku, sudah ada bayangan untuk saran dan tahapan untuk solusinya. Tapi sekali lagi, tentu saja gak memungkinkan jika dilakukan via wa. Aku katakan, nanti insya Allah akan ku buka khusus untuk diskusi intensif (ini adalah orang kedua yang aku nyatakan secara khusus karena adanya diskusi yang perlu lebih mendalam jawabannya). Waktu itu harus aku tunda dan tak bisa wujudkan segera karena aku harus ujian dan menyelesaikan assignment di perkulihan S2 bahasa Arabku.
Aku tahu, keputusan untuk pendidikan anak sangatlah penting. Ini bisa menentukan alur kehidupan di masa depan seorang anak insya Allah. Bahkan sharing pondok terakhir (sharing pondok 4), juga terdorong dari hal ini sehingga akhirnya ku adakan. Waktu itu benar-benar terselip satu hari sebelum memasuki masa ujian. Sungguh kalau bisa ada sebuah keluarga yang bisa membuat kebijakan yang lebih baik untuk anak-anaknya adalah sebuah kebahagiaan buat aku pribadi insya Allah. Karena aku sudah merasakan tangis, kecewa dan kekhawatiran selama mendidik anak-anak.
Ada hal lain yang sedikit membuatku masih merasa enggan. Karena ada banyak tulisan yang masih tertunda yang belum kutuliskan terkait muamalah dan akhlak. Khawatir jika pembaca kemudian mengaitkan tulisan-tulisan itu sebagai pembenaran atas program temu pendampingan ini.
Tapi, ini adalah sesautu yang tidak bisa aku kontrol.
Nasehat dan kebenaran insya Allah tetap harus disampaikan. Sedangkan muamalah juga tetap harus diberikan batasan dan kadarnya agar semua pihak bisa tertunaikan hak-nya insya Allah.
Dengan memohon taufik dan pertolongan Allah, maka aku membuka sesi temu pendampingan untuk teman-teman yang ingin berdiskusi dan membicarakan hal-hal yang lebih mendalam terkait homeschooling atau pendidikan anak.
Temu pendampingan ini bukanlah hal yang bisa kujalankan intensif rutin setiap hari. Ini adalah peluangan waktuku yang semoga bisa bermanfaat. Di waktu weekdays, aku bekerja dan menjalankan homeschooling. Di setiap hari Rabu, Kamis, Jumat malam, aku mengajar bahasa Arab dan ini semuanya sangat butuh energi besar. Senin Selasa biasanya aku sudah harus meluangkan waktu untuk menyiapkan materi mengajar bahasa Arab. Di sela-sela semua waktu itu, aku masih harus menjalankan kewajiban di rumah tangga dan juga belajar untuk perkulihan S2 bahasa Arab.
Mempertimbangkan waktu di atas, maka aku insya Allah bisa melakukan Temu Pendampingan di hari Sabtu dan Ahad, sore atau malam hari. Bagi teman-teman yang ingin berdiskusi,
- Silakan mengisi form Janji Temu Pendampingan.
- Silakan baca juga FAQ dan Terms & Conditions untuk Temu Pedampingan ini.
Semoga Allah memudahkan kita semua untuk mendidik anak-anak yang bertakwa dan berakhlak mulia. Menjadi penyejuk mata kedua orang tua. Lembut kepada yang lemah, hormat kepada yang tua dan bisa menempatkan diri dimanapun ia berada.
cizkah
10 Desember 2025

