Antara Al-Qur’an dan Ujian-Ujian Ziyad

Menjelang akhir bulan Maret berbarengan dengan berakhir bulan Ramadhan, aku dan Abang mempertimbangkan hal yang akan Ziyad hadapi di bulan April nantinya setelah Ramadhan.

Ziyad akan menghadapi ujian akhir SMA-nya dari tanggal 14 April selama hampir sepekan. Ternyata, ujian UTBK-SNBT waktunya berdekatan banget, yaitu tanggal 24 April. Gak sampe sebulan jaraknya.

UTBK-SNBT ini kalau zaman aku dulu namanya UMPTN. Dari segi soal sepertinya juga ada perbedaan.

Libur Setoran Hafalan ke Syaikh

Di salah satu diskusi kami di meja makan, aku sama Abang ternyata punya pikiran yang sama terkait proses Ziyad setoran Al-Qur’an ke syaikh. “Libur dulu.”

Ini karena kami mempertimbangkan habis lebaran, setoran Syaikh libur. Kemudian juga karena ujian-ujian yang akan Ziyad hadapi. Belum lagi juga kedatangan Nenek dan Pakdhe Lyno (kakak aku yang pertama dari Belanda yang sedang ke Indonesia). Rasanya waktu untuk menyiapkan hafalan dan setoran hafalan seperti jadi akan kurang maksimal. Terutama karena Ziyad saat ini sudah menempuh setoran untuk pengambilan sanad.

Ziyad sudah setoran hafalan -biasa- ke Syaikh selama 1,5 tahun dan sudah mendapatkan ijazah hafal 30 juz dari Syaikh. Setorannya hanya 3 halaman dan lebih ke setoran hafalan aja. Untuk setoran untuk pengambilan sanad ini, sekali setoran 5 halaman. Itu pun dengan pembacaan tartil.

Kekhawatiran kami, Ziyad bakal banyak izin atau setorannya jadi ga maksimal karena mungkin kurang bisa mempersiapkan diri atau malah dia jadi kurang maksimal belajar untuk ujian. Kami khawatir dia bakal banyak libur atau izin yang bikin kami jadi mikir “Sayang-sayang” biaya yang dibayarkan. Karena untuk pengambilan sanad ini bisa dibilang mahal. [Seberapa besar biayanya insya Allah aku bahas di postingan lain ya].

Berubah Pikiran

Tapi…ternyata gak sampai berapa hari, aku udah berubah pikiran. Di salah satu sahur atau buka puasa, aku bilang ke Ziyad, “Gak usah libur ya.”

Aku berikan alasannya.

Kenapa juga kita jadi khawatir waktunya akan berkurang untuk belajar kalau Ziyad tetap setoran ke syaikh? Kenapa juga kami harus was-was dengan kesulitan-kesulitan yang sebenarnya kami sendiri yang membentuknya dalam pikiran?

Aku bilang, “Kita kan justru berharap keberkahan Al-Qur’an. Ummi jadi keingat syaikh yang di Madinah itu, yang ujian kedokteran tapi gak mau ninggalin pelajaran Al-Qur’annya. Ternyata malah beliau yang lulus dan paling tinggi nilainya.”

Ternyata, Abang juga udah punya pikiran yang sama. “Iya, Abang juga mau bilang gitu. Gak usah libur.” Ternyata, Ziyad juga punya pikiran yang malah ngerasa emang dari awal gak usah libur.

Secara dari sisi ritme kehidupan, aku juga bilang ke Ziyad, “Lagian, biasanya kalau kita udah terbiasa dengan rutinitas ini, nanti kalau tiba-tiba engga setoran itu malah jadi kaya orang bingung lho.” Maksud aku, aku lagi menguatkan juga dari sisi duniawi bahwa malah belum tentu akhirnya waktunya bisa maksimal. Ini berdasar pengalaman aku sendiri di rutinitas rumah tangga yang kalau gak dilakuin satu hal tuh malah kaya ada yang kurang, ujung-ujungnya jadi malah bingung sendiri hehe.

Selain masih setoran ke syaikh, Ziyad juga masih tetap ngelanjutin ngajar anak-anak belajar Al-Qur’an ke dia, yang ini juga sebenarnya membutuhkan peluangan waktu dari dia. Dari Senin sampai Ahad, Ziyad ada jadwal ngajar.

Alhamdulillah, Allah mudahkan semuanya.

Hanya Izin Sedikit Alhamdulillah

Waktu Mama dan Mas Lyno datang, pas hari pertama itu hari Kamis, 10 April. Dia izin ke syaikh. Biasa ya, hari pertama ketemuan, heboh banget dari sore sampai malam. Sedangkan jadwal dia setoran ke syaikh itu antara sore sampai malam. Besok Jumatnya, mas Lyno minta izin ke aku buat ajak Ziyad anterin mas Lyno ke Malioboro naik motor. Pingin foto-foto dan ambil video di sana. Targetnya sebelum Maghrib atau setelah Maghrib udah pulang. Akhirnya Ziyad izin lagi ke syaikh pakai voice note. Syaikh juga jawab pakai voice note sambil kaya nahan ketawa karena ngasih tahu bahwa hari Jumat itu kan memang jadwal libur.

Waktu khotaman dan pemberian ijazah pas Ziyad selesai setoran 30 juz ke syaikh bulan Oktober 2024 kemarin (aku belum catat di blog hiks), syaikh juga nyebut, Ziyad bisa dibilang termasuk jarang izin. Biasanya kalau libur itu memang karena syaikh yang sedang berhalangan.

Ziyad juga izin gak setoran ke Syaikh sehari sebelum UTBK, yaitu hari Rabu 24 April. Itu dia sendiri yang izin. Aku sama Abang memaklumi. Biasanya kami emang cek ricek terus. Pertanyaan, “Ziyad, setoran ke syaikh gak hari ini?” itu termasuk rutin ditanyain, baik oleh aku atau Abang. Terutama kalau pas gak kelihatan dia setoran. Soalnya, kadang dia setoran ke syaikh di masjid.

Yang juga ada sedikit perubahan adalah jadwal dia ngajar Al-Qur’an yang siang. Terutama pas ujian. Karena dia tempat ujian PKBM sendiri dan itu di Bantul, ada satu hari pas hari terakhir dia kecapekan dan habis sholat langsung mau tidur. Akhirnya digeser ke sore. Pas hari Kamis kemarin setelah UTBK juga dia sepertinya capek fisik dan mental hehe. Alhamduilllah habis tidur, ashar udah bisa ngajar dan alhamdulillah ternyata setoran juga ke syaikh. Padahal aku pikir dia bakal minta libur lagi. Alhamdulillah barokallahu fiih.

Alhamdulillah Allah mudahkan, Allah beri kesehatan dan kelancaran. Ziyad sehat-sehat pas di waktu-waktu ujian ini dan bisa lancar berangkat sendiri bolak-balik ke Bantul 4 hari. Sehat pas lagi ujian UTBK-nya.

Begitulah, hawa nafsu dan pertimbangan yang hanya didasarkan logika, ditambah hembusan dari setan, hasilnya akan membuat kita menjauh dari ketaatan. Alhamdulillah Allah beri hidayah dan petunjuk dan bisa cepat beralih dari pertimbangan berdasar logika itu.

Ketaatan –apalagi terkait Al-Qur’an– insya Allah tidak akan memberatkan kehidupan kita. Sebaliknya, itu lebih baik dari segala yang kita kumpulkan, memberi ketenangan dan kemudahan dalam perjalanan kehidupan kita, insya Allah.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِى ٱلصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Yunus: 57-58)

وَرَحْمَتُ رَبِّكَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (QS. Zukhruf: 32)

Semoga Allah selalu membimbing dan memberi petunjuk ke aku, Abang dan anak-anak serta keturunan kami, memberi ketakwaan, kehormatan dan kekayaan hati.

cizkah
Jogja, 26 April 2025

Buku Menata Hati
Buku Menata Hati [versi cetak]
E-Book Menata Hati di Play Books

Leave a Reply