Kisah 1: Awal Hubungan Kami dengan Ustadz Abdurrohim

Aku rasa, aku perlu menceritakan, bagaimana hubungan kami dengan ustadz Abdurrohim terjadi.

Flashback…sekitar tahun 2013-an.
Waktu itu Abang berusia 33 tahun.
Anak kami, baru 2, Ziyad yang berusia 6 tahun dan Thoriq yang baru berusia 2 tahun.

Abang “melihat” kebaikan yang ada pada ust Abdurrohim yang pada saat itu berusia 17 tahun. Di suatu kajian seorang syaikh, setelah kajian selesai, Abang menghampiri ust Abdurrohim dan menyatakan keinginan belajar kepada beliau.

Alhamdulillah, beliau menyambut permintaan Abang.

Di awal, Abang sempat mengajak beberapa orang untuk belajar bareng kepada ust Abdurrahim.

Responnnya bermacam-macam. Yang paling kuingat, dari cerita Abang, ada yang merespon, “Masa belajar sama yang lebih muda.”

Waktu itu, Abang merasa sangat takjub dengan respon itu.

Di awal-awal, ada 2 orang yang mau ikut belajar. Tapi semuanya ga bertahan. Akhirnya Abang belajar sendirian. Pernah Abang udah ke Bantul, ternyata beliau sedang berada di daerah kota. Beliau bilang akan pulang sebentar lagi. Dalam waktu 15 menit, beliau sudah hadir.

Sekali belajar, Abang akan sampai pegel-pegel mulutnya.

Perlu diketahui, ketika mengajukan belajar, Abang bukanlah sosok yang dikenal atau terkenal. Bukan siapa-siapa. Sampai sekarang pun jarang ada yang mengenali Abang secara fisik.

Cuma seorang laki-laki biasa –yang kemana-mana pakai motor– yang mau belajar tahsin.

Kadang kita melihat seseorang dari usianya, kendaraan apa yang di bawa, kedudukannya. Barulah kita akan menyesuaikan respon dan sikap.

Semoga kisah ini bisa jadi pelajaran.
Bahwa sebab akibat dari sesuatu yang kita lakukan, ga harus terjadi lurus begitu saja segera terjadi setelah kita melakukan sesuatu.


Tau ga… sebenarnya kalau mau di flashback-in lagi, “koneksi” kami dengan ustadz Abdurrohim terjadi bahkan sebelum bertemu dan berhubungan langsung.

Ada beberapa tulisan aku yang bercerita tentang beliau, tentang hafalannya, tentang bacaannya ketika jadi imam di selipan-selipan tulisanku tentang Ziyad.

Abang juga barusan ingetin lagi, flashback kejadian kami ikut kajian di mustek UGM yang diadakan FKIM. Waktu itu ada ust Abdurrahim kecil yang membaca Al-Qur’an untuk di awal kajian.

Buku Menata Hati
Buku Menata Hati [versi cetak]
E-Book Menata Hati di Play Books

Leave a Reply