Beberapa waktu yang lalu, gigi susu seri Handzolah sebelah kiri akhirnya rompal. Tersisa setengah gigi dalam keadaan bergerigi. Sepertinya akhirnya patah setelah sebelumnya bagian tengahnya gigis menipis dalam waktu singkat.
Sekitar sebulan 25 hari sebelum gigi itu rompal patah, aku pernah menanyakan ke mba Sapti yang seorang dokter spesialis gigi anak. Keadaan gigi Handzolah waktu itu sebenarnya sudah membuat aku sedikit gundah. Terlihat ada lubang di gigi serinya. Aku bahkan sempat mefotonya karena mau mengkonsultasikan gigi tsb.
Satu-satunya jalan sepertinya hanya menambalnya. Karena kondisinya sepertinya belum memungkinkan untuk membawa bayi berusia satu tahun itu ke dokter gigi, aku cuma berharap gigi itu bisa bertahan sampai kondisinya memungkinkan.
Tapi ternyata kegigisan itu prosesnya cepat banget. Aku pikir, setidaknya bisa bertahan sampai usia 3 tahun seperti Ziyad dulu. Jadi, masih bisa diupayakan ditambal. Apalagi Handzolah belum makan permen atau camilan manis-manis kaya kandungan gula.
Ternyata ga lama setelah konsul itu, gigisnya mulai melebar dan merata membentuk garis -tidak rapi-di tengah gigi. Pas aku lagi siwakin, ternyata giginya sudah ringkih banget oglek di bagian gigis, tapi belum sampai patah total.
Sampai akhirnya suatu malam sehabis makan, pas lihat Handzolah ternyata giginya sudah positif rompal hehe.
Terbersit kesedihan, tapi buru-buru berusaha bersikap positif. “Qodarullah wa masyaa-a fa’aal.”
“Ga papa yang penting sehat yah.”
Cuma gigi rompal yang akan digantikan dengan gigi lainnya insya Allah.
Kalau diingat bahwa Handzolah bisa lahir, hidup, selamat, di usia kehamilan 35 minggu 3 hari itu udah alhamdulillah banget.
Kalau diingat bahwa dia lahir dalam keadaan udah darurat karena detak jantungnya udah semakin meningkat. Yang ternyata setelah lahir ketahuan bahwa ketubannya udah menipis (yang berarti detaknya meningkat kemungkinan karena hipoksia), maka apalah arti rompal gigi ini.
Kalau diingat bahwa Handzolah, dengan berat hanya 1,8kg, ternyata ketika akhirnya mulut mungilnya menempel pertama kalinya ke payudaraku setelah 26 jam ga ketemu, bisa langsung menghisap, apalah arti rompal gigi ini.
Ternyata rasa kecewa itu muncul di Ziyad. Mungkin dia sempat menangkap sirat kegundahanku ketika awal mengetahui gigi Handzolah mulai rompal. Walau pun aku segera meralatnya dan segera meng”gak pa pa” kan, Ziyad tetap sempat dua kali melontarkan penyayangannya demgam kerompalan gigi Handzolah.
“Yah, Mi, gigi Handzolah Mi.”
Akhirnya aku sebutkan lebih rinci bahwa masih banyak kenikmatan lain yang perlu disyukuri selain gigi ini. Alhamdulillah adik sehat, selamat, normal.
Alhamdulillah dia ga nyebut-nyebut lagi masalah gigi ini setelah aku ingatkan terus bahwa yang penting adik sehat.
Dam giginya yang sebelah kanan pun menyusul mulai menipis akhir-akhir ini. Mungkin memang karena asupan dia ketika di dalam perut ga maksimal. Makanya tingkat kalsium giginya kurang. Secara perawatan (siwak dll) udah aku upayakan. Alhamdulillah Kholid masih lumayan keadaan giginya walaupun tetap masih lebih bagus gigi Luma yang usianya udah mau 4 tahun InsyaAllah.
Semoga sehat terus semuanya ya. Aamiin.
Jogja, 20 Desember 2017/2 Rabi’ul Akhir 1439
Diselesaikan sambil nenenin Handzolah yang lagi hangat badannya – jadi nenen terus-. Menjelang jam 1 malam dan lagi nunggu momen bisa melepas nenen karena harus isi perut setelah nenenin mereka dan karena masih bakal harus nenenin lagi InsyaAllah sambil tidur nanti.
Kemarin, Luma yang hangat dan kemarinnya lagi Thoriq yang hangat plus tadi pagi udah ngik-ngik nafasnya. Semoga Allah mudahkan urusan kita semuaaaa.