Nontonnya Apa?

Tadi baru aja ngomong-ngomong sama Abang tentang proses masuk salah satu pesantren yang kami ketahui. Metodenya wawancara.

Masalah banyaknya hafalan, prestasi sebelumnya atau hal semacam itu hanya sebagai pertimbangan keberapa. Atau bahkan bukan hal yang berpengaruh. Yang dilihat adalah hasil dari wawancara itu dan kemampuan menghafalnya (disuruh menghafal dalam rentang waktu tertentu).

Wawancara yang dilakukan itu lebih berkaitan dengan kalau di rumah ngapain aja, ummi sama abi ngapain dll. Intinya sih kegiatan sehari-hari. Karena dari situ nanti ketahuan gimana sih kehidupan sehari-hari si anak. Gimana pendidikan yang dibentuk orang tuanya. Gimana karakter si anak. Apakah suka main game? Gimana karakter si ortu. Apakah memang mendukung pendidikan si anak.

Dan seterusnya.

Abang kan kemudian manggil Ziyad sama Thoriq. Karakter komunikasi di keluarga kami alhamdulillah insya Allah termasuk terbuka banget. Ada bercanda, ada dimarahinnya. Teutama komunikasi sama bapak ya. Seringnya kan anak kurang bisa komunikasi sama bapak. (atau bisa dibilang, itulah pengalaman aku dulu sama Papa).

Terus kita bercanda, nanya, kalau ditanyain sama orang, Ummi Abi biasa di rumah nonton apa?

Mereka mikir.

Terus jawab. “Kalau Abii…nonton kopii.”
Abang nambahin sendiri, “Nonton hewan-hewan.”

Thoriq apa Ziyad nambahin lagi, “Nonton bahasa Arab.” Maksudnya ini Abang biasa dengerin kajian syaikh bahasa Arab. Kalau aku tahunya Abang juga nargetin sehari dengerin satu video dari learning al-jazeera

Kalau ummi?

Aku cuma komentar. Ummi gak pernah deh kayanya. Gak sempet.
Maksudnya, aku kan kalau di depan laptop ya lebih banyak untuk ngerjain kerjaan. Kalau megang HP sambil nenenin, kebanyakan jawab pembeli hahaha. Atau baca buku, atau update IG :D.

E terus Ziyad bilang yang intinya kalo Ummi tuh nonton tutorial desain.

Aku yang ber “Ooo iya….” Hehe. Kan kalau lagi diperluin aku nonton tutorial atau contoh untuk inspirasi untuk kerjaan aku. Biasanya Ziyad emang jadi ikutan melihat. Nonton bareng. Hehe..kan memang minat dia ke arah ini ya. Jadi nyambung obrolannya sama aku tentang ini.

Ngga, kami juga bukan orang suci. Pasti ada salah-salahnya juga.
Cuma kepikiran aja, masya Allah ya…baru tes wawancara anak masuk sekolah terus ditanyain aktivitas ortunya tuh udah kaya langsung kepikiran, “Apakah kami pernah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang kurang bagus untuk anak?”

Dan betapa malunya kan kalau sampai ketahuan orang.

Padahal, sebenarnya gak butuh khawatir nanti ketika ditanya orang bakal dijawab apa kan ya untuk selalu BERUSAHA berbuat baik. Melakukan sesuatu yang bermanfaat. Meninggalkan yang gak bermanfaat (seperti main game). Karena ada malaikat yang selalu mencatat amalan kita.

Yang paling penting, karena Allah Maha Melihat.

Mari muhasabah lagi jadi orang tua.

 

cizkah
30 September 2018/Muharam 1440 H
Sore hari Ahad. Kembar lagi bobo.
Mulai di ketiknya 28 Agustus 2018, selesainya baru hari ini hihi.

 

 

Buku Menata Hati
Buku Menata Hati [versi cetak]
E-Book Menata Hati di Play Books

Leave a Reply