Sharing tentang Pondok

Sejak aku share tentang pengumuman jadwal ujian masuk universitas di Instagram, ada beberapa dm yang nanyain terkait penjurusan dan hal-hal terkait itu. Dibarengi juga kabar dari teman-teman yang berencana memasukkan anaknya ke pondok. Baik tingkat SMP ataupun tingkat SMA.

Aku yang sudah memondokkan dua anak dan merasakan berbagai hal di dalamnya, rasa-rasanya ingin menyampaikan berbagai hal yang kami ketahui. Tapi… bukankah tidak semua orang ingin mendapat nasehat dan masukan? Belum lagi informasi yang kami miliki juga memang bukan sesuatu yang bisa dibagikan secara terbuka di umum. Jadinya, respon aku biasanya sebatas, “Oh…” saja :).

Apa hubungannya pondok dan ujian masuk univeristas? Oh tentu saja ada. Tapi ini mungkin belum bisa tergambarkan oleh teman-teman. Sama seperti kami dulu belum ada gambaran ketika memasukkan anak pertama ke pondok.

Pas juga baru-baru ini, ada seseorang yang nge-dm aku dan mau berdiskusi karena berencana memasukkan anaknya ke pondok. Ketika aku menceritakan sebenarnya aku punya rencana mau mengadakan sharing tapi sangat masih ragu-ragu apakah memang sebenarnya sharing ini diperlukan atau engga, ternyata ia mendukung dan bersedia jika memang harus membayar untuk mengikuti acara ini.

Jadilah aku coba siapkan sharing ini supaya benar-benar lebih tersusun dan tersampaikan semua hal yang perlu dibagikan. Aku bahkan sudah mencoba “ngomong” sendiri dan didengarkan oleh Abang supaya bisa mendapat masukan jika ada hal-hal yang kurang patut dibagikan atau juga ada hal yang masih perlu dilengkapi lagi.

Sharing ini insya Allah berisi insight-insight yang harapannya bisa membantu teman-teman dalam mempertimbangkan untuk memutuskan mendaftarkan anak ke pondok atau tidak.

Biaya mengikuti sharing ini adalah Rp 150.000 
Apakah mahal? Jika teman-teman tahu berapa biaya yang kami sudah habiskan untuk anak-anak ke pondok dan mendapat berbagai “pengalaman yang beneran mahal banget”, maka nilai ini gak ada seperseratusnya. Beneran. 

Tau gak berarti apa Teman-Teman? Artinya kalau memang jadi memasukkan ke pondok, bisa diperkirakan habis berapanya, dan itu baru perkiraan dari sisi MATERI aja dan baru dikali 100 kali lipat. Padahal habisnya JAUUUH LEBIH banyak dari itu. Jadi, sebelum benar-benar habis-habisan, semoga insight dari sharing ini bisa membuat teman-teman memiliki pertimbangan yang lebih matang insya Allah.


وَقَالَ لُقْمَانُ الْحَكِيمُ لِابْنِهِ: شَاوِرْ مَنْ جَرَّبَ الْأُمُورَ فَإِنَّهُ يُعْطِيك مِنْ رَأْيِهِ مَا قَامَ عَلَيْهِ بِالْغَلَاءِ وَأَنْتَ تَأْخُذُهُ مَجَّانًا

Lukman al-Hakim pernah berkata kepada anaknya “Bermusyawarahlah dengan orang yang telah berpengalaman, karena dia akan memberimu pendapat yang dia dapatkan dengan membayar mahal (melalui pengalamannya), sedangkan kamu bisa mendapatkannya dengan percuma.” (Sumber:  https://www.islamweb.net/ar/article/233722/عليك-بالمشورة)

Tidak berpanjang-panjang, silakan teman-teman yang ingin mengikuti acara ini mengisi Form Pendaftaran Pondok Batch 2 ya. Setelah mengisi

[PENDAFTARAN Sharing Pondok : Batch 1 Februari 2025 sudah selesai alhamdulillah].

Sharing ini insya Allah ONLINE ya. Untuk link pertemuan dan hal-hal terkait ini insya Allah menyusul sebelum acara berlangsung insya Allah.

وَقَالَ بَعْضُ الْحُكَمَاءِ: نِصْفُ رَأْيِك مَعَ أَخِيك فَشَاوِرْهُ لِيَكْمُلَ لَك الرَّأْيُ

Ada orang bijak yang berkata, “Separuh pendapatmu ada pada saudaramu, maka mintalah pendapat darinya agar pendapatmu menjadi utuh sempurna.”

Lebih lengkap bahasan tentang musyawarah bisa dibaca di catatan Abang tentang Musyawarah.

Semoga Allah jadikan acara ini berkah dan bermanfaat untuk aku dan yang akan mengikutinya.

[Dokumentasi Sharing Batch #1]

cizkah
Senin, 27 Januari 2025

Buku Menata Hati
Buku Menata Hati [versi cetak]
E-Book Menata Hati di Play Books

Leave a Reply