Agar Anak Lebih Mudah Bicara

Berikut sepercik kutipan dari buku karangan Ibnul Qoyyim yang berjudul Tuhfatul Maudud bi Ahkaamil Mauluud.

Sekiranya sang bayi telah mendekati masa mulai dapat berbicara, untuk membantu melancarkan fase tersebut, hendaklah lidahnya diolesi madu dicampur dengan garam androni. Sebab keduanya dapat menghilangkan kelembaban dalam mulut yang menghalangi bayi untuk segera dapat berbicara.

Jika ia mulai dapat berbicara, maka kalimat yang pertama kali ditalkinkan kepadanya hendaklah “laa ilaha illallah muhammadur rasulullah”. Dan pelajaran pertama yang diperdengarkan kepadanya adalah ma’rifatullah (mengenal Allah) dan pentauhidan kepada-Nya. Di samping itu, ia juga ditalkini kalimat yang mengandung makna bahwa Allah ta’ala bersemayan di atas Arsy-Nya, Maha Mendengar atas segala pembicaraan para makhluk dan Dia selalu menyertai mereka dimanapun berada.

Selesai kutipan.

Update 12 Agustus 2022. 

Karena aku nulis ini 10 tahun yang lalu, di mana Ziyad baru usia 5 tahun, Thoriq baru 1 tahun dan adik-adiknya belum lahir, jadi efek dan cerita dari tips ini belum banyak terkuak ^^ .

Alhamdulillah, kali ini baru ada kesempatan bahas ini lagi dan ternyata banyak sekali pertanyaan terkait garam, madu, prakteknya bagaimana, dst. 

Garam dan Madu

Terkait garam, yang biasa aku praktekkan adalah garam dapur biasa. Jangan garam halus instan ya. 

Alhamdulillah sudah Abang bantu cek di kitab aslinya. Ini aku kasih catatan langsung di bagian kalimatnya. Ibnul Qoyyim menuliskan garam androni. Kemudian ada ulama yang menjelaskan (di footnote) yang benar adalah garam dzar-ani. Maksudnya garam yang sangat putih.

Ini mungkin terkait tulisan asli yang biasanya dalam bentuk manuskrip. Jadi, terbacanya androni.

Madu tentu saja juga gak merk tertentu. Madu apa saja. Karena yang menulis ini ulama zaman dahulu, insya Allah sifatnya global. Bukan garam atau madu yang sulit dicari. 

Waktu Menggosok

Praktek menggosok lidah anak dengan garam ini dilakukan tidak tiap hari. Karena biasanya anak kurang nyaman. Tapi untuk anak yang memang sedang diupayakan untuk mudah berbicara bisa dicoba supaya lebih “intensif”. Dalam arti, tidak berjarak sampai berpekan-pekan antara gosokan lidah yang satu dengan yang lainnya. 

Aku mempraktekkan tips ini cukup sering ke Ziyad, karena dulu Ziyad belum bisa ngomong sampai usia 2 tahun. Alhamdulillah usia 2 tahun 3 bulan dia mulai ngomong dan setelah itu bisa banyak kosa katanya. Ternyata, setelah lahir adik-adiknya yang empat orang, terlihat bagaimana Ziyad yang paling fasih insya Allah.

Akhirnya tips ini pun aku coba terapkan ke keempat adik Ziyad walaupun mereka sudah besar.

Cerita Ziyad mulai bicara bisa di baca di tulisan Ziyad 2,5 tahun.

Kurang Nyaman

Pada prakteknya, anak-anak biasanya kurang nyaman saat diberikan ini. Wajar karena rasa antara madu dan garam itu kemudian digosok ke lidah cukup bikin sensasi aneh. 

Setelah digosokkan ke lidah, biarkan anak kemudian berkumur-kumur untuk menghilangkan ketidaknyamanan.  

Praktek Terkini

Aku masih praktek tips ini baru-baru ini. Dan sudah beberapa kali. Yang terakhir adalah tanggal 29 Juni 2022 (baru sekitar 1,5 bulan yang lalu). Aku terapkan ke Thoriq, Luma, Handzolah dan Kholid dengan harapan lidah mereka bisa fasih. Bisa melafalkan bacaan Al-Qur’an sesuai dengan makhorijul hurufnya. Bahkan, aku juga terapkan ke diri aku pribadi :).

Karena sudah mendidik 5 orang anak, aku merasa mendidik anak makhorijul huruf itu butuh kemampuan lidah. Mau kita ajarkan, kalau lidahnya kurang mampu, tetap terasa sulit buat anak. Ziyad sudah bisa aku ajarkan mengeluarkan huruf-huruf hijaiyah sesuai makhroj sejak usia 6 tahun alhamduilllah.

Tentang Huruf R atau Huruf lainny

Ga ada tips khusus dari aku untuk melatih huruf r. Alhamdulillah, saat praktek terakhir, kembar belum bisa melafalkan beberapa huruf. Ketika tulisan ini dibuat, kembar sudah mulai bisa melafalkan huruf r dan j.

Luma dan Thoriq juga sama, sekitar usia 6 tahun baru bisa melafalkan huruf r.

Kadang aku meminta anak yang sudah berusia 5 tahun untuk melafalkan kata yang mengandung huruf r. Tapi saat meminta mereka melafakan bukan dalam posisi ditekan atau dipaksa. Lebih ke kondisi santai, bercanda dan insya Allah gak ada unsur bully. Bully di sini maksudnya mereka direndahkan atau diejek karena belum bisa melafalkan huruf r.

Beberapa hari yang lalu, kembar coba-coba sendiri melafalkan beberapa kata yang mengandung huruf r di depan aku. Ternyata bisa alhamdulilah

Sebelum usia 5 tahun, aku belum mengajarkan mereka. Dalam arti membiarkan karena aku anggap belum mampu. Sama seperti mengajarkan huruf-huruf hijaiyah, masih banyak huruf yang belum bisa mereka lafalkan. Lanjut tapi sambil tetap diajarkan makhroj yang benar.

Praktek lain yang aku jalankan, ketika bicara ke anak-anak ga dicadel-cadelin.

Semoga bermanfaat 😉

cizkah
28 November 2012 – diupdate dengan cerita pengalaman pribadi 12 Agustus 2022.