Rak Buku

Dulu, kami belum banyak pertimbangan ketika membeli rak buku. Cuma sekedar yang penting bisa meletakkan buku dan si ambalan rak kuat menahan buku.

Ternyata, seiring waktu mulai tahu yang diinginkan dari rak buku tuh seperti apa. Apalagi kalau dibuat untuk menyimpan buku-buku yang tebal dan berat. 

Tips singkat untuk yang pingin buat rak buku paling sederhana:

  • Usahakan dari kayu solid
  • Ukurannya tinggi sekat disesuaikan dengan tinggi buku maksimal. Biar bisa maksimal penggunaan spacenya. 
  • Ukuran panjang dan tinggi secara keseluruhan dari rak penting banget untuk diperhatikan ya. Karena berkaitan dengan space di rumah. Mesti tahu, rak kita cukup gak untuk diletakkan di sudut yang kita rencanakan. 
  • Jika ambalan berbentuk horisontal memanjang, maka jangan terlalu panjang tanpa sekat. Karena kemungkinan melengkung atau kemampuan menahan beban buku berkurang. Jadi lebih baik dibuat ruang-ruang bersekat. 
  • Ruang bersekat ini juga berguna untuk memilah jenis buku.
  • Beri penutup di bagian belakang. Penting untuk ngasih penutup di belakang apalagi kalau rak bukunya nempel dinding. Biar gak banyak kena kotoran cicak. Karena tembok aja – bagi yang memperhatikan – suka kotor karena cipratan kotoran cicak.

Untuk pertimbangan tertentu, rak buku bisa dibuat berpintu kaca supaya gak mudah debu atau kotoran masuk tapi masih bisa kelihatan isi raknya. Tapi ini tergantung pertimbangan masing-masing. Yang jelas nanti nambah budget karena kaca juga mahal dan pertimbangan ke ukuran dan bentuk rak juga bakal beda lagi dibanding yang bentuk sederhana tanpa pintu. 

Rak Buku Bahan MDF

Ini kami beli jadi di salah toko mebel Jempol Jogja, lokasi Gejayan.  Sebenarnya aslinya modelnya adalah tinggi. Tapi seiring waktu, kalau diisi buku, khawatir ambruk karena secara model, kurang seimbang antara lebar dan tinggi. 

Modelnya termasuk bagus. Kayanya, bahannya adalah MDF, bukan particle board. Raknya terasa lebih kokoh. 

Tapi karena posisinya direbahin, akhirnya ada bagian sekat yang jadi memanjang dan kurang bisa maksiml untuk nyimpan buku. Di sisi lain juga, membutuhkan space cukup panjang, sekitar 1,8 m. 

Detail Rak Buku Lama; 12 Ruang Sekat

Sebenarnya, kami sudah punya tempat langganan untuk mesan rak atau meja dari kayu. Dulu Abang nelusurin beberapa usaha pembuatan kayu kaya gini yang alhamdulillah berjejer dan cukup banyak di Jogja.

Namanya mas Purnomo. Nanti aku sebut raknya jadi rak mas Purnomo ya. Tapi yang pegang kontaknya cuma Abang. Kadang-kadang hal sederhana ngeshare nomor kontak pihak tertentu antar suami istri itu ternyata bisa jadi kompleks ya :D. Akunya juga kaya pingin coba tempat lain yang aku bisa lebih fleksibel ngerequest beberapa hal yang sesuai aku inginkan. 

Karena dari hasil yang kemarin-kemarin, bukan aku yang komunikasi. Dan Abang seperti laki-laki pada umumnya. Gak terlalu detail mikirin berbagai hal terkait barang.  Jadi, hasilnya ya sedapatnya dari mas Purnomo gimana.

Bagian tepi atas ditutup kayu
Bagian bawah juga ditutup kayu. Kalau pas lagi ditata kalau kita pingin pepet-pepet itu jadi makan tempat ya sebenarnya.

Untuk rak yang kami buat pertama, spesifikasinya seperti ini:

  • Ruang sekatnya ada 12:  3 mendatar x 4 vertikal
  • Total panjang rak 1,5 cm x tinggi 160 cm. Jadi ruang tiap sekat kira-kira adalah lebar 50 cm x tinggi 40 cm kurang.  Waktu itu kami minta finishingnya transparan, bukan warna coklat khas rak anak kos. 
  • Bahan kayu solid. Yang satunya kalau gak salah mahoni, satunya lagi campuran jenisnya tapi gak terlalu paham.
  • Belakang pakai triplek.
  • Bagian depan kaki rak diberi penutup dan atas juga diberi penutup.  Yang ini merupakan faktor penting juga perbedaan dengan rak baru yang aku pesan. 

Raknya insya Allah bagus. Stabil; gak ringkih. Tapi ada sisa space di tiap sekat karena buku-buku tingginya gak ada yang sampai 40 cm :).

Bisa aja dimaksimalin untuk menyimpan buku dengan cara  posisi buku tiduran dan ditumpuk meninggi. Tapi kalau buku disusun tegak, ada banyak sisa ruang yang kalau digabung-gabung tiap sekat, itu sebenarnya bisa dapat ruang sekat baru. 

Detail Rak Buku 16 Kolom

Alhamdulillah, setelah merasa memang positif membutuhkan rak buku lagi, aku mulai searching lagi yang kira-kira raknya bisa sesuai kebutuhan dan harapan hehe.

Kebutuhannya kan jelas ya sudah butuh, karena buku yang benar-benar berserakan karena buku pelajaran yang mesti ditampung udah mulai untuk 3 orang. Maksudnya sesuai harapan adalah yang modelnya sesuai yang aku inginkan. Sederhana, minimalis, warnanya natural atau putih, muat banyak buku. 

Ini aku riset lumayan lama. Pertimbangannya banyak, mulai dari harga, model, lokasi. Alhamdulillah sempat ngewhislist salah satu pembuat rak yang lokasinya di Jogja.

Kalau dapat penjual dari online ini kan kita harus hati-hati ya. Karena penampakan dan hasil belum tentu sama dengan yang di display. Nah, untuk toko yang ini, aku lihat produk-produk lainnya real pic dan insya Allah bagus. Maksudnya real pic ini malah foto rak seadanya pas lagi di lokasi pembuatan, bukan dibuat-buat yang terkesan jadi bagus dan wah. Aku coba kontak dan diskusi berlanjut sampai akhirnya beneran order lewat wa. 

Nama toko di tokopedia Karya Asta Craft. Nama pemiliknya mas Gadang Raharja. Kontaknya di sini ya: 0895 3923 75265. Lokasi Bantul.

Spesifikasinya benar-benar aku yang request dari awal biar sesuai kebutuhan.


1. Ukuran per sekat 34 x 34 cm.

Ini udah aku ukur sesuai dengan rak yang dipakai untuk nyimpan buku anak-anak. 


2. Kedalaman rak 30cm.

Tadinya aku ditawarin dengan kedalaman rak 25cm. Aku ukur rak MDF dan rak mas Purnomo, kedalamannya rata-rata 32-34 cm. Masalahnya, dengan ukuran yang cukup tinggi, kalau kedalamannya terlalu kecil, ini cukup beresiko karena rak jadi kurang stabil dan kokoh. Alhamdulillah ternyata kedalamannya bisa jadi 30cm (ini sudah maksimal, kalau lebih dari itu mesti nambah kayu lagi, otomatis biaya nambah). 


3. Aku minta 4 x 4 sekat.

Tadinya aku sempat mau 5 x 4 (biar dapat banyak sekat hehe). Tapi ditotal sama ketebalan kayu tiap sekat jadinya panjang banget. Gak cukup ruangnya.

Waktu nyusun ini, prosesnya lebih lama dan melelahkan dibanding waktu beresin buku Abang. Karena beresin dan nyusunnya sambil mikir. Buku mana yang ditaruh di sekat yang mana. Biar mudah diakses krucil. Jenis-jenis bukunya juga berusaha diatur biar enak dan jelas ngambilnya.

Alhamdulillah dengan ketebalan kayu 2cm, ditambah 4 sekat x 34 cm; total panjang rak adalah 144cm x tinggi 144cm (tingginya nambah dikit sama kaki sekitar 5cm).

Alhamdulillah banget dengan ukuran panjang dan tinggi segini bisa dapat 16 sekat. Masya Allah laa quwwata illa billah.

mesti pas karena ruangnya udah harus serba diperhitungkan

Ini aku beneran bawa penggaris/meteran kemana-mana. Kalau mau beli barang yang cukup makan tempat aku bakal ngukur-ngukur kaya gini. Karena ruangannya kan juga terbatas, jadi harus hati-hati. Jangan sampai beli barang yang nanti malah bingung bakal taruh dimana.


4. Sengaja gak mau terlalu tinggi, biar juga insya Allah aman untuk anak-anak.

Benar-benar faktor safety itu jadi pertimbangan juga ya. 

Buat perbandingan. Utnuk krucil masih bisa nyampe ngambil buku sampai rak ketiga

5. Kakinya dibikin tanpa penutup baik di belakang atau depan.

Karena udah ngerasain rak yang kaki depannya ada penutup, itu suka ada barang yang masuk dari belakang. Gak kelihatan dan gak bisa dicari sampai suatu hari rak itu digeser hehe. 

Sengaja biar kalau ada barang masuk kolong, ya langsung ketahuan dan bisa dibersihkan tiap saat. 

Kakinya di bikin minimalis kaya gini. Kalau mau model seperti ini, sebaiknya ngomong dan dikomunikasikan. Karena bisa aja dikasih penutup yang gak sesuai keinginan kita

6. Rak bagian atas juga gak usah ditambahin kayu di tepi-tepinya.

Enakan gini ternyata. Karena untuk menata barang-barang lebih fleksibel dan rapi insya Allah.


7. Bahan pinus.

Kalau ini dari sananya memang nyediain pakai bahan ini. Masalah kayu, aku gak terlalu mikir banget. Tapi untuk model besar seperti rak, minimal yang jadi pertimbangan adalah kayu yang dipakai itu bukan kayu sengon yang biasa dipakai untuk rak kos-kosan :). Kalau kayu sengon bakal ringkih kemungkinan jadi mudah doyong. Kayu sengon juga cukup mudah kena rayap.


8. Penutup belakang juga dari kayu pinus.

Terharu deh bagian ini. Alhamdulillah. Aku gak tahu kalau bisa seperti ini dan hasilnya sesuai batas ekspektasi minimal secara model dan bahan. Sempat bahas masalah penutup ini dan ditawarin mau triplek atau kayu. Waktu nanya harganya, bedanya 100an ribu, tapi kan hasilnya ya beda banget secara kokohnya juga. Kalau triplek itu soalnya lebih ringkih dan kena dorongan dikit bisa lepas (pengalaman di rak mas Purnomo). 


9. Finishingnya natural.

Kalau mau dicat putih bisa juga, beda harganya 100 ribuan. Tapi aku suka nih yang natural gini :).


10. Secara kehalusan, untuk bagian-bagian tertentu hasilnya gak benar-benar halus ya.

Aku gak terlalu request di bagian ini emang. Tapi insya Allah gak masalah banget. Karena nanti seiring waktu, yang namanya kayu-kayu gini akan menyesuaikan kok. Seperti meja kotak yang dulu kami beli. Pertama kali dipakai, setiap sudutnya tajam kaya perlu diamplas biar gak melukai. Seiring waktu, akhirnya jadi menghalus.

Saat proses pembuatannya, mas Gadang bilang gak usah DP. Nanti bisa COD. Ini boleh ya untuk model transaksi seperti ini. 


Selama prosesnya, mas Gadang juga komunikasi terus ke aku. Sudah sampai tahap apa pembuatannya. Beliau juga nanyain kalau ada hal  yang bisa berpengaruh ke model atau hasil. Seperti masalah kaki, ditanyain lagi dipastiin, apa penutup belakang juga gak sampai lantai. 

Harganya juga terjangkau banget. Tadinya sama pengantaran, dikasih harga 1juta 300. Ternyata pas sampai katanya dikasih diskon.  Alhamdulillah kena 1,1 juta. Aku lihat di display tokopedia, secara raknya saja, dihargai Rp 990.000. Memang dari Bantul ke tempat aku tuh jauh ya. Jadi wajar insya Allah ongkir segitu pakai mobil.

Alhamduilllah, segini dulu cerita tentang rak buku di rumah. 

Semoga informasinya bermanfaat

cizkah
Yogyakarta, 21 Februari 2021

Leave a Reply