Belajar Itu Perjuangan

Jeda dari selesai satu modul yang padat, aku berdiri dan nyamperin Abang yang posisinya di ruang tengah.

Aku sambil olahraga ringan buat bahu dan kaki
Abang bangkit juga dan berdiri di hadapan aku.

Sambil gerakin tangan ke depan ke belakang, aku bilang,

“Bang aku udah mau nangis tadi, Bang. Padet banget modul 11-nya,” ngomong gini sambil mata berkaca-kaca 🥹.

Abang terus cerita dari video yang beliau lihat. Syaikh Ayman ketemu dengan seorang Syaikh yang itu dulunya adalah salah satu muridnya.



Syaikh Ayman cerita kalau sang murid ini dulu suka nangis kalau belajar sama Syaikh karena tau sendiri kan Syaikh Ayman emang ketat banget ya.

Suatu hari Syaikh Ayman denger ada suara ngelafalin “ضَ ضِ ضُ” dari dapur.

Ternyata itu adalah sang murid yang sedang memperbaiki pelafalan hurufnya.

Di video itu, Syaikh Ayman tanya, sekarang sudah berapa yang diberi ijazah sanad?

Sang murid menjawab 80 orang.

Intinya -udah sering Abang bilang- belajar itu pasti cape.



Fotonya pas belajar sebentar di Cengkir.
Komposisi warna yang menarik walau pas lihat modul dengan background pink gonjreng dan teks kuning aku langsung bilang, “Laa haula wa laa quwwata illa billah 😆.”

فالشّعر صعب و طويل سلّمُه
إذا ارتقى فيه الذي لا يعلمُه
زلّت به إلى الحضيض قدمُه

Syair itu sulit dan panjang tangganya.
Jika dinaiki oleh orang yang tidak mengerti
Kakinya akan tergelincir ke bawah

Sekalian murojaah, ini syair dari Al-huthoi-ah.
Jenis dari syair المشطور dilihat dari sisi عدد تفعيلات.
Al Masythur jenis syair setengah dari jenis syair At-Taam.

Bagian arudh (taf’ilah akhiroh syitr alawwal) berubah menjadi dhorb (taf’ilah akhiroh syithr ats-tsani)

cizkah

8 Mei 2024

Leave a Reply