Belajar Al-Qur’an Bersama Ziyad Mulai Berjalan

Alhamdulillah, proses belajar Al-Qur’an bersama Ziyad sudah berjalan 2 pekan ini bersama seluruh anak.

Sebenarnya, di bulan Ramadhan, ada satu anak yang sudah mulai belajar bersama Ziyad. Ini karena faktor usia -sudah 14 tahun- dan pilihan waktu yang memungkinkan yaitu pagi hari.

Karena mempertimbangkan waktu belajarnya di ba’da Maghrib dan ba’da Isya plus usianya juga yang sebagian masih kecil-kecil, makanya ditetapkanlah proses belajarnya dimulai ba’da lebaran.

Dari awal proses belajar ini, Ziyad masih dimentoring aku dan Abang. Bisa dibilang, pekan pertama proses belajar, aku dan Abang juga ikut menyimak setiap anak yang sedang menyetorkan hafalannya.

Setiap selesai satu sesi setoran, kami bertiga diskusi karena sambil mengenali karakter dari setiap anak dan cara yang kira-kira tepat agar hasil belajarnya lebih baik insya Allah.

Peserta Didik

Berat ya bahasanya peserta didik hehe.

Usia anak yang ikut belajar bersama Ziyad sangat bervariasi. Paling kecil 4,5 tahun dan paling besar usia 14 tahun. Variasi usia lainnya yang ada 5th, 6th, 8th, 9th, 10th, 11th dan 12th.

Dari sisi bekal hafalan yang dibawa juga berbeda-beda. Besarnya usia tidak sama dengan banyaknya hafalan.

Karena sebagian besar masih kecil-kecil, proses pengajarannya pun bisa beda-beda banget.

Sebagai contoh, ketika ada anak yang belum langsung mau membaca surat yang diminta. Di situlah aku masuk ke area Ziyad mengajar dan bilang ke Ziyad, “Ziyad, coba Ziyad dulu yang baca Al-Qur’an.” Maksud aku gpp ananda yang masih malu-malu biar mendengarkan aja dulu. Yang penting bisa dapat sesuatu yang bermanfaat dari pertemuan ini. Dan mendengar Al-Qur’an itu sendiri kan sudah sesuatu yang bermanfaat. Alhamdulillah setelah Ziyad baca surat An-Nas, sang anak mulai mau membaca :).

Waktu Belajar

Waktu yang dipilih masing-masing anak berbeda-beda. Ada 5 orang anak yang memilih untuk belajar 5 hari dalam sepekan. Termasuk yang berusia 4,5 tahun.

Yang lainnya memilih 2x per pekan atau 1x per pekan.

Untuk yang memilih 1x atau 2x dalam sepekan, kami juga diskusi supaya tetap bisa ada faidah yang bisa diambil di tiap pertemuan.

Dari awal saat mengontak masing-masing orangtua, aku sudah menyatakan karena hanya 1x atau 2x per pekan, maka tidak bisa ekspektasi yang maksimal. Harus tetap ada peran orang tua di luar pertemuan untuk menambah hafalan agar hasil belajar Al-Qur’annya bisa lebih maksimal insya Alah.

Lokasi Anak

Lokasi anak-anak yang belajar juga bervariasi. Dari Indonesia, ada yang dari Sidoarjo, Bogor, Jakarta, Bandung, ada juga dari nun jauh di Gorontalo. Dari luar negeri ada dari Jepang satu orang dan Jerman dua orang. Waktu belajar tetap sesuai dengan waktu yang sudah ditetapkan dengan tolak ukur WIB.

Story dari ortu ananda Fata, alhamdulillah masya Allah laa quwwata illa billah.

Teknis Mengajar

Karena karakter dan kemampuan tiap anak beda, setiap sesi sudah ada catatan sendiri. Ada yang sudah mulai nyaman dan terbiasa, ada juga yang masih malu-malu. Alhamdulillah, insya Allah Ziyad bisa membawa dirinya ketika menghadapi -terutama- saat menghadapi yang usianya masih 4-6th :).

Video yang aku rekam belum bisa menggambarkan keseluruhan proses belajar karena gak setiap saat aku bisa ngerekam karena khawatir menganggu proses belajar yang ada. Atau bisa juga memang proses tersebut gak aku ketahui momennya.

Karena Ziyad sendiri juga belum punya pengalaman punya anak atau mendidik Al-Qur’an di tiap tahapan umurnya, disitulah aku banyak kasih masukan untuk teknis dan proses belajarnya.

Misal ada anak yang kurang lancar karena sudah mulai menyetorkan juz 28. Aku bilang ke Ziyad supaya pakai aplikasi Al-Qur’an. Nanti hpnya pakai kamera belakang. Harus Ziyad tunjukin tiap ayatnya.

Atau nanti ketika mulai di tahap talqin menambah ayat untuk yang intensif belajar (soalnya ada yang belum bisa baca Al-Qur’an kan ya yang usia 4,5 th), aku bilang ke Ziyad, “Nanti misal dia sudah sampai tahap iqro 4 atau 5, gpp Ziyad mulai talqin sambil memperlihatkan Al-Qur’an.” Ditunjuk supaya anak terbiasa insya Allah.

“Kaya adek dulu juga gitu, Ziyad.”

Waktu Ziyad juga gitu sih hehe, tapi aku ingetnya yang paling deket.

Untuk saat ini, semuanya masih dalam tahap menyetorkan hafalan yang sudah dibawa. Jadi belum ada yang sampai di tahap penambahan hafalan. Pelan-pelan.

Ini baru permulaan. Semoga bisa istiqomah dan sabar dalam perjalanannya.

Semoga Allah membimbing kami -terutama Ziyad- dalam mengemban amanah ini. Aamiin.

Catatan: Karena biasanya ada yang bertanya ingin ikut mendaftarkan anaknya, aku kasih catatan sekalian untuk saat ini sudah full waktunya ya. Kalau ada yang kosong insya Allah aku akan mendahulukan mengontak yang sudah mendaftar dan mengisi form di tulisan Amanah untuk Ziyad.

cizkah
Jogja, 5 Mei 2024

Leave a Reply