Proses keputusan, “Iyah, kita pindah aja”, gak semudah dan gak setiba-tiba ini kok. Proses berpikir dan gundah gulananya lama. Dan ketika sudah diputuskan pun, aku masih gelisah. Soalnya berkaitan dengan pengeluaran yang gak sedikit (bahkan pinjem2 : D) dengan harapan tentunya segala sesuatunya harus lebih baik dari kemarin.
Ceritanya, kami sekarang ini tinggal di Bantul. Di Kepanjen, udah masuk Jl. Pleret gitu deh. Pokoknya jawuuuh banget dari kota, dan desaaaa banget. Sampe-sampe kalo ngelewatin satu jalan yang sangat panjang yang membelah dua sawah yang sangaat luas, abang selalu gak bisa gak komentar, “Udaranya sejuk ya dek walau panas.” Atau komentar2 semacam itu. Yang jelas, kita di desa bangetthh..walaupun deket sama Rumah Sakit Rajawali Citra.
Sebelum pindah ke rumah yang sekarang, kita udah pernah menempati (ngitung dulu),
- Waktu baru nikah tinggal di kontrakan pasutri selama 9 bulan (cuma 1 kamar & KM lho!)
- Ziyad lahir, langsung pindah ke rumah lumayan besar di Lempongsari selama 1 th.
- Karena yang punya rumah mo nempatin (padahal harga sewanya lumayan murah 3.5 jt/th), akhirnya kita pindah ke Bantul, ke jalan Sawo dengan harapan bisa gak terlalu pindah2 lagi.
- Ehh…setelah setahun, lagi tenang2 dan memutuskan utk memperpanjang kontrakan di jalan Sawo ini, kita dapet kabar yang punya rumah juga mau nempatin, akhirnya pindah ke Jambidan ini. Pokoknya nyari yang murah2, kebetulan kerjaan abang dulu banyak dilakukan dari rumah. (Intinya kita tiap tahun selama 4 tahun ini pindah rumah euy!)
Nah, di Jambidan ini, kita udah bayar 2 th sebenarnya. Dan baru berjalan 6 bln kontrak. Cuma ada beberapa alasan, akhirnya kami ingin pindah, walaupun berarti gak deketan lagi sama Uus (beserta Said yg temen mainnya Ziyad) atau dg pesantren Jamil. Sayangnya, walaupun lumayan dekat jarak rumah kami ke Bantul, aku hampir gak pernah bisa ikut kajian rutin sore hari. Kalaupun dulu pas niat (udah beberapa kali), qodarullah kajiannya mesti lagi libur. Padahal aku gak tau kapan lagi jadwal kajiannya akan dimulai. Dll dll alasan2 lainnya terutama juga dikaitkan dengan kesibukan kami sekarang.
Makanya, kalau tetap tinggal di sini, rasanya kami cuma bisa mendapat cipratan-cipratan ilmu yang tentu aja bikin seorang muslim jadi gelagapan. Karena kita itu hidup untuk menuntut ilmu kan bagaikan ikan yang sangat membutuhkan air. Kalo tetep tinggal di sini, waktu utk belajar dan yang lain-lain habis di jalan dan di rasa lelah. Dan yang aku takutkan adalah, kalau kami hanya menjadi lilin. Ingin bermanfaat untuk umat, tapi badan sendiri habis digerogoti api. Wal iyyadzu billah…
Makanya dari kemarin juga gundah gulana terus bawaannya. Karena merasa ada something yang harus diberesin tapi masih terhalang beberapa hambatan. Sampai akhirnya, Senin kemarin, abang dan aku diskusi panjang lebar ba’da sholat Shubuh. Dan akhirnya kami sepakat membuat keputusan ini.
Mudah-mudahan dapet kontrakan yang baik (karena hampir 2 tahun ini tinggal dirumah dan dibawah tekanan tikus-tikus yang merajalela). Mudah-mudahan bisa ikutan ta’lim di Pogung. Mudah-mudahan segalanya lebih baik lagi. Aamiiin.
Oh ya…dan mudah2an, kami bisa punya rumah sendiri (dan semoga tidak putus asa dalam mengharapkan rahmat-Nya untuk bisa memiliki rumah sendiri). Sayangnya, sampai saat ini, blum ada solusi keempat sebagai alternatif yang kami pilih untuk memiliki rumah sendiri. Kalau pinjem bank emang sama sekali ga masuk dalam pertimbangan kami.
Memang yang utama dlm mencari rumah/kontrakan selain nyaman adalah tetangga, dan kesempatan utk tholabul ilminya um. Ana pernah 1,5 th tinggal sama mertua di sebuah desa di kaki gunung slamet, jauh dr ta’lim, gak ada radio sunnah, tdk ada akhwat/ikhwan terdekat, rasanya benar2 hampa….Sedikit demi sedikit ilmu dan sunnah mulai kendor. Alhamdulillah sekarang kami tinggal di lingkungan yang baik, insya ALLAH. Kami merasa lebih baik baik secara agama maupun dunia Semoga ALLAH memudahkan selalu urusan anti ukh..Tawakal dan istiqomah selalu ukhty. Banyak berdo’a.. Jangan lupa puasa sunnah, sedekah dan qiyam lail ya… (krn itu pintu-pintu kebaikan ).
assalamu’alaykum mba cizkah.. keif hal?
waaa mau pindah lagi ya? perasaan baru kemarin pindah ya..
trus sisa kontrakan yg sudah dibayar 2 thn itu gimana mba? emang bisa diambil lagi?
btw kok bisa sama ya kita hidup berbagi sama tikus2..hiks2… bedanya.. aq ditambah hidup sama cicak2 mba…
apalagi musimx ya mba di Yogya?
btw insyaAlloh pertengahan tahun ini ana mau pindah rumah juga mba, di Wirokerten deket Jamil…
oiya, kapan mau main kerumah ana?
Semoga ummu ziyad dan keluarga dipermudah segala urusannya..
Wah, kita tetep jauhan dong kalo gitu. Kok pindahnya ke wirokerten? Terus kontrakan dian sendiri gimana? Kan baru juga.
Alhamdulillah yang punya insya Allah ngembaliin uang sewa yang satu tahun. Tapi gak langsung, krn istrinya baru keguguran dan habis biaya banyak.
Dian gimana keadaannya. Baik2 aja to kandungannya?
iya mba, pindah ke wirokerten itu sudah yg paling deket sama kota.. sekitar 250m dr ringroad selatan… gak jauh dari Jamil, Kota Gede, terminal, dll
sebetulnya sih alasan utamanya krn disitu yg paling murah… hehe trus ownernya juga salafy, jadi transaksinya alhamdulillah dipermudah hingga detik ini…
insyaAlloh nahnu pindahnya sekitar bulan Juni-July nunggu rumahnya siap huni mba..
kontrakannya sisa 2-3 bulan saja kok mba.. gak tau deh mau diapain…
dedeku alhamdulillah lagi doyan nendang2 ummy-nya mba.. hee
klo ummy-nya lg doyan hunting perlengkapan baby..
Ziyad sehat kan mba?
Dah pindah rumah po mba?
sudaah…sudah seminggu yg lalu alhamdulillah