Judinya Anak-Anak

 

Sebenarnya, Ziyad (9th) udah pernah dijelasin tentang judi. Tapi memang jenis permainannya beda dengan yang terjadi kemarin. Judi yang aku jelasin lebih ke permainan tepok-tepokan, gundu. Semuanya itu gak pake uang. Tapi kalo main terus mereka nanti ada yang “ngambil” mainan temannya karena “menang”, maka itu judi. Wajar sih kalo Ziyad belum ngerti. Kadang, kita sendiri sebagai orang tua masih bertanya-tanya atau baru tahu kalau ternyata permainan yang ini atau yang itu haram.

Satu sore menjelang Ashar di bulan Ramadhan ini,  Ziyad ngasih tahu, “Mi, nanti minta 1000 ya. “H” mo ngadain kuis di rumahnya.”

“Kuis apa?”

“Ya kuis. Nanti bayar 1000 yang ikutan.”

“Lho…itu mah judi Ziyad.”

Ziyad langsung pasang muka melongo ceringisan heran.

“Lha iya..yang namanya judi gitu Ziyad. Nanti pada bayar kan? Terus gak ketahuan siapa yang dapat. Ujung-ujungnya sebenarnya si “H” juga mau cari duit. Ziyad belum tentu dapat hadiah. Itu namanya judi.”

Terus dia kaya baru keinget. “Nanti Ziyad bilangin H kalo gitu.”

Iya, pokoknya jangan main itu ya.

Sebenarnya kalau mau ambil dari laci meja kerja abang/aku atau dari toples uang recehan, Ziyad bisa aja ngambil sendiri. Tapi kita memang nekanin banget untuk izin dulu sebelum pakai uang yang ada di rumah. Berapapun itu. Gak boleh ambil-ambil sendiri. Itu bagian dari amanah. Alhamdulillah anak-anak sampai saat ini – dan semoga seterusnya – patuh sama amanah ini.

cizkah
29 Juni 2016/24 Ramadhan 1437 H

 

 

Buku Menata Hati
Buku Menata Hati [versi cetak]
E-Book Menata Hati di Play Books

2 thoughts on “Judinya Anak-Anak”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *