Perasaan ini bisa muncul kapan pun, dimanapun karena dengan sebab apapun. Pun juga tidak tidak mesti terjadi dari sisi mertua, bahkan orang tua sendiri pun bisa.
Si A misalnya, sebagai anak, ia sendiri merasa memang bukan anak kesayangan orang tua. Akhirnya ketika ia punya anak, ia merasa anaknya pun diperlakukan biasa-biasa saja.
Atau si B, yang mengharapkan anaknya ditimang-timang oleh sang mertua. Diberi hadiah berupa apapun. Tak mesti mahal, tapi cuma ingin tahu anakku diingat tidak oleh mertua, katanya. Tapi harapannya tak kunjung datang.
Dan masih banyak perasaan lain yang banyak jenisnya. Yang jelas intinya sama, mertua/orang tua tidak sayang cucu.
Lalu, bagaimanalah ini? Apakah perasaan ini salah? Kalau iya, bagaimana cara menepisnya?
Kita sebagai Anak atau Menantu
Alhamdulillah, kita diberi tuntunan syari’at yang sangat jelas tentang kewajiban sebagai anak. Dan ini berlaku juga sebagai menantu.
Karena peran kita sebagai istri, adalah juga membantu suami untuk melakukan kewajibannya kepada orang tuanya.
Kita memang memiliki hak untuk mendapatkan kasih sayang. Tapi yakinlah, secara fitrah orang tua sudah mencurahkan segenap kasih sayangnya sejak kita kecil. Bahkan doa untuk orang tua yang kita amalkan adalah agar Allah menyayangi mereka sebagaimana mereka menyayangi kita di waktu kecil.
Maka, pada saat perasaan resah gelisah ingin agar cucu (anak kita) mendapat perhatian lebih dari mertua, cenderungkanlah hati untuk mengingat kewajiban kita sebagai anak, yaitu berbakti kepada orang tua.
Akan lebih baik lagi jika kita memikirkan bagaimana kitalah yang menunjukkan kasih sayang dan perhatian itu kepada mertua atau orang tua.
Akan lebih baik lagi jika kitalah yang memberikan hadiah kepada mereka.
Akan lebih baik lagi jika kita berusaha mendapatkan surga dengan berbuat sebaik-baik apa yang bisa kita perbuat untuk mereka.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda.
رَغِمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ، ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الكِبَرِ، أَحَدُ هُمَا أَوكِلَيْهِمَا، فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ
“Celaka, sekali lagi celaka, dan sekali lagi celaka orang yang mendapatkan kedua orang tuanya berusia lanjut, salah satunya atau keduanya, tetapi (dengan itu) dia tidak masuk syurga” [Hadits Riwayat Muslim 2551, Ahmad 2:254, 346]
Tips Menghilangkan Perasaan Sedih karena Merasa Cucu Tak Disayang Mertua/Orang tua
- Ingat kewajiban utama kita, yaitu bakti kepada orang tua.
- Ingatlah bahwa yang lebih pantas, kitalah yang memperhatikan mereka. Karena kita tidak mungkin membalas budi baik mereka. Aneh jika kita kemudian malah mengharapkan mendapat tambahan budi dari dari mereka.“Seorang anak tidak dapat membalas budi kedua orang tuanya kecuali jika dia menemukannya dalam keadaan diperbudak, lalu dia membelinya kemudian membebaskannya.” (HR. Muslim no. 1510)
- Biasakanlah diri kita untuk tidak mengharapkan balasan ketika melakukan kebaikan untuk orang lain. Baik itu hal yang sifatnya materi atau non materi. Apalagi ini adalah orang tua kita sendiri atau orang tua suami kita. Ingatlah apa yang kita harapkan adalah keridhoan Allah.
- Buang pikiran negatif (rasa was-was) dan biasakan berpikir positif. Was-was itu dari setan. Jika muncul perasaan ini, cobalah dengan membaca surat al-mua’awadzatain (surat Al-Falaq dan An-Naas).
- Jangan “menularkan” perasaan negatif ini kepada pasangan atau bahkan ke anak kita sendiri.
- Fokuslah untuk memberi perhatian kepada anak dan tidak mengharapkan orang lain yang memberi perhatian :).
- Jadikan pikiran kita saat ini menjadi bekal kita bersikap di masa depan. Bukankah kita esok insya Allah juga akan menjadi nenek?
Semoga bermanfaat.
cizkah
Jogja, 5 Syawal 1437 H/11 Juli 2016
Artikel www.ummiummi.com
Assalamu’alaikum wr. wb
Saya memiliki case hampir sama di atas, yaitu Istri saya yang tidak suka dengan ibu saya karena tidak pernah mengasih apapun terhadap anak saya. Dengan status orang tua saya yang pas-pasan dan masih memiliki 2 anak yang sekolah.
istri saya selalu mempermasalahkan hal itu, dan sering sekali jika ada orang lain atau saudaranya bilang “anak saya dikasih apa oleh neneknya?” maka istri saya langsung menjudge ibu saya tidak peduli, cuek dan tidak sayang terhadap cucunya, padahal hanya memiliki satu cucu.
Saya sudah memberikan nasihat tetapi malah case tersebut menjadi melebar dan kemana-kemana. Bagaimana untuk menanggapi hal ini?
Mohon bantuannya
Terima Kasih
Wassalammu’alaikum Wr. Wb
mungkin bisa diawali dengan membagi artikel ini.
tentu saja terus mendoakan dan mengingatkan bahwa bakti anak kepada ortu yg lebih ditonjolkan. Apa bakti yang sudah kita lakukan untuk orang tua kita.
semoga Allah melapangkan hati kita semua untuk berbakti kepada orang tua kita (mertua kita) secara ikhlas.
Ma syaa Allah
Jazakillahu khayran.. artikelnya sangat membantu. Setidaknya ini juga sebagai pengingat kpd para anak, bahwa kita perlu memperhatikan perasaan kita, tapi kewajiban kita terhadap orang tua ternyata jauh lebih utama untuk kita perhatikan, dengan mengingat pahala yg besar jika berbuat baik (termasuk memaafkan & memberi udzur), dan dosa yg besar pula jika melakukan yg sebaliknya, maka perhatian kita terhadap perasaan kita akan terkesampingkan, apalagi mengingat kebaikan orang tua yg jauh lebih besar dari pada sekedar kesalahan orang tua yang mungkin kurang mempèrhatikan, atau kita yg merasa kurang disayang. Maka, mengingat kewajiban dan instropeksi diri lebih utama, daripada kita sibuk “melayani” perasaan atau hati kita yg tersakiti.
Wabillahit taufiq
Assalamualaikum wr wb..
Saya memiliki mertua sebenernya baik, tetapi sangat pilih kasih terhadap menantu dan cucu.. Anak mertua saya 2 laki laki semua,dan suami saya anak terakhir, mertua selalu menyayangi menantu pertamanya, karena kakak ipar sy ini bekerja dan sarjana, sedangkan saya hanya ibu rumah tangga dan cuma lulusan SMA. Dan disinilah kesedihan sy ketika setiap kluarga sy memberikan oleh oleh, atau sy memberikan oleh oleh kpd mertua sy.. Tdk pernah di makan bahkan tidak di sentuh sm skali, beda halnya dgn kakak ipar sy,styp kakak ipar sy membawa oleh2 utk.ibu mertua sy ibu mertua sy slalu bilang enak dan enak.. Disini sy bener bener mrasakan sakit hati dan anak sy pun jg tidak pernah di gendong, lain halnya anak kakak ipar sy yg slalu di gendong kmanapun, pdhl ada pembantu tetapi di mobil, di rumah slalu di gendong…, bagaimana menghilangkan rasa agar sy bisa sabar dan cuek menghadapi smua ini? Wassalamualaikum wr wb..
Postingannya udh lma ya,
Tp hmpir mwkili prsaan sya jg sih ini,
Kalo ak sih lbih berdamai dgn hati dan diri sndiri sja,
Anak ku dri dlm kndungan pun sdh di bedakan dgn mrtua, mrtua tdk prnh mnanyakan keadaan ank sya sjk di kndungan, bhkan ketika adat mitoni pun dia tdk seantusias dri ank adik suami q, hingga saat anak q umur 3 th tetaplah yg di syng cucu dri anak adik suami q, memang hati q ttep sja sakit cmbru, terisis mlhat anak q di bedakan sma neneknya, ada persaan tdk terima anak q di perlakukan sprti ini, karena latar blkg suami memang sudah di bedakan dlu sma ortunya, ortunya memng lbih syng sma adiknya mkanya ortunya lbih syg cucu dri adeknya, tp ak mncba berdamai saja dgn hati,brfkr biarlah toh msh bnyk yg lain yg synh sma ank q, wlo kdg nangis kmbli lgi bedamai dgn hati