Manset Kaki

Sejak awal nikah, kalau lagi mau keluar rumah, Abang selalu nanya, “Pakai daleman kan?”

Maksudnya, aku pakai dobelan celana apa engga.

Alhamdulillah dari sebelum nikah, aku emang udah biasa pakai kemeja buat daleman dan celana sebelum gamis. Jadi, dapat pertanyaan yang sebenarnya adalah bentuk lain dari perintah; gak terasa aneh atau berat insya Allah.

Flashback

Sebelumnya, kita bahas dulu ke zaman dulu kala, sebelum aku benar-benar total pakai gamis dan jilbab besar ya :).

Waktu zaman SMA dan awal-awal kuliah, kebiasaan aku pakai jilbab nutup dada (bukan yang lebar panjang, tapi juga yang bukan ngetat di leher :)), kaos atau kemeja panjang dan celana jeans. Kadang pakai rok jeans atau rok bawahan. Ya intinya, bukan gamis terusan gitu. Cenderungnya atasan dan bawahan terpisah. Bahannya juga ga jauh-jauh dari katun dan kaos. Dengan model seperti ini, tentu saja aku gak pakai dalaman seperti yang akan kita bahas yah.

Pakai Gamis

Lama-lama memang akhirnya nyamannya pakai rok terusan gitu. Ketika memakai rok terusan inilah, aku mulai pakai dalaman. Dalamannya dari kemeja-kemeja yang dulunya aku pakai buat atasan. Jadi bahannya rata-rata katun dan nyaman buat nyerap keringat.

Memakai rok terusan atau gamis ini memang lebih praktis. Apalagi ketika sudah punya anak. Karena kondisi hamil dan menyusui, area pinggang lebih nyaman kalau menggunakan rok/gamis terusan.

Gak Berkaitan dengan Umur

Masalah dalaman ini, insya Allah gak berkaitan dengan umur. Bukan berarti kesimpulan buat yang udah berumur, “Ah masih muda, masih sempat ngurusin kaya gituan”. Atau yang muda kemudian berpikir, “Ah, udah berumur, jadinya mikirnya ko gitu banget.”

Tahun ini aku udah mau 40 alhamdulillah, dan aku ngerjain ini udah dari usia sekitar 23 tahun. Jadi udah 17 tahunan insya Allah. Jadi ini insya Allah gak berkaitan sama masih muda atau udah tua. Wait… 40 itu itu tua ya :D. Ya…diganti bahasanya. Bukan tua.. Tapi yang udah berumur :D.

Pakai dalaman ini, lebih ke kenyamanan dan supaya menjaga orang lain juga tetap nyaman dengan keberadaan kita. Pun juga bagian dari menjaga aurot kita.

Jadi gak perlu merasa insecure kalau memang gak terbiasa pakai dalaman ya :).

Apalagi yang dipakai sehari-hari memang pakaian yang nyerap keringat atau semisal itu. Atau misal gamisnya sering ganti. Atau emang karena memang jarang berada di kondisi keringetan yang berarti pakaian yang di pakai ga mudah bau. Atau karena naik kendaraan roda empat yang berarti pakaian yang dipakai insyaAllah ga mudah tersingkap.

Ini karena alasan untuk memakai dalaman itu ada dari beberapa sudut pandang sebagaimana akan aku sebutin di bawah.

Sebab Pakai Baju Dalaman Sebelum Gamis

Sebabnya karena kebanyakan bahan gamis itu, kurang bagus buat nyerap keringat. Kalau ga pakai baju dalaman, jadi gampang bau keringat atau bau asem.

Pakai kemeja/baju daleman yang bahannya nyaman biar nyerap keringat. Harus ada lengannya. Karena justru bagian ketiak ini yang harus dikasih tambahan biar keringatnya keserap di bagian ketiak pakaian dalam. bukan nyentuh langsung ke gamis.

Aku gak mau orang yang pakai jilbab dan gamis besar dapat stigma negatif “bau asem”.

Kalau dulu zaman kuliah, misal pagi aku kuliah pakai gamis A, pakai dalaman X. Sorenya kajian, tetap pakai gamis A. Tapi dalamannya udah ganti jadi dalaman Y. Ini ngaruh banget insya Allah. Beda kalau dari pagi pakai gamis A dan gak pakai dalaman. Sorenya ikut kajian pakai gamis A lagi. Kemungkinan besar bakal bau asem deh.

Cara tambahan biar gak bau asem, insya Allah di postingan setelah ini. Aku tulis di sini biar aku juga bisa langsung nulis gak nunda-nunda :). Karena bahasannya agak panjang dan di luar topik pakaian. Insya Allah kalau sudah ketulis, aku tambahkan linknya di sini biar bisa langsung diakses dari tulisan ini.

Sebab Pakai Celana Dalaman Sebelum Gamis

Pakai celana karena zaman jadi mahasiswa, aku kemana-mana naik sepeda. Jadi biar yakin ketutup. Ga cuma ngandelin kaos kaki. Karena kaos kaki cenderung ngecap bentuk betis banget atau pendek. Atau panjang tapi kemudian karena gerakan-gerakan di atas sepeda, akhirnya melorot :).

Kadang, kalau melihat seseorang tersingkap gamisnya dan kelihatan kaos kaki yang nempel di betisnya itu tetap jadi kaya ngeliat betis hehe. Apalagi kalau kaos kakinya pakai kaos kaki warna kulit.

Alasan Abang Aku Perlu Pakai Dalaman

Nah, waktu baru nikah, Abang concern-nya ke hal lain lagi. Yaitu masalah pakaian yang akan ada kemungkinan “nerawang”. Jadinya, bener-bener hampir selalu ditanya pakai dalaman apa engga. Biar lebih aman ketika lagi di luar. Kalau badan aku kena cahaya, ga kelihatan nerawang mbentuk lekuk kaki atau badan.

Jadi, dari berbagai sisi itu, sampai sekarang kalau keluar tetap pakai dalaman.

Kemungkinan Aurot Tersingkap

Nah, sejak 2 tahunan yang lalu, aku nemuin cara tambahan biar lebih yakin menutup celah kaki tersingkap saat naik motor atau naik sepeda. Aku sebutnya manset kaki. Sebab utamanya karena pakaian untuk dalaman yang tersedia di rumah memang jenisnya ya model dalaman legging atau terusan sampai celana dan gamis.

Ini sebenarnya sebab paling besar karena kejadian saat Kholid sama Ziyad mebonceng aku. Ada satu keadaan, aku ngerasa antara kaos kaki sama celana dalaman aku tuh kepisah. Jadi ada bagian kaki yang kelihatan. Akhirnya aku berhenti sebentar di pinggir jalan buat benerin.

Buat aku yang belum lihai banget naik motor, bawa motor sambil bawa balita tuh mesti hati-hati banget. Belum lagi pernah lihat berita tentang anak yang megang gas kemudian motor jadi jalan ga terkendali – na’udzubillah min dzalik.. Jadinya, harus super waspada setiap berhenti kaya gitu. Harus di netralin posisi gigi motornya.

Aku jadi mikir, gimana cara biar tetap konsentrasi dan gak harus berhenti di tengah jalan untuk benerin pakaian dalaman. Khawatirnya juga ketemu kejadian aurot tersingkap, tapi kondisi gak bisa berhenti di tengah jalan. Bisa gak tenang banget di perjalanan.

Sebenarnya, kejadian aurot kaki tersingkap sedikit juga kadang terjadi ketika aku membonceng Abang naik motor. Yang namanya kalau membonceng di belakang, ketika posisi baru naik di boncengan itu, mesti bagian celana daleman atau rok terangkat. Biasanya aku segera perbaiki. Yang susah kalau ada orang di sekitar. Aduh, cemas banget bawaannya kalau sampai ternyata kelihatan.

Manset Kaki

Dengan berbagai sebab itulah, supaya saat perjalanan bisa lebih nyaman dan ga terus menerus waspada mikirin aurot yang mungkin tersingkap, alhamdulillah Allah kasih petunjuk untuk pakai manset tambahan di kaki.

Jadi, selain pakai kaos kaki, aku pakai lagi manset kaki untuk area betis. Cara pakainya kalau aku, kaos kaki dulu, kemudian pakai mansetnya ditarik sampai hampir ke dengkul. Posisinya jadi si manset di atasnya kaos kaki. Lebih rapi seperti ini, jadi seakan-akan di manset kaki itu celana, padahal sebenarnya cuma potongan penutup. Kalau kaos kakinya yang di luar, agak bulky dan kurang rapi.

Alhamdulillah, sampai sekarang jadinya kalau lagi siap-siap keluar yang berkaitan naik motor atau sepeda, yang diambil dari lemari:

Gamis, jilbab, khimar, dalaman, kaos kaki, manset kaki, cadar.

Ribet? Engga ko insya Allah. Sebentar pakainya.

Untuk dalaman, aku pakai sistem dalaman yang langsung dari atas ke bawah. Dan dalamannya itu udah bisa jadi manset tangan.

Kecuali cuma keluar ke halaman atau ke warung, tentu aja aku pakai yang lebih praktis.

Biasanya pakai dress rumah yang lagi aku pakai buat dalaman. Yang aku selalu pakai saat siang hari, memang rok panjang dan berlengan panjang. Bukan daster yah. Karena siang itu banyak berkaitan sama ngajar. Utamanya ngajar Al-Qur’an anak-anak. Jadi, tetap kelihatan rapi dan sopan.

Dengan pakai dalaman rok panjang, udah cukup kalau cuma ke warung aja.
Karena tujuan supaya gak nerawang udah tercapai insya Allah.

Celana Legging Wudu

Aku belum ada kepikiran atau tertarik untuk beli legging wudu terutama karena:

  • Alhamdulillah dalaman yang aku punya sekarang itu udah nyaman banget insya Allah. Insya Allah aku jelasin dan review sedikit nanti di postingan tersendiri ya.
  • Untuk kaos kaki, aku lebih merasa aman kalau memang bisa dilepas pasang. Karena kadang yang namanya kaos kaki itu basah atau kotor. Jadi bisa diganti.

Kaos Kaki Selutut

Ada yang tanya, kenapa gak pakai kaos kaki panjang sekalian yang sedengkul?

Aku udah pernah nyoba tapi ga terlalu cocok. Sebenarnya di bahasan tentang ngecap di betis itu udah sedikit menjawab.

Tapi aku ingat-ingat lagi, sebabnya lainnya aku ga pakai cara ini karena kalau kaos kaki itu kan berarti sepanjang itu “nyantol” di kaki dan akan mengalami tarik ulur menyesuaikan gerakan kaki.

Akan ada masanya si kaos kaki ketarik-tarik karena gerakan kaki berjalan atau bergerak. Akhirnya bakal ketarik. Kendor sedikit aja, kaos kakinya bakal melorot. Mengkerut-kerut deh di bagian atas tumis. Beda sama manset kaki. Walau kelihatannya ujungnya kendor, tapi alhamdulillah dia ga bakal melorot. Karena dia bertahan di betis.  Ga melorot karena gerakan kaki insyaAllah. 

Bahasan tentang dalaman sampai di sini dulu ya.


Semoga bermanfaat.

cizkah
16 Mei 2021/4 Syawal 144

Buku Menata Hati
Buku Menata Hati [versi cetak]
E-Book Menata Hati di Play Books

3 Replies to “Manset Kaki”

  1. Belinya dimana umm?

    1. Itu manset tangan yang udah mulai lebar aja ☺️

  2. Oalah hihi

Leave a Reply