Ini adalah salah satu memori ASI si kembar bersama Luma.
HAMPIR setiap malam, disamping menyusui bareng si kembar kiri kanan, Luma ingin dia bisa pegang tangan aku.
Dulu, waktu hamil si kembar sampai mereka berusia 1 tahun, Luma nempel banget sama Abang. Mau tidur di samping Abang. Di kasur tambahan yang kami taruh di samping kasur utama.
Tapi, sejak si kembar umur sekitar 1 tahun, Luma udah gak mau lagi tidur bareng sama Abang. Alhasil dia tidur bareng di samping aku. Jadi posisi tidurnya dari kanan ke kiri adalah Kholid, aku, Handzolah dan Luma.
Saat kembar nenen kanan kiri jungkir balik, Luma yang mau tidur, harus megang tangan kiri aku. Kalau aku bergerak dikit, nanti dia cari-cari. Dan proses dia tidur tuh luamaaa.
Bisa kebayang gak?
Mesti belum ya.
Jadi badan sebelah kanan aku, udah harus posisi bersedia nenenin Kholid.
Badan sebelah kiri, posisi bersedia nenenin Handzolah. Biar lebih enak, biasanya aku meninggikan bantal. Kalau bantalnya terlalu datar, aduh, gak enak banget.
Nah, udah posisi kaya pasrah gitu, tambah lagi tangan kiri aku harus bisa disentuh-pegang terus oleh Luma.
Kalau udah 1 jam posisi kaya gitu, tapi Luma gak tidur-tidur, aku mulai minta dia lepas tangan dan meyakinkan dia insya Allah bisa tidur. Pegel banget soalnya. Bahkan sebenarnya dia sendiri juga pastinya sebenarnya gak enak karena posisinya jadi gak leluasa. Terbukti biasanya beberapa saat setelah lepas tangan sama aku, dia tuh bakal tertidur.
Situasi-situasi kaya gini yang kadang suka bikin aku malah tambah pengen nungguin mereka tidur. – yang biasanya itu baru bisa jam 12-an. Pingin “refreshing”. Biasanya setelah mereka tidur, aku makan lagi di dapur karena lapar habis menyusui. Baca buku. Nulis catatan dari buku yang aku baca.
Waktu kemarin proses sapih si kembar, Luma masih maunya kaya gini. Kemudian baru terpikir, sepertinya aku mesti mengafirmasi dia seperti mengafirmasi si kembar. Supaya bisa tidur sendiri tanpa pegangan tangan aku.
Akhirnya aku bilang ke dia,
“Luma…dua hari lagi Luma tidurnya gak pegangan tangan Ummi ya.” Kecepatan banget ya ini mah haha . . Gpp, karena udah keluar kalimat itu jadi aku ngomong lagi aja.
Sebenarnya, yang begini bukan cuma Luma. Duluu..pas zamannya nyusuin Thoriq, Ziyad juga melakukan hal yang sama. Mungkin karena sebenarnya si anak masih pingin sentuhan dan dapat perhatian kita ya. Waktu itu padahal Ziyad usianya udah lebih besar daripada Luma. Berhentinya justru karena Thoriq yang suka tidur di kasur sendiri. Akhirnya beli kasur lagi untuk Ziyad lagi. Berhenti gitu aja tanpa aku harus berusaha berhentiin.
Baru sekali itu aku sounding ke dia secara khusus masalah berhenti pegangan ini.
Soalnya berarti aku masih belum mantap sebaiknya gimana atau berapa hari lagi hehe. Alhamdulillah soalnya sejak kembar lepas ASI masih bisa meladeni Luma.
cizkah
9 Safar 1440/18 Oktober 2018