Perkembangan Kembar 3 Tahun 4 Bulan

Tulisan ini udah ditulis dari aku tulis tanggal di awal tulisan, yaitu bulan Februari. Cuma karena fokusnya tercurahkan ke pembuatan poster baru plus sambil ngadapin situasi Corona, terlupakanlah tulisan ini. Padahal niatnya mau dilengkapi.

Sekarang padahal udah ada beberapa perkembangan terbaru. Jadi, aku mau publish aja catatan yang ini.

11 Februari 2020 

Ya Allah…kangen banget ternyata nulis perkembangan anak-anak. Sesuatu yang sebenarnya aku suka banget ngelakuinnya dulu dan kalau baca sekarang pun merasa berharga banget catatan-catatan itu. 

Blog ini isinya ya tadinya catatan-catatan kaya gitu. Malam ini gak sengaja ketemu catatan Ziyad umur 8 tahun. Padahal sekarang Thoriq 9 tahun dan belum ada nambah catatan apapun di blog ini. 

Do what you can do today. For your self. For your kids. Not for everybody else. 

Bukan buat nyenengin orang. Karena orang akan berlalu. Sedangkan diri ini yang melalui semua itu. Anak-anak yang sebenarnya hanya sebentar berada di sisi kita insya Allah. 

Ngedot

Kembar masih ngedot. Aku sih udah sounding dari kemarin kalau mereka bakal berhenti ngedot. Tapi belum berhasil sampai sekarang. Memang akunya yang belum tegas banget untuk masalah ini. Gak kaya berhenti Asi yang aku memang benar-benar komitment berhenti. Mudah-mudahan akan sampai waktunya aku merasa fix harus nyetop dotnya mereka.

Cuma mereka yang benar-benar ngedot pake botol sampai lama kaya gini. Kalau kakak-kakaknya kan habis disapih gak pakai acara ngedot. Pernah sih Luma..cuma satu bulanan apa ya. Setelah tahu giginya ada sisa-sisa susu, akunya langsung gak senang hati dan memutuskan untuk memberhentikan secepat mungkin. Alhamdulillah kalau Luma dulu memang belum “nyandu”

Kognitif

Kembar sudah banyak sekali perkembangan bicaranya, pengetahuannya, nalarnya. Kadang aku sama Abang sampai terkaget-kaget dengan kalimat-kalimat atau hal yang mereka lakukan. 

Utamanya sebenarnya juga karena mereka banyak banget contoh dan hal dari kakak-kakaknya.

Misalnya Kholid. Saat megang cacing gede di halaman. Waktu itu lagi nanam-nanam sama Abang dan yang lainnya. Terus dia ngomong, “Bi, ini ularnya lagi ganti kulit.” Sambil ngasih lihat cacing yang udah mulai putus-putus haha. 

Walaupun dibenerin kalau sebenarnya itu cacing. Cacing gak ganti kulit. Yang ganti kulit itu ular. Tapi tahu dari mana kalau ular bakal ganti kulit? Tentu saja dari tontonan kakak-kakaknya yang beberapa waktu yang lalu sempat suka nonton tentang ular. 

Atau Handzolah yang ketika berjejer sama Kholid, “Coba coba. Ukur.” Maksudnya ngukur tingginya sama atau siapa yang lebih tinggi. Ini kenapa coba? Karena memang biasanya ngukur tinggi Ziyad sama aku atau Abang. Karena Ziyad pertumbuhan tingginya kan pesat banget sejak usia 12 tahun. 

Suka Ngerjain

Handzolah suka iseng banget. Mudah tersulut emosinya. Ini sejak kecil sebenarnya ternyata. Tapi dia insya Allah juga gampang banget ngalem lagi kalau udah tenang. Langsung meluk. 

Yang dikerjain semua orang. Baik dengan kata-kata atau perbuatannya dia.

Pertanyaan Kholid

“Mi, kok orang kafir gambar mata?” Ini kalimat “orang kafir” bukan doktrin gimana-gimana ya. Tapi di Al-Qur’an kan memang sering dibahas tentang orang kafir, munafik, muslim. Jadi emang lebih mudah menjelaskan yang di luar Islam ini dengan kalimat ini. 

Aku bilang, karena mereka gak ada aturannya. Tapi ya kadang ada orang Islam yang juga tetap gambar mata karena belum paham.

Abis nanya gitu dia nanya lagi, “Mi…Kok orang kafir makan tangan kiri?”

“Ya karena juga gak diajarin makan tangan kanan. Gak ada aturannya buat makan tangan kanan.”

Terus dia jawab lagi apa. Lanjut lagi pertanyaan selanjutnya.

Pertanyaan seperti ini bukan sekali nanyanya. Kadang besok-besoknya muncul pertanyaan yang sama. Tapi kalau sudah pernah dapat jawaban, biasanya mereka udah sambil nyahut jawabannya.

Suka Main Brick

Semuanya dari dulu suka main brick. Mainan yang paling awet, istiqomah dimainin ya brick ini. Bukan lego loh. Kalau lego cenderung setelah dibikin, trus udah…gak terlalu dikreasiin lagi. Kalau udah gede kaya Thoriq atau Ziyad memang nanti suka kreasiin dari imajinasi mereka sendiri.

Tapi kalau masih kecil-kecil gini, yang dimainin ya brick itu. Kaya gak bosan-bosan.

Kemarin juga sempat beli yang model pipa, ternyata juga pada suka banget.

Warna

Aku pernah nulis kalau Kholid suka warna merah dan Handzolah suka warna biru. Sejak dua bulan terakhir, Kholid merubah warna favoritnya menjadi HIJAU. Ya ampun…urusan warna sama mereka benar-benar lebih kental banget. Pakai baju, barang-barang. 

“Lolah yang biru”
“Olid yang hijau.”

Ini cara mereka menyebut diri mereka sendiri saat ini. 

Kalau aku sendiri, manggil mereka seringnya, “Handzoo..” atau “Khool..” ini kalo lagi manggil panjang. Kalau nama lengkap tentu aja  juga sering.

Handzolah tapi selalu dilatih untuk nyebut dirinya dengan Handzolah.

Urusan Baju

Nah ini juga deh. Ya Allah, kadang pakai baju jadi lama karena mereka milih-milih baju yang sesuai maunya mereka. Kadang aku harus tegaskan ke mereka pilihan yang ada. Tarik ulur.

Karakter

Karakter mereka..unik masya Allah. 

Kholid yang cenderung gak terlalu suka di keramaian atau membutuhkan adaptasi yang cukup lama. Punya daya imajinasi yang mirip sama Thoriq. Tentara, mobil dll. Dia bakal ngeluarin suara-suara sesuai khayalannya. 

Pernah pas di Taman Pintar, aku tinggalin ke kamar mandi. Ternyata pas balik-balik, Abang cerita Kholid abis jatuh karena dia lompat di tangga dekat area air mancur. Alhamdulillah ada alas karet. Jadi muka tangannya gak langsung kena lantai. Entah lagi berkhayal apa deh. 

Handzolah, cenderung santai. Keep moving forward. Gak banyak suara dan ngomong. 

Misal pas naik mainan mobil di Taman Pintar. Handzola santai sampai berkali-kali putaran. Kirain jatah dia memang banyak. Ternyata karena gak banyak yang main mobil itu, sama mas penjaganya dibolehin sepuasnya.

Sedangkan Kholid yang udah nunggu giliran, ternyata pas giliran dia, dua putaran udah minta berhenti. Agak aneh ya lihatnya. Padahal kan dia suka banget mobil-mobilan gitu. Lebih karena ke adaptasinya itu kalau menurut aku.

Adil

Sampai sekarang, insya Allah selalu berusaha adil untuk hal-hal yang memang bisa disamakan. Misal ngisi susu 150ml, harus diusahakan sama persis. Bagi makanan juga sama. Kalo pas baginya pakai dari 1 piring, aku hitungin sendokannya ke masing-masing mangkok. Daan seterusnya.

Insya Allah semoga bisa istiqomah mencatat perkembangan lainnya dari anak-anak lainnya.

Foto-foto semoga juga bisa dilengkapi.

diselesaikan 27 Mei 2020/4 Syawal 1441

cizkah

Buku Menata Hati
Buku Menata Hati [versi cetak]
E-Book Menata Hati di Play Books

Leave a Reply