Sebagai orang yang lahir di keluarga dengan anak banyak (lima itu cukup banyak kan yah), aku cukup terbiasa dengan sistem penjatahan. Apalagi kondisi ekonomi Mama Papa saat aku masih kecil memang serba tak pasti. Sudah biasa bagi kami untuk mendapat jatah makan satu rempela dan satu hati perorang untuk makan siang malam. Terserah nanti mau pilih makan hati dulu atau rempela dulu. Ziyad terheran-heran sekali mendengar cerita ini. Mungkn karena sebab itupula aku juga jadi penyuka lauk hati. Karena lauk hati bisa dicuil sedikit-sedikit tapi tetap berasa cukup sampai suap nasi terakhir, sedangkan rempela harus digigit ukuran lebih besar dan cepat habis sebelum nasinya habis. Jika lauknya telur, maka jatah per orang adalah satu setengah telur untuk makan siang dan malam. Silakan diatur sendiri apa mau makan setengah telur saat siang dan satu telur saat malam atau sebaliknya. Biasanya aku makan setengah untuk makan siang, biar puas pas makan malamnya. Makan lauk tanpa nasi, atau dalam bahasa kami “Gadoin lauk” itu adalah peristiwa langka. Sekalinya dibolehkan, senangnya luar biasa.