‘Ainun Mata, Anfun Hidung, Famun Mulut…

Kemarin ketinggalan mau cerita ini. Alhamdulillah Ziyad Syaikhan juga dah bisa ngenalin beberapa anggota badan.

Untuk kepala, biasanya dia suka nunjuk bagian-bagian tertentu terus ngomong “Aa?”, maksudnya aku disuruh sebutin tu apa. Dimulai dari bagian mata,

“Ainun…mata, anfun….hidung, famun mulut, udzunun kuping, khoddun pipi.”

Kadang ditambah sya’run rambut atau kalau main sama bang Hen, dia nunjuk jenggot, terus si Abi bilang, “Lihyah.”

Nah, kenapa untuk telinga kita sebut kuping. Soalnya kalau kita sebut telinga, Syaikhan langsung mengaum, “AaauummmM…” Heheheh, itu soalnya pas kemarin sempat beli buku tentang binatang-binatang (yang kini sudah habis dirobek tercerai berai), ada bagian gambar singa terus aku bilang, “Singaa…Aaaummmm.” Sampai sekarang jadinya kalau disebut singa, dia menyahut dengan mengaum. Nah, telinga kan terdengar akhirannya sama kaya singa. Ya udah deh, kita ganti kata kuping.

Kemarin ada tambahan kata baru. Buah…tapi dia nyebutnya “Wuuwahhh.” (Sambil mulutnya manyun banget pas bagian “Wu” :P)

Terus, kemarin dia lagi ngoceh-ngoceh, aku sengaja cari kata yang terdekat dengan yang dia ocehkan. Alhamdulillah bisa satu kata baru. “Pinjam”. Tapi dia nyebutnya cuma, “Jem.” Tapi kalau pakai bahasa Arab, insya Allah dia ngerti juga kalau aku bilang, “Ista’ir.” Nanti dikasih deh barang yang ada di tangannya.

Oya, tadi aku mainan sarung kan ya sama Ziyad, dijadikan berbagai permainan. Terus akhirnya aku capek, aku kenakan ke Ziyad (sebelumnya dilipat-lipat sampai seukuran badannya dia). Eh, ternyata dia langsung kesenangan terus sujud bangun sujud bangun. Hihihi…ceritanya sholat tuh. Aku iringi gerakannya dengan kata-kata, “Allahu Akbar…Allahu Akbar.” Tambah senang dia.

Habis itu aku nerusin mencukur kepalanya dia (He eh! Botak). Kemarin kan aku dah potong pendek. Tapi gak rapi potongannya. Terus aku tanya ke bang Hen, apa dibotakin aja. Bang Hen ngiyain. Ya udah deh. Mudah-mudahan badannya gak panas. Soalnya kan biasanya kalo botak jadi lebih dingin. Pas masih bayi banget dulu langsung pilek soalnya.

Buku Menata Hati
Buku Menata Hati [versi cetak]
E-Book Menata Hati di Play Books

Leave a Reply