Masih ada cerita ketika ke salon kemarin. Abang anter aku seperti biasa. Pakai motor ya ^^.
Waktu sampai di gapura jalan keluar dari kampung tempat kami tinggal, Abang sempat berhenti sejenak menunggu mobil dan motor yang lewat sebelum menyebrang.
Pandanganku tertuju ke seberang jalan dimana ada tempat penyucian mobil beserta warung lotek/gado-gado yang ada di depannya. Ada dua anak perempuan usia sekitar 8-9 tahunan sedang memainkan satu sepeda.
Aku bilang ke Abang, anaknya lucu-lucu masya Allah, berisi badannya. Mereka berdua sepertinya tau kalau aku memperhatikan dan juga sepertinya membicarakan aku hehe.
Namanya laki-laki yah, pandangannya agak kurang zoom out :D. Mungkin karena lagi mikir yang lain dan fokus ke jalan. Pas aku bilang gitu belum paham juga maksud anak yang aku maksud. Padahal Abang biasa juga beli ke warung lotek itu. Kedua anak perempuan itu akhirnya menggerakkan sepedanya bergerak dari area lapang tempat parkiran mobil ke area warung.
“Mana..mana?” kata Abang sambil menggerakan motornya menyebrang dan bergerak ke kanan jalan.
“Itu loh..” akhirnya aku harus nunjuk jelas ke arah kedua anak perempuan itu. Tapi aku berusaha sambil melengos aja nunjuk sebentar.
“Ih Abang tuh, kan masak aku harus nunjuk mereka. Kan mereka kayanya juga nyadar kalau aku lihatin dari tadi.”
Abang ketawa terus bilang kalau anaknya juga ketawa dan ngeliat ke arah kami berdua.
Kata Abang iya lucu, “Kembar itu.”
“Hah iya ya?”
“Iya, mirip banget kok.”
Terus aku inget-inget wajahnya iya kayanya mirip. Tapi yang satu emang dikuncir jadi gak terlalu nyata.
Kata Abang mirip Thoriq waktu kecil. Terus Abang bilang, makanya Luma pingin kalau punya adik pingin kembar perempuan terus mirip bang Thoriq.
Soalnya bang Thoriqnya sipit dan chubby banget terutama waktu kecil.
Terus aku tanya, “Abang mau gak kalau punya anak kembar lagi terus perempuan?”
Maksud aku kan kami berdua tau banget ya konsekuensi dan berbagai hal yang perlu dilalui kalau punya anak kembar hehehe.
“Mau Abang. Tapi nanti kalau bla bla bla…menyebutkan beberapa hal yang aku pun udah paham terkait beberapa kondisi dan rencana.
“Iya aku juga mau insya Allah,” ya tapi kan gak yakin juga kalau terus bisa punya anak lagi, udah gitu belum tentu perempuan terus kembar lagi haha.
Jadi, ini adalah obrolan ringan aja tapi pingin aku catet aja di sini karena ini udah obrolan yang ke sekian tentang “punya anak lagi” :).