Cerita Abang Ketemuan Ustadz Abdurrohim Setelah Sekian Tahun

Beberapa bulan lalu Abang seneng waktu dihubungi ust Abdurrohim via instagram. Waktu membalas Ust Abdurrohim, Abang memberi kabar perkembangan Ziyad sekarang.

Suatu siang di bulan Juli kemarin, Abang dihubungi ust Abdurrohim. Ternyata beliau lagi di Indonesia. Gak lama juga dihubungi ust Abdul Fatah paman dari ust Abdurrohim yang juga pernah ngajar Abang thifan. Ustadz Abdul Fatah ternyata sedang menemani ust Abdurrohim. Sebenarnya keduanya mau main ke rumah, tapi Abang bilang rumahnya gak kondusif. Pas tahu posisinya ternyata lagi main ke pondok dekat rumah, akhirnya direncanain sekalian aja ketemuan dan ngobrol di Cengkir sekalian ba’da ashar dengan Iqbal salah satu tim Yufid yang biasa mengkoordinir hal terkait syuting ustadz.

Pas makan siang di rumah, kami ngobrol-ngobrol dan aku bilang Thoriq juga sekalian ikut aja. Karena belum pernah ketemu ust Abdurrohim. Biar kenal dan tahu. Ziyad juga ikutan.

buku-menata-hati-cizkah
[Klik gambar untuk memesan buku Menata Hati]

Pas ketemuan sore itu, Abang sempat minta Ziyad baca Al-Qur’an di depan ust Abdurrohim. Tapi Ziyadnya sungkan hehe. Mungkin karena pertemuan pertama jadi masih belum terbiasa atau juga karena waktu yang gak tepat.

Akhirnya Abang memperdengarkan bacaan Ziyad yang di video pas dia baru lulus SMP dan rekaman Ziyad waktu setoran dengan syaikh Abdurrozzaq Limbarki (hampir setahun, Abang merekam audio setiap pertemuan). Ust Abdurrohim -alhamdulillah- bilang bacaan Ziyad sudah lebih bagus di rekaman setoran ke syaikh Limbarki. Alhamdulillah.

Ada obrolan-obrolan terkait pendidikan Al-Qur’an yang kami klik banget masya Allah. So connected. Aku denger ceritanya jadi merasa bahagia. Aku jadi tahu, kegelisahanku dengan pendidikan Al-Qur’an yang terjadi sekarang itu bukan cuma perasaan. Pada saatnya nanti, insya Allah perlu perubahan, perlu perbaikan. Gak sekarang, atau belum bisa sekarang. Semoga Allah mudahkan.

Thoriq yang Perhatian

Thoriq diantar Ziyad duluan ke rumah. Ziyad balik lagi ke kantor Yufid karena berkaitan dengan motor yang mau dipakai lagi. Pas berangkat, Abang dan Ziyad memang jemput ust Abdurrohim dan ust Abdul Fatah. Jadi sama-sama ke Cengkir yang lokasinya bersebelahan dengan Yufid.

Thoriq yang sampai rumah langsung bahas lauk. “Kata Abi, Ummi udah ada lauk.” Waktu Thoriq datang, aku lagi menghangatkan sisa lauk soto tadi siang.

Ternyata Abang cerita, kalau pas lagi di pertemuan itu, sepertinya Thoriq kepikiran aku di rumah hehe. Kan semuanya pada makan ya. Terus dia tiba-tiba nyeletuk, “Bi, Ummi gak ada lauk di rumah.”

Abang maklum banget, emang Thoriq tuh masih rada-rada polos atau emang anaknya polos campur perhatian. Sebaiknya kan dia ngomongnya gak di depan orang-orang gitu ya hehe. Nanti bisa jadi salah paham. Abang langsung bilang ada lauk (maksudnya soto). Walau sebenarnya soto ini juga isinya udah tinggal dikit tapi alhamdulillah masih cukup buat makan malam.

Waktu isya, kami udah selesai makan malam dengan soto. Ternyata Abang pulang sebentar membawakan lauk Padang. Ini kondisinya aku memang jarang masak lauk karena lagi mengejar materi perkuliahan menjelang final exam. Di tambah lagi, toko yang menjual khusus ayam berlabel halal di dekat rumah tutup. Duh, belum cerita perjalanan beli ayam karena jadi agak kompleks sejak aku gak bisa nitip beli di warung dekat rumah.

Habis mengantar lauk, Abang balik lagi ke kantor. Ustadz Abdurrohim dan ustadz Abdul Fatah sudah pulang. Abang masih mau brainstorming dengan Iqbal. Ziyad juga masih ikutan tetap di kantor.

Thoriq yang tahu kebiasaan Abang membuatkan aku kopi dan tahu hari itu aku belum minum kopi seperti biasa, melihat aku sedang belajar di depan laptop menawari, “Ummi mau kopi, Mi?”

Iya, Thoriq peka banget buat hal kaya gini masya Allah. Dia tawari untuk dibikinkan cappucino. Dia udah bisa bikin ini malah sebelum ke pondok. Dia lebih bisa duluan dari Ziyad karena lebih punya kesempatan belajar sejak alat untuk bikin espressso -base kopi untuk dijadikan cappucino- ada di rumah. Sedangkan Ziyad masih mondok dan kalau pulang juga keinginan buat belajar bikin kopi nihil. Kalau sekarang alhamdulillah Ziyad udah bisa bikin semuanya; baik kopi saring dan cappucino. Ini bagian yang perlu diceritakan ya berbagai hal selepas anak di pondok.

Cerita-Cerita

Malamnya Abang pulang dan bercerita berbagai hal terkait pertemuan itu. Aku yang mendengar bagaimana makanan yang dipesan ustadz dan hal yang terjadi di sana memberi masukan beberapa hal kalau besok ada pertemuan lagi. Karena beliau kan gak bisa lihat ya, walaupun Abang udah notice dan juga sudah ada yang Abang lakuin, semisal mendekatkan makanan langsung ke tangan beliau, memberikan minuman jugab begitu dan seterusnya.

Ustadz Abdurrohim bercerita tentang berbagai hal terkait dengan Al-Qur’an. Beliau merasa banyak yang perlu diperbaiki terkait bacaannya yang dulu pernah direkam di Yufid.tv. Insya Allah sebelum beliau kembali ke Madinah untuk meneruskan S2, beliau bersedia untuk disyuting Yufid. Tapi ada permintaan beliau tentang isi materi yang akan disyuting. Terlihat bagaimana beliau semakin hati-hati dan semakin merunduk insya Allah.

Ada pesan lain lagi yang diminta ustadz Abdurrohim untuk disampein ke aku. Pesannya terkait video yang pernah diminta di-takedown- oleh salah satu muridnya setelah kejadian kecelakaan yang membuat ustadz Abdurrohim gak bisa melihat lagi. Sepertinya, sebenarnya yang dipesankan untuk dihapus bukan video itu. Tapi video yang terkait saat beliau kecelakaan yang sempat beredar. Ustadz Abdurrohim pesan ke Ziyad intinya nanti bilang ke Ummi videonya gpp diupload lagi.

Permintaan takedown ini terjadi lewat jalur di youtube -bukan jalur kontak pribadi- dan sempat bikin kaget. Waktu itu kami nurut aja, walau sebenarnya itu video rekmaan pribadi. Isi videonya sebenarnya rekaman waktu Ziyad yang masih usia 6 tahunan setoran ke ustadz Abdurrohim. Kejadiannya di masa Abang rutin belajar tahsin ke ustadz Abdurrohim dan ada momen Abang ngajak Ziyad. Ustadz Abdurrohim waktu itu sempat memuji bahwa untuk seusianya sudah bagus.

Alhamdulillah, semoga bisa ketemu lagi videonya, karena itu sebenarnya rekmana dari hp Abang dan kemungkinan gak kesimpan di google photos aku.

Bersambung insya Allah…


Jogja, 31 Agustus 2024

ebook-menata-hati-cizkah
[Klik gambar untuk membeli ebook Menata Hati di Google Play Books]

One Reply to “Cerita Abang Ketemuan Ustadz Abdurrohim Setelah Sekian Tahun”

  1. Mila Armigustien says: Reply

    Masya Allah…. ditunggu hasil rekaman Ustadz Abdurrahim. Sampai saat ini saya dan anak mendengarkan rekaman beliau yang di yufid. Baarakallahu fiik Mba Siska dan keluarga πŸ’šπŸ’šπŸ’š

Leave a Reply