Cerita Mama Menulis Al-Fatihah

Mama dan Mas Lyno main ke Jogja dari tanggal 10 dan pulang tanggal 15 April 2025. Mas Lyno – yang dari Belanda dan udah 7 tahun gak ke Indonesia – memang khusus sudah merencanakan main ke Jogja dan ngajak Mama. Kayanya semua pihak udah paham bahwa kami belum memungkinkan untuk ke Jakarta ☺️.

Mama itu suka cerita. Super sanguinis. Aku dan Abang sering juga sambil bercanda menyarankan Mama untuk mencatat cerita perjalanan kehidupannya. Tulis aja pakai tangan. Aku tawarin juga buat beliin buku buat untuk nulis.

Di salah satu percakapan di bulan Desember 2024 pas Mama ke sini, Mama jawab, “Itu, buku dari Siska yang pas Mama di Padang masih ada. Mama baru pakai.” Tapi Mama gak cerita dipakai buat apa.

Tentang buku tulis ini, ceritanya, waktu tahun 2020, ketika corona baru mulai, Mama lagi diajak Icad ke sana, memenuhi janjinya untuk biayain Mama pasang gigi palsu (Usia Mama saat itu 66. Tahun ini Mama insya Allah 71 tahun). Icad ini, adik bungsuku yang sedang tugas di Padang. Karena corona, yang tadinya rencana hanya sebentar, akhirnya Mama tinggal setahun di Padang. Waktu itu, aku kirim buku dan pena untuk Mama. Aku bilang buat kegiatan Mama. Bisa buat dengerin kajian sambil nyatet :).

Tapi ya begitu ya. Kadang yang kita lakukan untuk orang lain, gak langsung digunakan atau sesuai banget dengan yang kita inginkan.

Nulis Al-Fatihah

Nah, saat ke sini sama mas Lyno kemarin, di salah satu obrolan, Mama bercerita kalau sore-sore kalau pas lagi senggang ambil buku kosong, terus nyoba nulis Al-Fatihah. Mama ngerasa masih berantakan. Kok gak bisa bagus kaya Siska, ngomong gini sambil menghadapkan mukanya ke Abang.

Abang yang mendengar itu tentu saja mendukung, “Bagus itu, Ma.” Maksudnya kegiatan menulis Al-Qur’an itu bagus. Waktu Mama ke sini bulan Desember kemarin, Abang memotivasi sekali Mama untuk jurnaling.

Karena anak-anak ga selalu di dekat kami, ada cerita-cerita yang Mama akan ulang ceritakan ketika ngobrol sama mereka. Cerita tentang menulis surat Al-Fatihah ini salah satu yang juga diceritakan –dan tentu saja akan kembali aku dengar dari kejauhan.

Dari situ aku berpikir,

Oh, ternyata yang aku share selama ini untuk menulis Al-Qur’an ini ada ya yang tergerak, bahkan ternyata yang tergerak adalah Mama-ku sendiri.

Mama emang suka lihat story atau postingan aku di Instagram. Tapi aku gak nyangka dan gak pernah kepikiran orang yang tergerak karena postinganku adalah Mama.

Sebenarnya, kalau lagi mau share tentang tulisan Arab ini, sama seperti post lainnya, ada kalanya ragu, ada kekhawatiran tentang apakah aku yang aku share sebenarnya kurang baik untuk diriku, apakah ini benar-benar bermanfaat? Apakah ini dan itu.

Alhamdulillah, ternyata malah dapat jawabannya dari Mama. Mama mungkin cerita sekedar cerita aja. Tapi dari situ aku justru mikir.

Aku…jadi terharu sendiri. Jadi merasa lebih semangat lagi untuk share tentang menulis Al-Qur’an ini. Insya Allah ke depan, karena Mama bilang nyoba nulis Al-Fatihah, niatnya aku bakal tulis per satu ayat supaya bisa kelihatan proses nulisnya insya Allah. Semoga Allah mudahkan.

cizkah
30 April 2025

Buku Menata Hati
Buku Menata Hati [versi cetak]
E-Book Menata Hati di Play Books

Leave a Reply