Flathead Syndrome aka Deformational Plagiocephaly aka Kepala Peyang

flathead syndrome

Sumber: http://www.londonorthotics.co.uk

Wew…alhamdulillah dapet ilmu baru lagi dari diskusi dengan para ibu-ibu di FB.Dulu, waktu zaman Ziyad yang di rumah blum ada internet, aku emang gak leluasa nyari sumber, jadi lebih kepada sumber offline baik bacaan atau film tentang kelahiran, pijet etc.

Nah, aku tahunya dari salah satu sumber itu kalo perkembangan kepala bayi itu nantinya gak merata. Bagian depan dulu baru samping baru belakang (lupa deh urutannya), pokoknya pengetahuan itu waktu itu membuat aku tenang ketika pertumbuhan kepala Ziyad ya kelihatan aneh. Bahkan ketika ada yang mengomentari kepalanya Ziyad peyang, aku sampe rumah nyeritain ke abang sambil ketawa, maksudnya aku tetep tenang karena itu bagian dari pertumbuhannya. Dan alhamdulillah emang sampe sekarang bisa dikatakan normal aja bentuk kepalanya (gak peyyang).

And then, ketika berdiskusi kemarin, akhirnya salah satu ibu baru (Shofi), ngeshare link tentang Flathead Syndrome dari web Indonesia (lupa linknya). Trus aku baru ber “Ooo…ada ya ternyata penjelasan ilmiahnya.” Trus malem-malem sebelum tidur jadi ngesearch sedikit tapi dari Google Image Search. Dan dapet gambar di atas dengan artikel menarik di dalamnya. Aku sampein di sini isinya secara ringkas ya:

Jadi, flathead itu penyebabnya macam2:

  • Bisa krn posisi dr dalam kandungan
  • Proses melahirkan
  • Posisi di neonatal unit (NICU)
  • Posisi tidur
  • Keadaan Torticollis (kondisi dimana ada otot di leher yg nyebabin posisi kepala hanya ke satu posisi ttt – dan ini biasanya mesti diterapi)


Di itu tetep disaranin tidur terlentang, walau memang tidur terlentang sering dikaitkan dengan flathead syndrome tapi posisi ini mengurangi angka kematian karena SIDS (Sudden Infant Death Syndrome). Di akhir artikel yg membahas ttg flathead syndrome itu, kalimatnya:


“Therefore babies should always be placed on their backs to sleep.”


Lagian insya Allah lebih sesuai sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ^^.

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lewat di sisiku sementara aku sedang tidur tengkurap, maka beliau kemudian menggerakkan badanku dengan kaki beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bersabda:  ‘Wahai Junaidab, sesungguhnya hanyalah tidur seperti ini adalah tidurnya penghuni neraka’.” (Hr. Ibnu Majah, no. 3724 dan dishahihkan oleh Al-Albani -Rahimahullah-, no 3017)

Nah, usaha yang bisa dilakukan untuk amannya adalah sbb (aku update dr postingan awal, soalnya dapet source bagus):

  1. Pada malam hari, karena posisi tidur terlentang lebih aman, maka untuk posisi ini tetap usahakan merubah posisi tidur bayi dan usahakan bayi gak terus-terusan tidur di tempat yang datar.
  2. Pada siang hari bisa dilakukan tummy time, yaitu mendorong bayi untuk memperbanyak posisi menggunakan perutnya. Biasanya bayi kurang nyaman karena mereka masih blum punya kekuatan untuk menahan kepala mereka. Coba cara-cara menyenangkan dengan meletakkannya di atas badan anda atau di depan anda.
  3. Untuk memposisikan duduk pada bayi disarankan dibatasi sampai ia benar-benar bisa menegakkan kpalanya sendiri.
  4. Kita juga perlu merhatiin cara menggendong, menyusui, memberi makan  dan membawa sang bayi. Karena bayi biasanya berusaha melihat anda dan suami, coba ubah posisi tidurnya atau ubah sisi aktifitas anda, supaya dia melihat dari sisi yg berbeda-beda.
  5. Kalau berpergian juga tetep diperhatiin posisi merebahkan bayi.

Adapun bayi kita (wal iyyadzubillah) ternyata sudah peyang, maka treatment/perlakuan yg bisa coba dilakuan:

  1. Merubah posisi bayi sesering mungkin dengan tujuan bayi mengistirahatkan kepalanya di area yang gak datar.
  2. Kalo cara ini gak bisa, coba dengan menggunakan Cranial Remoulding Orthosis, yaitu penggunaan band atau helm Orthosis (gak tau deh di Indonesia udah ada apa belum), dan ini disarankan jangan dipakaikan sampai bayi berusia 4-5 bulan. Atau lebih spesifik ke ahli fisioterapi. Untuk bayi usia 4-7 bulan, treatmentnya makan waktu sekitar 6-7 bulan. Sedangkan untuk usia anak di atas 1th lebih dari itu (agak lama). Gambarnya seperti di bawah ini:
  3. Befor and After Treatment Using Band on Flathead syndrome

    Helm Orthosis

Sumber rujukan:

http://bayidananak.com/)
http://www.newmother.co.uk/

Buku Menata Hati
Buku Menata Hati [versi cetak]
E-Book Menata Hati di Play Books

3 Replies to “Flathead Syndrome aka Deformational Plagiocephaly aka Kepala Peyang”

  1. bu.. tolong ksh tips dong bu gmna cara mengatasi kepala peyang.. bayi saya berumur 5 bln dan tipe peyangnya plagiochephaly. terima ksih sebelumnya y bu..

    1. hwa….kalo tipsnya insya Allah udah ada di postingan di atas mba etha…
      tapi untuk penanganan lebih lanjut di Indonesia, aku kurang tahu udah ada blum model band atau helm Orthosis.
      Mungkin bisa ke rumah sakit ke bagian fisioterapi. Insya Allah babynya bisa normal kepalanya ^^, mumpung masih usia 5 bln.

  2. Bu,apakah semua rumah sakit ada bagian fisioterapi?biasanya bayar brapa ya?makasih

Leave a Reply