Lama tak jumpa.^^
Bagaimana kehidupan kalian. Kehidupanku sama seperti kemarin. Hanya semakin crowded :D. Homeschooling, pekerjaan rumah tangga, ngurus 1 balita dan 1 bayi, kerjaan desain web, jualan dll dll dll.
Homeschooling? Jadinya masih homeschooling (HS)?
Alhamdulillah, sampai saat ini jawabannya “Yap. Semoga Allah mudahkan kami dalam perjalannya.”
Kenapa tetap homeschooling?
Hmm…sebenarnya ini ujung keputusannya tetap di kepala keluarga :D. Tapi sisi terbesar dari diriku juga mendukung aja. Setelah kegalauan demi kegalauan…suatu saat pas usia 7 bulan kehamilan Luma, aku gak bisa tidur. Dalam gelap dan sepinya malam, mikir. Nangis sendirian. Jawaban dari berbagai kekhawatiran ujungnya di HS. Diskusi dengan Icha (waktu itu kami belum pernah ketemu lagi setelah hampir 7-8 tahun yang lalu cuma ketemu sekali).
Paginya pas ketahuan belum tidur semaleman dimarahin sama abang. Waktu itu jadinya tambah sedihh aja bawaannya. Akhirnya setelah “bayar tidur”, siangnya aku diskusi lagi sama abang. Intinya, “Let’s start now!”. Daripada pusing-pusing mikir ini dan itu, kita coba aja sekarang. Toh Ziyad udah usia 6,5 tahun. Kayanya dah cukup masa rehatnya. Dia juga insyaAllah dah siap nerima pelajaran.
Homeschooling Al-Ishlah
Sebenarnya, pas lagi galau-galau, ada sekelompok teman-teman yang tinggal di Jamillurrahman Bantul yang berencana membuat semacam HS, tapi dilakukan secara bersama. Sengaja dibikin ada seragam, terjadwal dan yang lain-lainnya. Semacam membuat sekolah mandiri ya. Sengaja dibikin terbatas karena butuh kerjasama yang kuat untuk menempuh 6 tahun pendidikan ke depan. Intinya sama. Ini adalah wujud ikhtiar dari keluarga untuk pendidikan anaknya. Ada dr. Avie (yang biasa nulis di majalah As-Sunnah dan udah bikin 2 buku kesehatan itu), ada Uus (owner toko-muslim.com, dulu kuliah teknik sipil UGM, pernah menjadi asdos…IPK cum laude dll), ada Ummu Inas (istri mas Hanif dari toko Ihya, lulusan kebidanan), dan 3 orang lagi.
Aku pun diajak. Musykilah terbesarnya adalah kami harus pindah rumah kalau memang ingin ikut serta di HS ini.Karena lokasinya jauuhh sekali dari kami. Sedangkan abang masih harus fokus dengan kerjaannya, di sisi lain juga tetap bisa standby dekat dengan aku dan anak-anak. Setelah diskusi dengan suami, akhirnya kami putuskan waktu itu tidak jadi ikut. Insya Allah coba sendiri dulu.
Efek Positif
Waktu awal dulu menjalankan homeschooling ke Ziyad, gak ada kepikiran “siapa lagi teman di jogja yang HS”. Berjalan begitu saja. Lebih karena kebutuhan dan visi misi keluarga kami pribadi.
Tapi setelah ada teman-teman (yang ortunya bahkan memiliki latar belakang pendidikan tinggi) memutuskan untuk HS, rasanya jadi kekuatan tersendiri buat aku. Kegalauan yang dulu ada lumayan berkurang.
“Ada teman”. Hehe.
Bagaimana aktifitas homeschooling SD Ziyad?
InsyaAllah di postingan lainnya ya.
Semoga ALlah memberkahi waktuku.
Menunggu update-an ini, karena penasaran ziyad-nya mbak cizkah jadi homeschooling gak yaa? hehe..
Kami juga memutuskan mulai HS mbak, anak yg besar usia SD (6.5th). lulus tk lanjut dirumahkan ^^.
Kami tunggu sharingnya ya mbak. Maklum pendatang baru, masih dengan kegalauannya.
Barakallahu fiykum
ummu azka lokasinya dimana? boleh panggil tini aja? atau jangan2 mba tini hehe…*sok tua..
alhamdulilah..
iya..banyak yang mo diceritain…tapi waktunya bener2 terbatassss banget sekarang…
aswrb,umi…mau pesan flash card hijaiyahnya bisa mi?yng paketan 55rb,yg serial lengkap…saya di medan..( SUMUT )…kalau bisa saya hub umi kemana ya?
@mba indah
bisa kontak di 08 5878 5878 22 ya mba
na’am mbak panggil tini aja, hehe *sok muda.
Di tangerang mbak, kalo berkenan lanjut wa boleh mbak?
lanjut silakan…^^
[…] tahun kedua kami menjalankan homeschooling, ada beberapa teman yang anaknya memasuki masa SD. Yang akhirnya, teman-teman ini membuat semacam kelompok belajar homeschooling atau bisa dibilang […]