Orang tua biasanya bingung memberikan mainan yang tepat untuk bayinya yang masih berusia 0-1 tahun. Hal ini dikarenakan kemampuan fisik bayi masih terbatas.
Untuk mengetahui mainan yang tepat, salah satu yang perlu disadari adalah kemampuan dasar dan perkembangan kemampuan yang dimiliki bayi usia 0-1 tahun. Bayi berkembang sangat cepat secara fisik maupun kemampuannya selama satu tahun pertama.
- Baru lahir
- Menyukai gerakan dibandingkan dengan benda atau orang yang tidak bergerak.
- Benda-benda tiga dimensi dibanding dua dimensi
- Warna dengan kontras tinggi dibanding dengan warna dengan kontras rendah.
- Usia 3 bulan:
- Bayi dapat meraih benda-benda yang berada dalam jangkauan tangannya dan mencoba mengambilnya.
- Memberikan respon terhadap suara dan menjadi tenang saat mendengar suara yang lembut.
- Dapat membedakan antara ayah dan ibunya.
- Usia 6 bulan:
- Dapat menggenggam benda.
- Menggunakan jarinya untuk memasukkan benda ke dalam mulut sebagai langkah untuk menyuapi diri sendiri. Oleh karena itulah kita harus hati-hati memilih mainan yang aman dan tidak mudah dimasukkan ke dalam mulut bayi.
- Mengenali namanya saat dipanggil.
- Berteriak saat marah
- Mengoceh saat bermain
- Tertawa saat senang
- Mengenali diri sendiri di depan cermin
- Usia 9 bulan:
- Dapat menunjuk benda yang menajadi perhatiannya.
- Membuat gerakan melangkah saat ditopang diketiaknya
- Membalas lambaian tangan saat seseorang melambai padanya.
- Usia 1 tahun:
- Dapat menuangkan air dari sebuah wadah
- Dapat memanjat tangga
- Menunjukkan rasa sayang kepada anggota keluarga lainnya.
- Dapat mengikuti instruksi sederhana.
Dari gambaran umum kemampuan bayi usia 0-1 tahun di atas, kita dapat mengembangkan mainan atau permainan yang cocok untuk mereka. Permainan ini tidak harus dibeli atau berharga mahal. Bunda bisa memvariasikan dan menggunakan benda-benda yang telah ada di rumah. Berikut beberapa alternatif mainan untuk anak bayi usia 0-1 tahun.
- Mainan gantung. Contohnya seperti ini:
- Bola dengan berbagai variasi warna dan ukuran. Biasanya untuk anak bayi yang belum bisa duduk, bola dengan ukuran sedang (bola duri) yang lebih menarik dan fleksibel untuk permainan mereka. Cara bermainnya pun sederhana.
- Bunda melempar bola (tidak terlalu tinggi) ke atas kemudian ditangkap lagi sambil rebahan bersama anak.
- Ketika anak tengkurap atau duduk, Bunda menjatuhkan bola dari atas (tidak terlalu tinggi) sehingga bola memantul di area pandang si anak.
- Bisa juga diletakkan di atas badan si bayi, biarkan bayi meraba dan menyentuh permukaan bola tersebut.
- Buku flanel atau buku berhalaman karton keras yang berisi gambar sehari-hari.
- Balok plastik dan kayu.
- Gelas plastik
- Kartu bergambar (flashcard). Agar tidak mudah hilang, Bunda dapat menggunakan ring besi dan memasukkan satu set kartu bergambar dalam satu lingkaran besi.
- Area bermain.
- Sendok kayu dan panci
- Wadah untuk memasukkan benda dan mengambilnya. Cocok untuk anak yang sudah dapat bisa duduk mandiri atau berdiri.
- Cermin
- Mainan untuk mengembangkan panca indera dan koordinasi antar indera.
Ketika bayi sudah dapat duduk, Bunda bisa memberikan permainan tersebut pada satu area seperti ini:
Bunda Salihah untuk Mewujudkan Anak Salihah
Sebagai orang tua, kita juga perlu berusaha menjaga ketaatan kepada Allah. Bahkan dalam perkara mainan ini. Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih mainan adalah agar tidak menyelisihi syari’at.
- Tidak mengandung musik.
“Sungguh, akan ada orang-orang dari umatku yang meminum khamr, mereka menamakannya dengan selain namanya. Mereka dihibur dengan musik dan alunan suara biduanita. Allah akan membenamkan mereka ke dalam bumi dan Dia akan mengubah bentuk mereka menjadi kera dan babi. (HR. Ibnu Majah dan Ibnu Hibban. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih) - Tidak menjadikan bahan makanan sebagai mainan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat memuliakan makanan.
“Jika sepotong makanan salah seorang diantara kalian terjatuh hendaknya ia membuang kotoran darinya kemudian memakannya. Dan janganlah membiarkannya untuk setan.” Beliau memerintahkan kami agar membersihkan makan yang tertinggal di piring (dengan tangan). Kemudian bersabda, “Sesungguhnya kalian tidaklah tahu, makanan mana yang mengandung berkah.” (HR. Muslim)
Jika makanan yang jatuh saja kita diperintah untuk membuang kotorannya dan memakannya kembali, lalu apakah kita menjadikan itu sebagai permainan? Lihat penjelasan lengkapnya di artikel ini. - Jika permainan itu memajang gambar makhluk hidup, upayakan untuk ditutup. Bisa dengan menggunakan label yang dijual dengan berbagai ukuran di toko alat tulis. Bisa juga dengan menutupnya dengan spidol atau cara lainnya. Hal ini agar rumah kita tetap terjaga dan malaikat dapat masuk. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
”Para malaikat tidak akan masuk ke rumah yang terdapat gambar di dalamnya (yaitu gambar makhluk hidup bernyawa)” (HR. Bukhari 3224 dan Muslim no. 2106)
Bermain di Luar
Permainan-permainan yang ada, pada dasarnya adalah untuk menstimulasi bayi untuk mendorong perkembangan sang bayi.
Melalui penglihatan, suara, sentuhan, proses belajar akan mengalami kemajuan sesuai dengan berbagai pengalaman baru di lingkungan bayi. Terkadang, Bunda cukup mengajak anak jalan keluar untuk mendapatkan stimulasi tersebut. Dengan melihat pemandangan di luar, mendengar suara burung, gemirsik daun atau meraba rerumputan, makan anak mendapat pengalaman baru dan nyata.
cizkah
29 Mei 2016
Artikel www.ummiummi.com
Apa tidak bahaya Bund main bola usia dibawah 1 tahun??