Sampai kemarin malam, aku berpikir romantis itu bukanlah hal yang sifatnya naluri atau natural. Maksudnya romantis disini yang berkaitan sama hal-hal “manis” yang disukai wanita pada umumnya, misalnya bunga. Tadinya juga aku berpikir, kalau orang yang suka kasih bunga itu mungkin juga sok romantis. Karena si pemberi bunga mungkin terpengaruh dengan tulisan yang dia baca, kisah yang dia dengar atau mencontoh dari kejadian orang lain. Tapi di rumah ini, ternyata ada yang dengan pikiran sederhananya, bisa berbuat sesuatu yang romantis, walau dia sendiri belum tahu apa arti romantis :).
Yep…siapa lagi kalo bukan Ziyad.
Kejadiannya pas mau menjelang tidur lagi. Acara bed time story sudah terlalui. Lampu sudah dimatikan. Tapi biasanya Ziyad akan terus bicara kalau belum di stop. Kali ini dia sedang bercerita tentang khayalan (atau harapan?) ke aku. Biasanya setelah acara bed time story, abang bakal keluar melanjutkan kegiatannya di depan laptop. Tapi tadi malam abang masih tiduran di sisiku, ikut mengobrol sejenak dalam remang-remang kamar yang mendapat cahaya dari luar.
“Ziyad nanti kalau udah gede mo beli mobil gedhe (apa pesawat? apa helikopter?) ” Lupa barang tepatnya. Yang jelas mahal dan aku gak melarangnya.
Aku jawab, “Iya gpp insyaAllah. Pakai uang sendiri ya. Nanti Ziyad kerja…kaya Abi…”
Dst dst… Masih aku ladenin obrolannya.
Terus dia ngomong lagi, “Nanti buat Ummi bunga.” Maksudnya dibeliin bunga gitu.
Awww…Aku langsung ketawa.
“Soalnya Ummi perempuan…” Ziyad ngelanjutin omongannya.
Awww…..Aku langsung cekikikan. “Ohh gitu ya..Ziyad kok baik banget sii masyaALlah…”
So simple.
Karena ummi perempuan, maka Ziyad beliin ummi bunga.
Langsung godain si abang deh.
Soalnya, walaupun sesederhana itu, kenyataannya si Abang seingat aku gak pernah kasih bunga hihi. Berarti romantis yang sifatnya klasik (seperti memberi bunga dan hal yang manis-manis untuk perempuan :D) itu ada yang sifatnya bawaan ya – contohnya Ziyad insyaAllah – dan yang tidak memiliki rasa romantisme klasikal pun tidak terpengaruh oleh lingkungan 😛 dan tetap gak melakukan hal-hal romantis klasikal semacam itu. Teori pendidikannya siapa hayoo…
Yang jelas, insyaAllah walau pasangan kita bukan orang yang romantis, tetap bukan masalah lah ya :D. Karena insyaAllah pasangan itu memberikan sesuatu yang menyenangkan (dan bisa dianggap romantis) dari sisi yang lain. Contohnya si suami tercintaku :D.