Kata seorang teman suami, menjadi penghafal Quran itu diibaratkan menjadi pasukan khusus Allah. Dan tahu sendiri, yang namanya proses menjadi pasukan khusus secara aslinya juga tidak mudah. Ada tahapannya. Ada perjuangannya. Bahkan mungkin ada derai tangis karena letih dan luka.
Sekarang kita, sebagai orangtua, sedang menyiapkan pasukan khusus itu. Para penghafal Al-Qur’an. Penjaga kalamullah. Sebagai sebab dari kehendak Allah bahwa Al-Qur’an akan terjaga. Bukan hanya menyiapkan, tapi diri kita sendiri pun tentu juga berusaha. Tak mau kalah dengan para pasukan kecil.
Tips ini bukan saya yang membuat. Tapi saya kumpulkan dari berbagai sumber. Utamanya ya para penghafal Al-Qur’an itu sendiri dan yang telah mempraktekkannya kepada anaknya.
1. Jangan targetkan banyak hafalan , yang penting tajwidnya benar
2. Karena kalau tajwid sudah benar, untuk selanjutnya lebih mudah insyaAllah.
Masukan ini suami dapatkan dari ustadz ‘Abdul Fattah. Seorang hafidz sekaligus pengajar beladiri Thifan. Ustadz’ ‘Abdul Fattah memiliki ipar seorang hafidz juga. Dan sang ipar memiliki anak yang bernama ‘Abdurrahman, seorang hafidz (juga).
Untuk prakteknya, mungkin setiap orangtua beda-beda. Ada yang menunggu anaknya benar-benar siap menerima pelajaran tahsin (misalnya 7 tahun). Ada juga yang memilih men-talqin (membacakan Al-Quran kepada anak, kemudian diikuti oleh sang anak) sang anak sejak usia balita. Tentu saja men-talqin nya juga dengan tajwid yang benar. (Lihat kembali video 30 Penghafal Quran di bagian Garden of Quran. Salah satu metode yang digunakan adalah dengan cara talqin ini).
Lalu bagaimana jika anak sudah bisa membaca Al-Qur’an? Apakah dibiarkan menghafal sendiri kemudian setoran?
Yang namanya anak beulm fasih bicara itu wajar. Namanya juga lidah anak-anak. Yang paling penting kita terus memperdengarkan bacaan yg BENAR.
3. Selagi anak itu tahsin dan tajwidnya belum bagus, jangan disuruh menghafal sendiri.
Tapi harus ditalqin. Nanti dengan sering mendengar yang benar, lidah anak akan mencontoh yg benar itu.
4. Sembari itu, anak juga tetap diajari tahsin.
Tips ini dari ustadz Abul Hasan. Anak pertama ustadz Abul Hasan, yaitu Hasan, saat ini sudah menghafal 25 juz di usia 10 tahun. Luar biasa masyaAllah.
Catatan pengingat, menjadi penghafal Al-Qur’an dan mendidik buah hati menjadi penghafal Al-Qur’an butuh kesabaran besar. Plus lagi karunia dari Allah. Maka seperti biasa, selain berusaha, jangan lupa berdoa, agar kita dipermudah dalam setiap ibadah yang kita lakukan. Aamiin.
Boleh nambahin juga? Bagusnya lg anak qta dimasukan komunitas penghafal Qur-an: ada kawan sebaya yg juga kudu setoran hafalan. Di Hang 106FM Batam, ada penyiar radio (namanya Abu Salim, hafidzahullah) yg siaran dan ada anak2 yg rutin nelepon beliau utk setor. Tajwid dibetulkan, si penelepon boleh kirim2 salam. Keren bgt maasyaa Allah. And its fun.
Jazakillah khoir. Good post, um!
saya setuju banget, yang utam pasihkan dulu tajwidnya, baru ke hafalan,,