Tidak Boleh Memanfaatkan Fasilitas Extra dari Bank

Terakhir aku ke bank itu sekitar 4-5 tahun yang lalu. Pas bikin rekening bank sendiri. Alias abis itu ya udah gak pernah ke bank lagi. Tapi akhirnya, kemarin aku dan Abang mentekadkan diri untuk menyelesaikan urusan di bank. Salah satunya karena token aku ke block. Gak ada cara lain selain harus ngurus ke bank.

Ngurus Token dan Aktivasi m-Banking

Dulu pas pertama kali daftar, gak ada yang namanya m-Banking. Adanya fasilitas SMS banking yang terkoneksi dengan jenis kartu yang kita gunakan. Berhubung chips kartu indosat aku udah jadul – dan pastinya mau ngurus ke gerainya butuh usaha -, akhirnya gak pernah pakai fasilitas ini.

Nah, berhubung ada kejadian token ke block, biar besok-besok lebih fleksibel dan jaga-jaga gak harus pakai token, niat ke bank mau sekalian mengaktifkan m-Banking.

Berangkat pagi-pagi dengan niat biar bisa dapat antrian awal. Lagian, kami mau sekalian mau ngurus hal lain setelah dari bank. Cerita gimana ninggalin kembar insya Allah di lain kesempatan.

Berubah

Menurut aku, antiran untuk ke CS di BCA sekarang prosesnya lebih cepat. Gak kaya dulu yang kayanya satu orang tuh lama banget. Aku dapat antrian nomor 10 dan sudah ada antrian sampai nomor 6.

Selagi nunggu gitu, aku lihat-lihat keliling suasana sekitar yang masih cenderung sepi. Aku bilang ke Abang, “Eh, disediain (listrik) charger sekarang.”

antri-bank-riba-ga-boleh-ambil-apapun
Ada fasilitas charger

Abang masih gak terlalu respon pas aku ngomong gitu. Kami masing-masing emang sambil ngeluarin barang yang dimanfaatin untuk mengisi waktu menunggu.

Di sela-sela nunggu, ngobrol-ngobrol, dan akhirnya sampai di bahasan gak boleh manfaatin fasilitas dari bank. Gara-gara aku baru ngeh ada area untuk anak-anak main. Playground kecil dengan beberapa mainan yang disediakan. Tapi… Abang bilang intinya memanfaatkan itu musykilah. Makanya Abang tetap pakai powerbank. Sambil nunjukin hp yang lagi terhubung ke power bank di tas Abang.

Begitupun kita sebagai nasabah bank. Sebenarnya status kita adalah pemberi hutang. Bank adalah penghutang. Maka kita gak boleh mendapatkan manfaat tambahan apapun dari bank. Beberapa contohnya adalah:

  • Gak boleh pakai listrik dari bank (gak boleh nyarger di bank)
  • Gak boleh makan makanan dari bank (permen dari CS dsb)
  • Gak boleh ngambil potongan yang disediakan oleh bank ketika belanja. Kan sering tuh ya, ada promo-promo di tempat-tempat umum. Misal di swalayan, pas lagi bayar, ternyata kita dapat potongan. Mesti kan di tanya dulu, mau diambil gak. Jawabannya tentu saja “ENGGA”.
  • Gak boleh memanfaatkan fasilitas tambahan/promo dari bank di tempat umum. Misal, kalau bayar pakai kartu bank Fulan, maka bisa dapat gratis minuman.
  • Gak boleh memanfaatkan toilet bank.
  • dst. Kalau ada yang bisa menambahkan contoh lainnya, tolong sebutin di kolom komentar ya.

Ini pun sebenarnya berlaku buat lembaga lain yang mirip bank. Yang kita sebenarnya menyetorkan uang kita itu statusnya sebagai pemberi hutang. Walau kita niatnya bukan gitu. Niatnya mesti buat nyimpan uang dan hal-hal lain yang berkaitan sama diri kita sendiri kan. Tapi ukurannya bukan di kita semata tapi di bank/lembaga yang nampung uang kita.

Gimana dengan E-Wallet seperti Ovo, Gopay dll?

Untuk penggunaan e-wallet dengan fasilitas tambahan/diskon yang ditawarkan, maka kamipun juga berhati-hati insya Allah. Karena pada dasarnya sama aja. Jadi, sampai sekarang kami gak memiliki akun ini dan gak tertarik untuk mengaktifkannya.

Ada video yang menurut aku bagus banget. Penjelasan dari ustadz Firanda tentang arus uang berkaitan dengan era sekarang yang segala serba digital. Terutama pemanfaatan diskon/keuntungan tambahan yang kita dapat dari transaksi digital dimana kita telah menaruh uang di situ.

Coba didengerin – bahkan kalau perlu dicatat -, untuk bisa ambil keputusan lebih hati-hati dalam penggunaan fasilitas transaksi digital. Keputusan tetap di masing-masing individu kok. Mantapnya ke yang mana.

Aku share buat catatan aku juga biar ga harus search lagi.

Semoga catatan kecil ini bermanfaat.

cizkah
21 Juni 2019/18 Syawwal 1440 H

Leave a Reply