Waktu saya foto-foto untuk postingan kali ini, suami sibuk tertawa. Kenapa juga minyak goreng difoto hehe. Tapi begitulah. Bagi saya, “penemuan” ide penyimpanan ini sungguh berharga dan mungkin bisa bermanfaat untuk yang lain. Saya sendiri begitu bahagia karena akhirnya menemukan cara paling enak – saat ini – untuk menyimpan minyak goreng yang baru sekali digunakan.
Cara lama penyimpanan minyak yang telah digunakan yang saya ketahui adalah diletakkan di mangkuk, kaleng bekas kue atau botol bekas sirup.
Jika memakai mangkuk…
Keraguan terbesar menggunakan mangkuk sebagai wadah adalah wadah tersebut mungkin sekali tidak tertutup. Saya hanya berjaga-jaga terhadap hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk selalu menutup wadah makanan.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ الله رضي الله عنه قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « غَطُّوا الإِنَاءَ وَأَوْكُوا السِّقَاءَ فَإِنَّ فِى السَّنَةِ لَيْلَةً يَنْزِلُ فِيهَا وَبَاءٌ لاَ يَمُرُّ بِإِنَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ غِطَاءٌ أَوْ سِقَاءٍ لَيْسَ عَلَيْهِ وِكَاءٌ إِلاَّ نَزَلَ فِيهِ مِنْ ذَلِكَ الْوَبَاءِ ».
“Jabir radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tutuplah tempat-tempat makanan, tempat-tempat minuman karena sesungguhnya di dalam setahun ada sebuah malam yang turun di dalamnya wabah penyakit tidak dia melewati sebuah tempat makanan atau minuman yang tidak tertutup, atau tidak ada penghalang di atasnya melainkan turun di dalamnya dari wabah penyakit tersebut.” (HR. Muslim)
Hadits dari Abu Humaid as Sa’idi Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
أَتَيْتُ النَّبِيَّ بِقَدَحِ لَبَنٍ مِنَ النَّقِيْعِ لَيْسَ مُخَمَّراً، فَقَالَ: أَلاَ خَمَّرْتَهُ؟ وَلَوْ تَعْرُضُ عَلَيْهِ عُوْداً؟ ، قَالَ أَبُوْ حُمَيْدٍ: إِنَّمَا أَمَرَ بَالأَسْقِيَةِ أَنْ توكأ لَيْلاً وَبِالأَبْوَابِ أَنْ تُغْلَقَ لَيْلاً.
“Aku mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan membawa bejana berisi susu dari daerah an Naqi`yang tidak bertutup. Lantas beliau bersabda: “Tidakkah engkau menutupnya, walaupun hanya dengan membentangkan sebatang ranting pohon di atasnya?” Abu Humaid berkata,”Sesungguhnya beliau memerintahkan agar wadah air diikat (ditutup) pada malam hari, dan pintu-pintu ditutup pada malam hari” (HR. Muslim)
Saya khawatir saya terlupa menutup mangkuk tersebut dengan sesuatu atau tutupnya tersenggol atau hal-hal lainnya.
Jika memakai kaleng bekas kue…
Saya adalah orang yang suka dengan hal-hal yang sifatnya minimalis. Saya ingin ada banyak ruang di sekitar kompor. Dan bagi saya, kaleng bekas kue terlalu besar, tidak efektif dan efisien untuk acara buka tutupnya.
Jika memakai botol bekas sirup…
Tidak praktis karena harus memakai corong ketika memasukkan. Tidak mudah pula untuk membersihkannya.
Gunakan wadah bekas selai!
Inilah wadah yang saya gunakan saat ini. Kenapa cara ini menurut saya sangat efektif.
- Ketika minyak masih panas pun, in sya Allah minyak sudah bisa diletakkan ke dalam wadah dan penggorengan bisa dilanjutkan untuk menggoreng atau menumis sayuran lainnya
- Saya tidak membutuhkan tambahan corong untuk memasukkan minyak bekas dari wajan sehingga mengurangi cucian kotor.
- Mudah dibersihkan. Lemak-lemak bekas minyak seringkali menggumpal dan membekas di sekitar wadah. Walaupun masih ada isinya, kita tetap mudah menncucinya dengan sabun cuci piring. Karena tutup selai biasanya sangat rapat. Kalaupun minyak sudah tidak layak pakai dan wadah telah kosong, kita juga dengan mudah dapat membersihkannya.
- Tidak memakan banyak tempat.
Satu kali goreng, sisanya biasanya hanya butuh satu wadah bekas selai. Untuk saya pribadi, untuk jenis makanan yang digoreng biasanya tidak menggunakan satu minyak itu-itu saja. Misalnya bekas menggoreng ikan tidak saya gunakan untuk menggoreng pisang. Dan saya tidak akan merasa keberatan atau terganggu walaupun ada 2 atau 3 wadah bekas selai yang berjejer. Bandingkan jika kita menggunakan mangkuk atau kaleng bekas kue.
Semoga bermanfaat!
cizkah
12 November 2013
aiiih….. idenya sama persis denganku di rumah 🙂
Aku biasanya pake mangkuk dah gitu ditutup pake tutup panci yang kecil. Tapi kdg kurang praktis.
lain kali aku coba pake wadah bekas selai 🙂
haa…ternyata sama ya hehehe.. *pakai wadah mangkuk