Hidup orang muslim itu, memang harus penuh sabar dan syukur. Melenceng dikit aja, berarti jadi kurang sabar atau jadi kurang bersyukur. Akhirnya ngerasanya jadi yang paling susah sedunia.
Dari kemarin nahan diri untuk posting tentang kehamilan karena gak pingin isinya kok kaya keluh kesah aja hehe. Karena kehamilan ini memang bisa dibilang paling berat diantara kehamilan sebelumnya. Berat di fisik, berat di mental dan di lain-lainnya.
Dan diwaktu-waktu aku menahan diri itu, alhamdulillah banyak dapat pencerahan.
Aku jadi sadar aku memang masih belum kuat ketakwaannya. Aku masih belum bisa mengamalkan pencarian penghiburan diri dengan Al-Qur’an. Padahal di dalamnya ada jawaban bagi semua permasalahan. Ada sesuatu yang bakal bikin tenang jiwa. Sudah tahu ilmunya (tentang doa ketika di rundung duka dan minta dikaitkan hati dengan Al-Qur’an), tapi pas dapat kesedihan luar biasa – dari sisi aku – kaya kemarin malah main hp. Hebat banget kan hehe. Gimana gak tambah negatif tu pikiran. Tapi ya gitu, ketika ujian melanda, memang fisik dan mental tuh capek banget ya. Pas hari-hari biasa aja kita butuh perjuangan untuk melawan hawa nafsu untuk bisa konsisten beribadah..
DOA MENGHILANGKAN SEDIH, GUNDAH, GALAU
Ada tiga jenis perasaan yang mengganggu jiwa seorang manusia;
1. huzn (kesedihan terhadap apa yang terjadi di masa lalu),
2. hamm (keresahan lantaran kekhawatiran akan masa depan)
3. ghamm (perasaan gundah saat menghadapi kenyataan yang sulit yang tengah dihadapi sekarang).Tiga perasaan ini tak bisa lenyap dari jiwa seseorang kecuali melalui ketulusan penuh untuk kembali kepada Allah, kesempurnaan perasaan hina di hadapan-Nya, kerendahan hati kepada-Nya, ketundukan dan kepasrahan terhadap perintah-Nya, percaya akan ketentuan-Nya, mengenal-Nya dan mengenal nama-nama dan sifat-sifat-Nya, percaya kepada kitab-Nya, selalu membaca dan merenungi serta mengamalkan segala kandungannya.
Dengan itu semua -bukan dengan yang lain – segala kekacauan hati itu akan sirna, dada menjadi lapang, dan kebahagiaan pun akan datang. Dalam Musnad Ahmad dan Shahih Ibni Hibban serta lainnya, ‘Abdullah bun Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi bersabda,
“Tidaklah seorang hamba mengucapkan doa berikut (ini) tatkala ia didera keresahan atau kesedihan melainkan Allah pasti akan menghilangkan keresahannya dan akan menggantikan kesedihannya dengan kegembiraan.
Para Sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, sudah seharusnya kami mempelajari doa tersebut. Rasulullah menjawab, “Benar. Sudah seharusnya orang yang mendengarnya mau mempelajarinya”.(HR. Musnad Ahmad 1/391 (Ash-Shahihah no 199)
#doa #yufid #posterdakwah #picdakwah #picdoa #posterdoa #islam #quran #sunnah #hadits #muslim #picoftheday
Tadi sore, pas lagi muroja’ah hafalan sama Ziyad. Sampai di surat At-Taghobun. Pas bagian ayat ini
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ
kan memang mirip banget sama surat Al-Hadid. Seperti biasa Ziyad masih suka ketuker dan terusan ayatnya suka kecampur sama ayat lain.
Dari dulu aku juga ngerasa suka “aneh” sama terusan ayat ini.
وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ
Aku mikir, kenapa setelah dibilang tentang musibah, terus ko terusannya “Barangsiapa yang beriman..”
Tapi…
Masya Allah…pas dengar bagian ini dibaca Ziyad dan mengartikannya dalam hati, aku yang kaya orang takjub banget
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.”
Jadi…kalo orang dapat musibah, musibah itu kan atas izin dari Allah. Dan kalo orang dapat musibah itu beriman, maka Allah akan memberi petunjuk ke hatinya.
Dalam hati aku bener-bener SENENG banget pas nyadarin makna ayat lanjutannya ini..dalam arti kalo praktek di kehidupan nyata seharusnya bagaimanalah kita ini sebagai orang beriman..dan apa yang kita harapkan dari Allah kalau dapat musibah.
Apa Sih yang Bikin Sedih Banget?
Memang ada kaitannya sama kehamilan. Tepatnya sama dokter. Tapi pelajaran paling utama dari berbagai kejadian adalah,
- dokter juga manusia..dan dokter tidak ada yang sempurna.
- jangan berharap atau bergantung sama dokter
Pas periksa kehamilan minggu ke 20, aku coba dokter lain. Berharap bisa dapat membuat keputusan akan melahirkan di mana setelah periksa dokter yang ini. Tapi ternyata masih ngambang. Masih galau. Sempat sih membuat 2 planning, kalau melahirkan normal di sini, kalau caesar di situ. Tapi ko galau lagi. Karena berbagai sebab.
Akhirnya, periksa kehamilan minggu ke 25 lewat beberapa hari di dokter lain lagi. Pulangnya ya malah sedih bukan kepalang gitu.
Waktu itu rasanya sakit hati dan capek. Sakit hati sama kata-kata sang dokter. Bayangin, kalau kita periksa ke dokter spesialis itu penuh pertimbangan dan berharap bisa konsul dengan tenang, mendapat jawaban yang baik dll. Apalagi kalau bayarnya mahal.
Tapi malam itu, aku yang bertanya tentang jenis kelamin. Dan pertanyaan keduaku adalah tentang kondisi jantung si janin…apa yang dikatakan sang dokter?
“Ibu..ibu jangan dikte. Kalau ibu dikte saya nanti malah lupa. Nanti satu persatu saya periksa.”
Ya Allah..shock banget dapat perkataan kaya gitu. Dikte? Ibu hamil ngedikte dokter? Jauh-jauh susah payah dengan kondisi badan yang kalau keluar itu udah cepet banget capeknya. Pingin tahu keadaan janin, terus nanya ke dokter tapi dibilang ngedikte? Mungkin perlu ditulis di pintu masuk sang dokter, “Dilarang bertanya selama pemeriksaan USG.”
Habis USG aku sempat tanya hal lain, dan mendapat jawaban yang juga begitulah. Rasanya ko kaya disentimenin sama dokter sendiri.
Makanya pulang dari situ aku sedih diam-diam.
Maksudnya, aku gak menampakkan ketidaksukaanku atau kekecewaaanku sama si dokter ke abang. Aku juga lagi malas mendapat jawaban atau nasehat dari abang. Aku capek. Dan aku tahu abang juga sedang capek.
Cuma kok, rasanya sedih juga sampai usia hampir 7 bulan masih ngambang mo ngelahirin dimana dan belum bisa percaya sama dokter manapun. Belum bisa diskusi dan komunikasi dengan enak tentang proses melahirkan nanti, baik apakah nantinya normal ataupun caesar.
Akhirnya, pas tahu kesedihanku karena hal itu, abang tentu saja nasehatin. Nasehat yang aku sebenarnya sudah tahu bakal seperti itu nasehatnya. Makanya aku gak mau ngomong ke abang. Aku cuma butuh menenangkan diri. Aku cuma butuh dapat pelukan dan ketenangan saja.
Abang sempat bilang, “Kita udah dapat pelajaran dari dokter fulanah.” Yang kami udah mandangnya so perfect dan kita sudah memiliki pengharapan yang tinggi ke beliau. Toh kami akhirnya JATUH sampai hampir sejatuh-jatuhnya waktu pemeriksaan 12 minggu dari perkataan dokter tersebut. Itu berarti kita gak bisa berharap sama dokter. Bisa jadi dokter yang biasa-biasa saja, ya itulah yang malah baik untuk kita. Intinya minta kemudahan sama Allah. “Sekarang, yang adek paling cari apa dari dokter?”
Malam itu aku mikir…dan akhirnya mutusin.
Baiklah. Aku akan seperti musafir yang blank tentang apapun. Yang aku harapkan adalah cuma diberi kemudahan saat melahirkan. Bisa sesuai syariat, menjaga aurat. Artinya, aku akan mencari dokter yang bisa diajak kerjasama untuk itu.
Hal-hal lain semisal saat pemeriksaan USG, atau lama pemeriksaan, atau sikap dokter atau pritilan lain yang sifatnya itu sekunder…gak usah dipikirin. Karena gak ada yang perfect.
Alhamdulillah, pagi setelah sholat Subuh, kami bisa diskusi dengan tenang. Kami putuskan untuk mencoba ke satu dokter lagi. Mudah-mudahan setelah itu kami bisa konsisten ke dokter tersebut. Walaupun sedikit jauh dari rumah. Walaupun ini dan itu. Tawakkalna ‘alallah
Kabar Kehamilan
Perut aku membesar dengan pesat selama bulan puasa (menuju minggu 20). Bahkan sejak awal puasa, aku sendiri sudah gak berani naik motor. Dan tentu saja abang udah gak ngebolehin juga. Tapi aku gak tertarik untuk bujuk-bujuk. Karena aku sendiri sudah merasa gak sanggup untuk bawa motor.
Pas minggu 25 kemarin, beratku sudah 52kg. Padahal di kehamilan biasa (satu janin), usia kehamilan 38 minggu, paling-paling aku 53-54kg (tapi alhamdulillah janinnya gak BBLR). Itu artinya, fisik aku udah kaya hamil 9 bulan. Bedanya, kali ini aku gak bisa menghitung hari dan mengharapkan si janin lahir. Sebaliknya, aku selalu berdoa dan berharap bayi ini lahir cukup umur. Dan tentu saja berarti harus SABAR. Setiap terlalui satu minggu usia kehamilan, aku selalu sebut ke abang. Benar-benar menghitung minggu.
Di usia 27 minggu ini, badan rasanya makin berat dan makin berat. Bisa dibilang, berdiri capek. Duduk capek. Ketika berjalan pun sudah sakit di tulang pulbis. Kalau sudah parah sakitnya, naik satu undakan tangga saja aku mesti minta bantuan tumpuan ke abang.
Mau pipis susah payah, mau bangkit berdiri susah payah, bangkit dari sholat pun susah payah. Setiap terlalui satu pekerjaan atau kewajiban, selalu aku selipin dengan rebahan yang cukup lama.
Sebagaimana aku bilang di awal, kalau melenceng sedikit bisa-bisa jadi orang gak bersyukur. Jadi aku udah merasa beraaat banget sama kehamilan ini. Tapi pas baca tentang kisah orang autoimun yang udah gak berdaya dan lebih sering di tempat tidur. Aku jadi berpikir bahwa aku masih harus bersyukur. Karena aku masih bisa ngapa-ngapain walau dengan penuh perjuangan. Walau rasanya setiap hal yang aku lakukan itu benar-benar diseret.
Terus lagi, kejadian Sabtu kemarin. Dimana aku mengharapkan bisa istirahat. Karena gak ada jadwal ngajar Ziyad, gak kepikiran tanggung jawab kerjaan. Apalagi malamnya baru bisa tidur lagi sekitar jam 4 kurang karena Luma baru tidur lagi jam segitu. (Aku tidur bareng Luma sekitar jam setengah 10 dan Luma kebangun jam 12). Aku pikir bakal bisa istirahat paginya. Ternyata aku gak bisa tidur dan parahnya juga gak bisa ngerjain apa-apa karena fisiknya rasanya udah remuk redam. Aku baru bisa tidur setelah jam 11.
Dari situ aku malah jadi sadar, bahwa selama ini, sehari-hari walaupun rasanya terseok-seok mengerjakan semua hal, baik ngajar Ziyad, ngajar Thoriq, ngurus Luma, masak, kerjaan design…tapi aku masih bisa ngerjainnya. Daripada ini hari libur, tapi malah ga bisa gak ngapa-ngapain.Gak bisa istirahat, dan gak bisa produktif menghasilkan apa-apa.
Sabar..syukur.
Laki-Laki atau Perempuan?
Dari pemeriksaan dua dokter yang berbeda…insya Allah kemungkinan laki-laki keduanya. Ini pun sempat terbersit, masya Allah…perjuangan lagi mengurus anak laki-laki hehe. Karena udah ngerasain gimananya sih anak perempuan itu…memang sempat berharap kembar perempuan atau salah satunya perempuan.
Sejujurnya, waktu dengar diagnosa dokter pertama kali, aku langsung ngebayangin mesti berhadapan dengan karakter anak laki-laki seperti Thoriq. Oh ya…Thoriq ini yang sehari-hari juga cukup menguras energi dan pikiran. Bukan berarti dia anak yang tidak baik. Bahkan banyak kelebihan lainnya yang suka bikin kita takjub masya Allah. Cuma memang butuh teknik yang sedikit berbeda kala mendidik dan mengasuhnya. Dan pikiran itu waktu itu yang sempat bikin aku cemas heheh. Soalnya yang dihadapi dua anak laki-laki insya Allah. Tapi lagi-lagi itu cuma was-was dari setan aja kan. Ya Allah…mesti banyak istighfar benar-benar. Semoga selalu jadi hamba yang bersyukur. Aamiin.
cizkah
14 Agustus 2016
Yang sabar ya mb Ciz (hug…) Semoga dimudahkan kehamilan nya, dilancarkan proses melahirkan nya, Dan juga mengurus anak2 Dan keluarga stlh lahir kelak. Dulu Aku hampir mo comment pas mb Ciz nulis ttg kabar hamil lagi. Wah barengan lagi nih Kita. Tp qodarullah janinku g berkembang. Ini sdh 3 bulan pasca kuret, blm haid lagi. Kalo dipikir Lucu jg, pas spotting msh Hamil Dulu berharap segera berhenti, pas akhirnya bener2 bersih habis kuret lega nya masyaAllah. Eeh.. Sekarang risau lg knp si merah blom datang2. Lho Kok Jadi nya curhat ya, haduh.. Tapi hikmah nya, baca tulisan mb Siska Jd bersyukur, mgkn Kalo dikasih hamil ky mb Siska malah lbh bnyk ngeluh nya (secara yg Sekarang g lagi hamil aja masih bnyk mengeluh huhu…)
insya Allah Rina. Aamiin. Semoga digantikan yang lebih baik yaa..
jazakillahu khayron atas doa-doanya..
masyaa Allah mba ciz… hamil lagi… BAarakallaahu fiik.. senengdengernya^^
Wah postingan baru ini mb.. Suka deh baca review dokter2 spog blog ny mb cizkah.. Kebetulan sy jg lg hamil 19week, cm lg ada masalah. Kehamilan sy dibarengi kista yg cukup besar ukurannya.. Lg cari2 dokter spog yg bagus di jogja untuk second opinion.. Kira2 spog yg recommanded dokter sapa ya mb? Mgkn mb cizkah lbh tau? Mohon info ny.. Makasih mb.. Dan salam kenal 🙂
Maa syaa ALLAH.. Barakallahu fiik wa yassarallahu lakii ya Mbak Ciz? 🙂 Padahal, lagi berharap banget pengen hamil kembar.. ^^
Ya Alloh..berilah kesabaran yg berlipat untuk Ummu Ziyad…berilah kekuatan fisik dan batinnya menghadapi hari2 yg semakin memayahkn ini…semoga selalu sehat dan diberi kelancaran dlm melahirkn nanti serta sehat dan selamat ibu dan bayi2 nya..aamiin ( seusia kandungan bakal cucuku ..yg semoga Alloh mudahkn anakku dlm nelahirkanny..aamiin)
semangat terus yaa mb ciz! semoga Allah memberi kemudahan, lancar persalinan, sehat ibu dan anak-anak ??