Curiousity

Masih ingat cerita tentang proses belajar jam?

Beberapa hari yang lalu Ziyad bertanya, “Mi…ko itu pindahnya gak ketahuan. Kapan pindahnya jamnya?”

“Maksudnya?”aku masih belum paham arah pertanyaannya.

“Itu..pindah jamnya kapan..gak kelihatan. Gimana caranya”

“Oohh…” Mulai ngeh. Maksudnya, kapan gerakan jam (jarum pendek) dari arah jam 2 ke jam 3, atau yang semisal itu.

Beberapa kali kami memang berusaha membetulkan jam dinding yang tiba-tiba mati. Ganti baterai, kemudian mencocokan dengan jam yang masih hidup. Terjadi beberapa kali kemudian kami sadar kalau jamnya yang bermasalah.

Sempat juga dua kali mengganti baterai jam dinding di kamar Ziyad dan Thoriq.

Biasanya aku memutar jam sampai mendapatkan posisi yang tepat.

Ah..entah dari mana keingintahuan itu. Yang jelas, Ziyad tahunya kalau pindah jam biasanya mesti diputar-putar. Jadinya sebuah misteri sebuah jam bisa bergerak dan berubah dari angka 2 ke 3.

Kesempatan bagus!

Untuk keberapa kalinya aku menjelaskan konsep menit.

“Yang kemarin itu lho Ziyad. Coba kita lihat ya.” Kemudian aku copot jam dinding yang jelas terlihat garis-garis menitnya.

Kemudian aku sambungkan juga dengan konsep skip count by five atau skip by ten. “Coba kita hitung…ini ada berapa menit. Kita gerakin ya. Lihat jarum pendeknya.”

Terus aku putar sambil kami bersama-sama skip-count by five, “Limaa…sepuluh…limabelas…dua puluh…dua puluh lima…tiga puluh..” dan seterusnya sampai 60. “Naah…lihat…berubah kan?” Jadi angka 3.

Jadi berubahnya karena menit. 1 jam sama dengan 60 menit.

Selesai :D. Aku sih yakinnya Ziyad belum dong haha…Gpp…senang aja karena muncul keingintahuan mandiri. Jadinya in sya Allah lebih merasuk. Belum pernah aku bahas lagi sejak kejadian ini. Kapan-kapan coba tanya lagi ah in sya Allah. Pingin tahu beneran paham gak ya.

 

Leave a Reply