Dari Pepes ke Kholil bin Ahmad

Di momen makan bareng, memang banyaaak banget hal yang bisa di bahas.

Ini makan siang kemarin (7 Agustus 2023). Awalnya kami lagi bahas ttg lauk pepes yang sedang kami makan.

Ziyad lagi bahas, ngebayangin ada cara kalau foto makanan langsung bisa ngeluarin resep.

Aku ngaitinnya lebih ke google lens, kan fungsinya tercapai kalau kita search terus bakal muncul salah satunya yang bisa jadi resep.

Kalau Abang langsung nyaut, ada yang bisa kaya gitu. Namanya Kholil bin Ahmad.

Ziyad langsung nyaut ke aku, “Hayo meninggalnya kapan?”

Aku langsung jawab, “150 H eh apa 170 ya, (terus ga yakin). Kalau 392, 395 itu Ibnu Jinni sama Ibnul Faris.”

Akhirnya aku ambilin mindmap yang aku bikin, kasih lihat. Ternyata 170 H.

Berlanjut Abang menceritakan ulang kisah yang ust Abu Kunaiza sebutkan di blognya tentang Kholil bin Ahmad Al Farohidi.

Bagaimana ada seorang tabib meninggal sementara catatan resepnya ga ditemukan padahal sedang dibutuhkan.

Akhirnya Kholil bin Ahmad meminta wadah biasa untuk meramu obat dan dengan mencium wadah tsb, beliau bisa menyebutkan 15 bahan.

Sampai suatu saat ditemukan resep, ternyata yang disebut Kholil bin Ahmad itu benar semua hanya kurang 1 bahan.

Pesan selanjutnya tentu saja bahwa untuk sampai ke tahap itu, gimana semua indranya bisa kuat (karena beliau sebenarnya ulama bahasa Arab yang luar biasa dengan kitabnya: Al-‘Ain) yang itu bisa didapatkan dengaaan…

Semuanya udah tau jawabannya

“JAUHI MAKSIAT!”

Tadi siang bahas lagi tentang berbagai percakapan kami di meja makan yang sebenarnya banyak yang mau aku catat tapi ga sempat nyatetnya atau keburu lupa.

Akhirnya Ziyad kasih usul bagus, “Direkam aja, Mi.”

Ah iya Masya Allah…ide bagus!

Leave a Reply