Ini Rumah; Ini Keluarga

Kemarin, sebenarnya aku sengaja post yang memperlihatkan sisi berantakan dan ketidaksempurnaan.

Karena begitulah kehidupan.

Karena khawatir, di beberapa postigan –walaupun diceritakan untuk sampai tahap rapi penuh perjuangan–dianggap sebuah “kehebatan”.

Padahal engga.

Ada rapi di sini,
ada berantakan di sana.

Ada satu spot terfoto,
ada spot lainnya yang tak terfoto.

Satu hal yang terlupakan, kesan yang ditangkap adalah aku mengerjakannya sendirian.

Yang tentu saja engga.



Ini adalah rumah. Ini keluarga.

Ketika aku lagi ga sanggup masak, maka Abang dengan senang hati bergerak untuk beli lauk. Bahkan juga sering sampai menyarankan,
“Adek besok ga usah masak.”

Atau kadang Abang sendiri yang masak sekedar telur dadar atau goreng ayam.

Ketika aku mencuci wadah bekas masak kue, maka ada Abang dan Ziyad yang mencuci cucian piring lainnya (begitupun kalau Thoriq pulang dr pondok, langsung terlibat dengan pekerjaan di rumah).

Ketika hal mentata aku yang lebih bisa mengerjakan maka yang ada yang lain yang memang sudah bertugas membersihkan.

Ketika aku menyetrika, ada yang angkat dr mesin cuci, masukin ke dryer, balikin baju kering.

Ada komunikasi dan kerjasama.

Ada harapan dan ada juga saling pengertian.


Ada tanggung jawab dan kemandirian yang dididik ke masing-masing anak.

Hasilnya sempurna?
Tentu saja engga.

Dengan 5 orang laki-laki di rumah plus satu anak perempuan dgn karakter sangunis, alhamdulilah belajar untuk terus saling memahami.

Bukannya aku ga pernah nangis karena ngerasa rumahnya super berantakan…tapi biasanya Abang tau itu karena aku lagi capek banget atau karena pms atau haid 😄.

Karena pada umumnya, biasanya aku santai aja atau malah langsung aja gerak beresin insyaAllah. [Disertai ngasih intruksi ke anak-anak kalau yang kira-kira bisa mereka kerjakan 😄]

Alhamdulillah kita masih bisa berharap, bisa pelan-pelan merapikan dan pada akhirnya ada saat untuk rapi insyaAllah–walau nantinya kemungkinan besar akan berantakan lagi–.

fa-innama’al ‘usri yusro…inna ma’al ‘usri yusro..

* Pernah bercanda pas cuma ada satu handuk di jemuran handuk, aku tanya ke semuanya.

“Tebaak, cuma ada satu handuk di jemuran, handuk siapa hayoo?”

Leave a Reply