Beberapa hari yang lalu, aku kehilangan sebelah anting emas yang baru beberapa bulan juga kumiliki. Waktu sadar kalau hilang, rasanya sedih, tapi tetap berusaha mencari dan berharap bahwa anting itu ada. Bahwa anting itu gak terjatuh ke saluran air kamar mandi. Bahwa anting itu gak tesapu saat abang membersihkan kamar. Karena dua kemungkinan itu yang ada.
Aku terbiasa mencari sesuatu dengan meruntut kejadian paling dekat sebelum sesuatu itu akhirnya lenyap dari ingatan dan pandangan. Yang aku ingat, saat sholat maghrib, anting itu masih ada di sana, di telingaku. Saat sholat isya itulah, aku tersadar, karena sewaktu membasuh telinga tak ada yang mengganjal seperti biasa. Kemungkinan yang ada adalah, anting itu terlepas saat aku mengganti baju. Dan waktu itu, yang aku ingat, aku mengganti baju yang bersih dari najis di kamar kedua. Padahal, kebetulan sekali, abang membersihkan kamar tersebut antara waktu maghrib dan isya.
Tapi aku diam, tidak ingin membicarakan itu ke abang yang kemudian akan membuat 2 hal. Terkesan menyalahkan atau pun nantinya nanti abang yang merasa bersalah sendiri. Karena aku memang tidak menyalahkan abang karena itu hanya sebuah kemungkinan. Dan pun aku tidak ingin abang merasa bersalah.
Aku cuma berusaha terus mencari dan berharap. Tapi ketika tak ketemu hari itu dan hari-hari esoknya aku tetap diam. Sempat siangnya, aku membongkar sampah :D. AKu pikir, it’s worth it, membongkar sampah dengan harga > Rp 250.000. Cuma sedikit…cuma memeriksa sampai batas sampah yang masuk saat sebelum abang bersih-bersih. Tetap nihil.
Aku juga menelusuri kamar mandi. Tetap nihil. Begitulah sampai beberapa hari.
Sampai dua hari yang lalu, aku mulai yakin momen hilangnya memang seperti yang aku sebut di atas. Aku bongkar-bongkar sudut di balik pintu kamar kedua. Di sana ada koper besar dan eva matt (alas plastik) yang disimpan dalam plastik besar pula. Waktu itu aku mencari perlahan-lahan. Berharap anting itu ada di dalam plastik eva matt. Berharap anting itu ada di antara sela-sela koper. Dan berpikir…
Masya ALlah…begini ya rasanya tidak putus asa.
Begini ya rasanya tetap berharap dan berusaha.
Begini ya rasanya tetap berusaha pula menerima dengan lapang dada ketika sesuatu itu tidak/belum kita dapatkan
Dan rasa itu begitu penting, begitu aku resapi, untuk kemudian dihubungkan dengan asa untuk memiliki rumah. Asa itu tak boleh hilang, walau bagaimana keadaan kami sekarang. Asa itu tak boleh hilang…asa itu tak boleh hilang…
Dan lagi bermanis-manis dengan rasa itu, aku menundukkan kepala, menatap kolong meja kecil yang bersebrangan dengan posisi koper.
Masya Allah…kilau itu. Anting itu ada di sanaaaaaa…….! Terpojok di tepian antara tembok dan lantai. Bener-bener gak nyangka kalau ternyata masih bisa memiliki anting itu berpasangan. Aku ambil pelan-pelan dari kolong meja. Masih kaya mimpi. Masih merasakan manis asa itu. Setelah itu langsung manggil abang yang lagi bermain dengan Thoriq dan Ziyad di luar rumah.
“Abaang….Antingku ketemuuu alhamdulillah…”
“Alhamdulillaaah…”
Ruginya ber-KPR Ria
Esok harinya, bagian dari scene dari takdir ALlah tentang rumah adalah cerita abang tentang artikel ust. Arifin Badri yang akan terbit di majalah PengusahaMuslim.
Selain dosa yang sangat besar karena terkait dengan riba yang ada di dalamnya, terdapat berbagai kerugian KPR dan lebih menguntungkannya uang tersebut ditabung (kalo ada ya :D). Kalaupun tidak ada dan sibuk dengan mengumpulkan uang kontrakan, itu tetap lebih baik daripada harus terjerat riba.
Kalau kita ikut dengan program KPR, kita punya hutang selama 10-15 tahun. Bisa dibayangkan? Padahal belum tentu umur kita sepanjang itu, walaupun tentu kita berharap umur kita dipanjangkan dalam ketaatan.
Kalau kita ikut tidak ikut program KPR, harapannya dalam 10-15 tahun kalau hemat dan rajin menabung, maka kita punya rumah baru, bisa milih tempatnya sendiri, bentuknya dll. Beda dengan kalau kita ikut program KPR yang berarti sudah rumah lama, banyak rusak-rusak, sudah keluar juga mesti untuk renovasi, penambahan ini itu dll.
Dan lain sebagainya. Beli aja majalahnya kalau penasaran 😀 (iklan tak berbayar :D).
Demikian…semoga kita semua merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang kita miliki serta tidak pula tidak putus asa dengan rahmat dari Allah.
Siska…siska…. kyk aku wkt SD dulu. Pas nonton pertandingan bola di lapang (maklum di masa lalu aku termasuk penggandrung bola ), aku kehilangan anting jg kyk siska, bayangin coba, hilangnya di lapangan bola, dan wkt itu aku ga putus asa nyari tuh anting di lapang yg luas itu. Kalo dipikir2 wkt itu, ho kok ya ga masuk akal, mana ketemu coba. tapi rasa takut dimarahin ibu membuat rasa optimis itu begitu besar. Singkat cerita, setelah berkali2 berkeliling lapang dengan luas ratusan meter itu ketemu tuh anting disela2 rumput lebat yg segitu luasnya. alhamdulillah. Subhanallah, namanya rizki, tak akan lari ke mana…
Nomong2 soal rumah, banyak yg senasib , aku jg kontraktor nih, pindah2 lg, kontrak sana kontrak sini (alhamdulillah, itu harus bersyukur ngontraknya bisa ga nyicil, hehe). Bayangin aja, kalo dah ngontrak, nyicil lg… Masih banyak saudara2 kita yg mau nyicil aja ga bisa. Allah kasih kita rizki buat ngontrak jeng, yah dijalani aja… itu juga rizki buat yg punya kontrakan. Lha ini namanya saling berbagi rizki… Mungkin ortu, teman, sodara, tetangga heran pada kita, apa ga sayang itu uang 5-10 juta buat ngontrak, buat nyicil rumah berapa tahun kan bisa jadi rumah sendiri. Waduh, ga sanggup rasanya tiap hari selama 10 th, 15 th mikirin utang terus, hidup malah jd serasa sempit, makan ga enak, tidur ga nyenyak. Padahal dibela2in berdoa, “ya Allah, lepaskanlah aku dari lilitan hutang”…. Mari yg belum pada punya rumah kita berdoa, semoga diberi rumah oleh Allah, jikapun tidak sempat punya rumah pribadi di dunia, semoga Allah bangunkan kita sebuah rumah di surga. Anakku jg sering nanya sis, “mi, kok kita ga punya rumah”, makanya tak suruh berdoa, “Rabbib ni lii ‘indaka baitan fil jannah”. Semoga doa anak2 kita dikabulkan ya sis… Amiin….
mba…ide bagus..kok gak kepikiran dengan doa itu ya…barakallahu fik…
mari mari…kita berdoa…dan bertakwa dengan menghindari dari riba…semoga Allah mendatangkan rezeki dari arah yang tak disangka2 dan memberikan jalan keluar…karena memang tersebut janji dari-Nya