Sudah baca artikel terbaru di ummiummi? Yuk, baca terus praktekin bagi yang belum mraktekin hihi. Mudah-mudahan dapat pahala. Anaknya siwakan, ibu bapaknya juga dong ya. Kita hidupin sunnah Nabi shallallau ‘alaihi wa sallam. Di artikel itu dibahas lengkap dari tips penyimpanan plus juga ada tips penggunaan/cara untuk menyiwaki bayi.
Ada videonya juga. Sebenarnya, videonya mo dimozaik di bagian wajah Luma.
Tapi akhirnya ketahuan, kalo mo gimanapun, itu video susah kalo mo dibikin mozaik di bagian wajah. Akhirnya dengan “bismillah”, kita upload video itu. Jangan lupa doakan keberkahan ya, say Masya Allah wa barokallahu fiihaa.
Siwakan for baby ini udah mulai dari pas zamannya Thoriq. Tapi waktu itu belum kepikiran bikin artikel. Pas ngejalanin ini lagi di Luma, baru kepikiran. Mudah-mudahan bermanfaat. Yuk siwakan. Biar dapat ridho dari Allah. Plus sehat bangetttt insya Allah.
Ohya, kalo ada yang mikir, “Kok itu tangan kiri sih”
Anak-anakku semuanya pas bayinya refleknya kiri banget loh. Apalagi Luma. Alhamdulillah sekarang semuanya tetep pake tangan kanan^^. Kalau Luma masih proses. Tapi alhamdulillah udah mulai terbiasa kanan. Insya Allah kapan-kapan bikin tulisan tentang itu ya.
Gigi susu mulai tumbuh di usia sekitar 6 bulan atau di atas itu. Seiring waktu, gigi yang tumbuh semakin banyak. Pun jenis makanan yang masuk ke mulut sang bayi juga semakin beragam. Bahkan bisa jadi setelah satu tahun ke atas, mulailah sang bayi mengenal berbagai jenis makanan manis.
Biasanya orang tua memulai membersihkan gigi bayi dengan handuk atau dengan sikat gigi khusus bayi – dengan atau tanpa pasta gigi bayi -.
Islam dan Kebersihan Mulut
Alhamdulillah, Islam memberikan tuntunan dalam kebersihan. Termasuk tentang masalah gigi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sosok yang suka bersiwak. Istri beliau tercinta, Aisyah rodhiallahu ‘anha menceritakan, bahwa hal yang pertama kali dilakukan Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat masuk rumah adalah bersiwak*. Jika kita membaca sirah perjalanan nabi, maka di akhir hidupnya pun, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam masih sempat juga bersiwak.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjelaskan keutamaan bersiwak dalam sabdanya,
“Bersiwak itu akan membuat mulut bersih dan diridhai oleh Allah.” (Shahih, HR. An Nasa’i, Ahmad, dll)
Siwak dan Bayi
Jadi, kenapa kita tidak terapkan siwak ini sejak dini pada bayi kita. Kayu siwak yang digunakan untuk bersiwak tidak melalui proses atau penambahan zat kimia apapun. Kayu ini diambil dari pohon Siwak (atau lebih dikenal dengan pohon Arak). Sehingga insya Allah aman untuk bayi.
Bahkan, siwak telah direkomendasikan oleh WHO. Berikut kutipan dari wikipedia,
Dahan dan akar pohon ini selama berabad-abad digunakan sebagai pembersih gigi alamiah, sebagai mana dahan ranting yang berserat dan lembut telah direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk membersihkan gigi dan mulut secara alami. Penelitian menunjukkan bahwa di dalam serat pohon ini mengandung bermacam-macam zat yang sangat bermanfaat, seperti fluoride, abrasive, antiseptik, astringent, deterjen, danenzyme inhibitor. (wikipedia siwak)
Tips Penyimpanan Siwak
Saat digunakan orang dewasa, mungkin lebih mudah karena sering digunakan dan cepat habis. Nah, saat digunakan bayi sedikit butuh trik agar kayu siwak bisa dipergunakan semaksimal mungkin. Karena yang sering terjadi, kayu siwak masih panjang tapi sudah keburu kering. Saya mencoba berbagai hal berikut agar siwak lebih awet.
Setelah digunakan, masukkan siwak ke plastik kedap udara (plastik klip), Kemudian masukkan ke kulkas agar terjaga kelembabannya. Siwak paling awet jika disimpang dengan cara ini.
Jika tidak ada kulkas, bisa diletakkan di gelas yang berisi air (tempat yang lembab).
Jika terlanjur kering karena diletakkan di udara terbuka, rendam dalam air. Insya Allah kayu siwak akan kembali “berisi” dan segar.
Siwak yang atas patah, jadi ketika direndam hanya setengah bagian yang terkena air yang menjadi segar kembali
Potong ujung siwak setiap 2-3 hari.
Saat bayi mulai besar, siwak bisa diletakkan di kamar mandi. Karena lokasinya yang lembab, insya Allah siwak tidak mudah kering.
Ini adalah contoh gambar siwak yang sudah kering.
Cara Penggunaan Siwak pada Bayi
Sama seperti cara penggunaan pada gigi orang dewasa. Kulit ujung siwak kita potong terlebih dahulu. Kemudian bagian serabutnya dilembutkan. Baru kemudian digosokkan ke gigi sang bayi.
Untuk awalan, Bunda bisa sekedar sekali mengusapkan siwak ke gigi bayi. Hal ini bisa dilakukan kapan saja, tidak harus ketika mandi.
Saat masih hanya beberapa gigi, untuk memudahkan, Bunda bisa menyiwaki si kecil dengan posisi tiduran (seperti pada video).
Saat mulai besar, Bunda bisa mulai menyiwaki si kecil di kamar mandi. Biasaya saya memposisikan tubuh di belakang sang anak. Dengan posisi ini, kita lebih mudah mengatur kepala anak, mudah membuka mulutnya dan menyiwakinya dengan tangan kanan.
Silakan lihat video ini untuk melihat prakteknya secara langsung. Pada video ini, usia Luma sekitar 1 tahun. Giginya baru ada 6. Empat di atas dan dua di bawah. Jika gigi bayi sudah bertambah, maka disikat semuanya, termasuk geraham, lidah dan langit-langitnya. Insya Allah setelah terbiasa dan kita juga mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari, bayi tidak akan menolak saat kita hendak menyiwaki giginya.
Catatan hadits:
* عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا دَخَلَ بَيْتَهُ بَدَأَ بِالسِّوَاكِ
Dari Aisyah rodhiallahu ‘anha bahwasanya dia berkata, “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila hendak masuk rumah beliau mulai dengan bersiwak.” (HR Muslim: 253)