Tahun 2021-2022

Robbanaa…afrigh ‘alaina shobron.

Mau dibilang 2 tahun ini tahun yang sangat berat…tapi malu. Karena 2 tahun ini juga banyak sekali kemudahan dan hal-hal yang sangat patut disyukuri yang itu luar biasa.

Yang aku pernah bilang “secuil” dari salah satu anak di salah satu postingan di feed tahun 2021, sebenarnya secuil itu adalah hal yang sangat berat. Yang rasanya perasaan aku keaduk-aduk banget setiap menghadapi hal tersebut. Ini bukan masalah pelajaran atau semisal itu. Sesuatu yang aku gak tau jalan keluarnya gimana sampai rasanya aku kaya pingin cepat berlalu waktu kemudian berharap hal yang aku hadapi itu gak ada, hilang atau udah dilupakan semuanya.

Beberapa hari ini, hal yang mirip muncul lagi. Aku sampai heran. Aku sama Abang diskusi berkali-kali. Bahas ini berkali-kali. Aku merenung, berusaha memahami dan sabar sekaligus juga ternyata ketika berhadapan dengan hal yang kurang enak ini emosiku jadi keaduk-aduk lagi.

Ada banyak hal yang belum aku tulis di sini. Ada rangkaian kejadian yang benar-benar menguras energi dan pikiran.

Kemarin malam, di dapur, akhirnya aku ngomong tentang rasa “berat”nya berbagai ujian selama 2 tahun ini ke Abang. Aku benar-benar letih banget fisik dan mental hari itu. Karena si kembar juga pas mulai batuk pilek lagi (alhamdulillah gak pakai demam ya Allah).

Ngomong dengan pelan supaya gak kedengeran anak-anak. Sampai akhirnya tangis sesunggukan itu keluar.

Abang langsung peluk aku dan menghibur aku dengan perkataan, “Semakin diuji, insya Allah pertolongan Allah semakin dekat. “

Sebuah kalimat yang kayanya sederhana, tapi di sisi lain, aku merasa pertolongan itu memang dekat dan aku berharap itu bisa terwujud segera.

Balik lagi, tawakkalna ‘alallah.
Abang bilang, obatnya insya Allah ada di Al-Qur’an. Pokoknya yakin.

Doa Untuknya

Bertepatan dengan kejadian ini, dapat lagi share-sharean tentang doa Fudhail bin Iyadh untuk anaknya. Aku bisa merasakan banget doa ini dan alhamdulilah kemarin-kemarin juga pernah praktek ketika menghadapi masa-masa remaja Ziyad.

Kemarin malam, berdoa ini lagi di dekatnya. Sungguh ya Allah, aku sudah berusaha mendidiknya.

Aku copy paste di sini share-sharean tulisan Abu Salma dengan sedikit perbaikan di harokat di kata أؤدِّبَ

— Mulai Kutipan

بسم الله الرحمن الرحيم

BELAJAR DARI SALAF
SAAT KESULITAN MENDIDIK ANAK, MAKA DOAKAN DIA!

Adalah Imam Fudhail bin Iyadh saat kesulitan mendidik puteranya yang bernama Ali yang sifatnya suka mengejek lagi sembrono, maka beliau pun mendoakannya :

اللَّهُمَّ إِنِّيْ اجْتَهَدْتُ أَنْ أُؤَدِّبَ عَلِيًّا

فَلَمْ أَقْدِرْ عَلَى تَأَدِيْبِهِ فَأَدِّبْهُ أَنْتَ لِي

Ya Allâh, sesungguhnya aku telah berupaya mendidik Ali namun aku tak mampu mendidiknya, karena itu didiklah dia karena Engkau lah yang berkemampuan atasku.

Maka Allâh pun memberikan hidayah kepada Ali dengan sebab doa ayahnya ini.

Imam adz-Dzahabi rahimahullåhu berkomentar tentang sosok Ali bin al-Fudhail ini :

Ali bin Fudhail termasuk pembesarnya para wali. Beliau adalah orang yang taat kepada Allâh, khusyu, takut (kepada Allâh), Robbani dan tinggi kedudukannya.
(سير أعلام النبلاء، ٧/ ٤٠٨).

علي بن الفضيل مِنْ كِبَارِ الأَوْلِيَاءِ، وَكَانَ عَلِيٌّ قَانِتًا للهِ خَاشِعًا وَجِلًا رَبَّانِيًّا كَبِيْرَ الشَّأْنِ.

Wahai Ayah Bunda,
Manakala kau kesulitan di dalam mendidik anakmu, maka pintalah kepada Allâh, karena di tangan-Nya hati hamba digenggam dan dibolak-balikkannya. Dia memberikan hidayah kepada siapa saja sesuai kehendak-Nya.

@abinyasalma

Barakallahu fiikum __

— Akhir kutipan.

cizkah
Jogja, 21 Oktober 2022
Di sore hari yang sangat mendung.

Berhari-hari mendung, gelap dan hujan.

Leave a Reply