Jarang cerita tentang periksa kehamilan nih. Karena memang baru 3 kali periksa ke dokter selama proses kehamilan ini alhamdulillah. Karena pengalaman hamil yang dulu-dulu, baik aku maupun abang lebih ‘njaga. Aku gak mau sampe cape-cape banget dan stress. Pun abang juga gak terlalu membebaniku dengan pekerjaan yang diburu deadline. Alhamdulillah para programmer masih sibuk dengan pembuatan aplikasi yang lain. Jadi aku gak pernah sampe begadangan banget (dulu biar lega pekerjaan selesai bahkan bisa gak tidur sampai pagi).
Periksa kehamilan 3 kali ini semuanya sama dokter. Karena memang ada tujuannya. Bukan asal pingin di USG aja hehe.
Pas udah tahu hamil, sengaja gak langsung periksa. Sengaja nunggu sampai 7-8 minggu, karena di usia itulah biasanya sudah terlihat adanya janin/tidak, adanya detak jantung atau tidak. Kalau masih 4-5 minggu biasanya cuma kantung rahim hitam yang terlihat (walaupun disana ada sel-sel yang sedang sibuk membelah diri :D). Pertimbangan ini karena pengalaman hamil anggur kemarin.
Periksa yang kedua pas usia mo 12 minggu. Mo periksa perkembangan si baby. Berdoa semoga perkembangan organ tubuhnya baik dan lengkap. Alhamdulillah gak ada anenchepaly. Pertimbangan ini karena ada beberapa teman yang bayinya terkena ancenchepaly dan bisa diketahui dari umur kehamilan ini.
Periksa yang terakhir kemarin, usia 17 minggu 4 hari. Sengaja nunggu sampai mau umur 18 minggu. Kalo yang ini karena penasaran aja jenis kelaminnya apa hehe. Baik laki-laki ataupun perempuan, alhamdulillah. Abang dari pas hamil Thoriq juga sudah sering berkata, gpp cowok terus. Aku sendiri setuju saja (maksudnya bukan kami yang menentukan..tapi gak yang sampe ikut program-program biar punya anak perempuan dll). Karena sudah merasakan merawat anak laki-laki dua kali, rasanya juga mungkin lebih mudah kalau seterusnya laki-laki heheheh. Walau tetap tidak menutup perasaan harap-harap cemas, untuk yang ketiga atau keempat nantinya adalah anak perempuan :D.
Sampai kemudian ada satu saat aku merenung. Kenapa yah, banyak orang (termasuk aku) pingin punya anak perempuan…apalagi kalau sudah punya anak laki-laki…atau sebaliknya, kenapa pingin punya anak laki-laki, dst. Rasanya kalau melihat diri kita sendiri atau sekitar…anak perempuan atau laki-laki itu gak menjamin kebahagiaan dari si orang tua. Kemudian aku seperti teradem-ayemkan sendiri dengan jawaban dari renunganku. Ada hal yang lebih patut diharapkan dan dimasukkan dalam setiap doa orangtua dibandingkan memikirkan apa jenis kelamin mereka.
Punya anak sholeh/sholehah…
Ini nih yang patut didoakan banget. Punya anak yang sehat, itu juga sudah merupakan anugerah yang besaar sekali. Rasanya jenis kelamin menjadi “hadiah” tersendiri.
***
Alhamdulillah periksa pas umur 17 minggu kemarin itu (4 Oktober 2013), si baby sehat in sya Allah. Jenis kelaminnya? Mari kita dengar dari dr. Enny.
😀
Btw, ini video cuma seperrrr berapanya dari lamanya aku di USG dan waktu yang kita habiskan konsul dengan dr.Enny. Review singkat in sya Allah di postingan sendiri ya.
Kl bs mushlih/mushlihah jg ya, mba.. ^^
[…] dilihat dipostingan aku yang ini, video dr. Enny lagi nge-USG. Itu 2 menitan kan ya videonya. Yang itu udah diedit. Asilnya, di USG […]