Aku yakin, kita esok akan pergi ke Madinah Munawaroh Insya Allah wahai kekasihku…
Ceritanya di balik kalimat ini…
Kemarin salah satu personil Penalette minta ketemuan di kantor. Kebetulan waktu itu abang masih di rumah. Aku berdua sama bang Hen punya firasat yang sama.
“Kayanya kok mau keluar ya bang?”
“Abang juga kepikiran gitu.”
Dan berlanjut dengan perkiraan-perkiraan lainnya yang jadi muhasabah dengan kondisi penalette sekarang.
Akhirnya, sewaktu bang Hen pulang pukul 18.30 wib, aku tanya lagi, “Sesuai perkiraan ya Bang?”
“Iya.”
Kemudian bang Hen cerita kalau si i Ikhwan ini ditawari untuk kerja sebagai pembuat web, sekaligus menjadi admin untuk website Syaikh Abdur Razaq di Madinah. Sebenarnya si ikhwan ini belum lama berkecimpung di dunia perweban (belum paham xhtml, css, dsb yang berkaitan sama web). Aku (yang punya keinginan ingin pergi ke sana) dengan sedikit lesu dan sedih mendengarnya, “Kok gak kita aja bang, yang kesana?”
Terus bang Hen menceritakan berbagai alasan yang emang logis dan syar’i Insya Allah. Itupun pertimbangan dari berbagai sisi.
Terus bang Hen cerita, kalau ikhwan ini punya waktu cuma sebulan untuk mengurus semuanya sekaligus belajar. Tapi insya Allah keputusannya dah kuat dan bulat. Dari personil Penalette yang lain sudah memberikan banyak masukan, seperti, “Tidak semua mesti jadi ustadz.” “Web itu susah lho.” dan lain sebagainya yang bukan bermaksud membuat down si ikhwan.
Akhirnya… insya Allah semuanya mudah-mudahan lancar dan berakhir kebaikan. Ujung-ujungnya buat dakwah. Abu Aisya bilang, “Insya Allah dua tahun lagi kita ketemu di sana akh.” (Aku pingin nangis dengar abang cerita dan ketika menuliskan ini pun juga. Mudah-mudahan ya Allah). Bang Hen mengamini ucapan Abu Aisya ini.
Bang Hen juga jadi lebih optimis, insya Allah berarti ada kesempatan untuk kami dan Penalette untuk ke sana. Tapi sebenarnya usaha seperti Penalette dibutuhkan pula di sini. Karena dari ikhwah belum ada yang khusus bergerak di situ. Padahal posisinya penting dalam dunia yang serba techie ini. Mudah-mudahan dengan kedekatan si ikhwan dengan Syaikh Abdur Razaq juga bisa ada efek positifnya untuk membantu dakwah teman-teman di sini.
Sebenarnya, sebelum ada kejadian ini, sejak beberapa hari yang lalu aku sama bang Hen lagi semangat-semangatnya belajar dan melatih muhadatsah lagi. Diawali dengan dapat tutorial bahasa arab yang bagus banget di youtube (aku gak tahu ni urlnya), terus sama banyak hal-hal lainnya yang berkaitan dengan bahasa arab (mogen, tutorial untuk anak-anak). Semoga Allah memudahkan jalan kami. Aamiin.
Assalamu’alaikum ummu ziyad… qodarulloh di temukan dgn site ini, saat berkunjung di muslimah.or.id. seneng ada umahat yang rajin nulis di site juga… semoga kita bisa menjadi sahabat karena Alloh. Saling berbagi ya ilmunya juga ceritanya… Uhibbuki fillah. salam dari dhe’ raihan buat mas ziyad ya…
Berbeda dengan ummu ziyad, ana belajar n kenal dunia blogging cuma otodidak dari abu raihan… jd perlu banyak nimba ilmu juga ni dari ummu ziyad. programming ??? cuma jd kru ngritik aja, desain abu raihan.. “waaah kayaknya tulisannya bagus klo center dech, waah bagusnya warna ijo aja dech..” tapi seiring waktu kok job abu raihan banyak terkait medis ya.. akhirnya oh akhirnya kepake juga jasa pengisi contentnya. So semoga kita bisa berbagi ya…
gak juga ah. Gak usa banyak-banyak belajarnya. Hehehe, sesuai kebutuhan aja. Insya Allah ilmunya ummu Raihan yang perlu ana timba nih. ^_^
-Tapi sebenarnya usaha seperti Penalette dibutuhkan pula di sini. Karena dari ikhwah belum ada yang khusus bergerak di situ. Padahal posisinya penting dalam dunia yang serba techie ini-
Jadi inget, abinya raihan pengeen banget punya teman2 IT yang semanhaj bisa satu visi dalam bekerja… disini (semarang) si abi sendirian…(ngerjakan orang sich, tp kan ga bs diajak sharing gmn membawa visi IT yg islami).. btw, si abi seneng lho tau ada kru IT penalette yg ternyata semanhaj^_^
ana sarankan kirim coment ke penalette kok blm sempet. lg kejar kerjaan di BMW..
smoga kapan2 bisa knalan ya…
[…] Terus aku cerita tentang Ela dan Eidda yang sekarang di Riyadh. Trus ya begitu deh, intinya, kami sudah lama sekali ingin ke Madinah. “Abang masih pingin, tapi kita tinggal di sana, bukan cuma […]
[…] diserahkan ke asisten syaikh, dan dikoreksi oleh syaikh. Akhirnya aku langsung coba tuangkan ke html. Bisa dilihat […]
[…] Terus aku cerita tentang Ela dan Eidda yang sekarang di Riyadh. Trus ya begitu deh, intinya, kami sudah lama sekali ingin ke Madinah. “Abang masih pingin, tapi kita tinggal di sana, bukan cuma […]