Di Balik Layar

Di suatu kesempatan di akhir bulan Oktober, aku sengaja keluar bareng Abang ke suatu tempat untuk foto-foto untuk bahan banner untuk para agen buku Menata Hati.

Waktu itu, aku sempat minta Abang, “Bang, coba foto aku lagi baca buku ini, Bang.”

Sekedar nyoba aja sebenernya. Udah insecure duluan dari berbagai sisi. Ga terlalu juga pingin pakai hasilnya, apalagi pas foto pakai hp Abang. Biasanya Abang juga ngelarang kalau kelihatan sosok aku banget.

Waktu itu —tanpa melihat hasil foto di hp Abang—, “Ga bagus ya?”

Abis itu ya udah, dilupakan aja foto ini.

Sampai akhirnya kemarin udah datang hasil cetakan baru, aku sama Abang baru aja selesai ngejar deadline tugas kuliah.

Biasanya sebelum datang hasil cetakan aku udah bikin bahan banner baru. Tapi kali ini belum.

Udah terlalu melelahkan estafet dari sebelum ujian –› ujian –› ngurus hasil cetak buku setelah ujian –› lanjut ke assignment –› berlanjut persiapan ujian susulan.

Belum bicara tentang berbagai urusan rumah tangga dan kerjaan aku yang juga harus segera diatasi setelah berbagai deadline itu.

Ditambah lagi pekan ini anak-anak ujian.
[Tulisan ini ditulis sebelum anak-anak ujian. Ternyata, pas masa ujian…waww..banget ya Allah. Insya Allah aku cerita di tulisan lainnya]

Akhirnya, malam kemarin keinget ada foto Abang yang ngefoto aku. Pas lihat…Hm..ga deh, ga bisa.

Alhamdulilah bisa bikin 2 bahan banner baru untuk agen yang isinya testimoni. Bukan pakai foto aku di atas yang jelas. Pakai foto yang belum terpakai tapi tetap ketutup testimoni. Tentu saja ga ada foto yang full buku.

Waktu pingin ngasih info bahwa udah ada hasil cetakan baru, aku sempat pasang foto ini di story IG disertai info link Tokopedia. Merasa aneh karena hitungan jari banget aku “muncul” di social media.

Akhirnya aku hapus aku ganti pakai foto lain.

Pas lagi ngerasa aneh sendiri kaya gitu, dapat permintaan dari salah satu agen yang bikin aku merenung.

Akhirnya aku ke kasur anak-anak yang —sekarang—posisi meja Abang ada di depan kasur tingkat anak-anak ini.

Aku yang dari kemarin sedikit-sedikit berusaha ngomong bahasa Arab, ngomong sekalimat yang aku bisa, “Bang, uridu an atakallama…- mikir bahasa Arab lanjutannya..”

[Artinya, “Bang, aku mau ngomong…”]

Abang masih sempat perbaiki dan kasih saran terkait kalimat bahasa Arab aku.

Aku minta Abang mendekat karena aku pingin ngomongnya deketan. Abang bangkit dan duduk di kasur dekat aku.

Aku cerita tentang hal-hal yang membuat aku jadi berpikir bolak-balik. Abang menghibur dan menguatkan aku.

Kadang orang sepertinya lupa —atau bahkan memang ga tau— bahwa yang mengerjakan ini hanya aku dan Abang. Bukan perusahaan, penerbit gede atau punya tim khusus untuk ngurus berbagai hal. Yang aku juga ibu rumah tangga, ngurusin rumah, masak, nyetrika dll.

Sampai sekarang pun, aku masih banyak merenung dan berusaha terus bersyukur dan gak lemah. Yang berjuang bukan cuma aku sendiri, yang cape bukan aku sendiri dan apa yang aku bisa kerjakan sekarang semuanya adalah nikmat dari Allah.

Jadi, harus kuat, jangan lemah. Di sisi lain, jangan ngoyo, dan ingat prioritas. Semoga Allah terus bimbing kami dan berkahi perniagaan kami. Aamiin.

Tulisan Reminder buat Aku Sendiri

Di momen ini, aku sempat juga kasih lihat ke Abang catatan aku pas buku cetakan pertama kali lagi dalam perjalanan ke pembaca. Malam sebelumnya aku sedang mengisi jurnal harian dan jadi baca-baca lagi tulisan yang ada di jurnal tersebut. Ternyata ada tulisan yang aku beneran lupa nulis itu. Aku nulis pas lagi masa pengiriman buku cetakan awal ke para pembaca. Aku belum pernah kasih lihat catatan itu ke Abang. Aku bilang, “Abang jangan kemana-mana ya.” Aku mau ambil bukunya.

Aku ketikkan di sini isi tulisan aku:


Reminder terkait buku.

Alhamdulillah tanggal 22 September 2023, hasil sample buku Menata Hati versi layout fixed jadi sebelum Dzuhur. Perjalanan selanjutnya bikin video dan foto-foto untuk diumumin ke publik.

Alhamdulillah, masya Allah laa quwwata illa billah, responnya sejauh ini di luar perkiraan.

yang kemudian aku rasakan dan renungkan, mau gimanapun aku menggambarkan buku itu, yang ngerasain sebenarnya pembaca. Dan bukunya belum ada yang sampai ke mereka.

Aku gak mau menggambarkan buku ini bagus atau semisal itu karena pada dasarnya semuanya perlu hidayah taufik dari Allah .

Aku juga harus ingat jangan meminta-minta review atau foto atau apapun itu terkait buku ini ke pembaca*.

[Alhamdulillah, selama ini para pembaca yang ngasih review atau rangkuman tanpa aku minta]

Ingat prinsip listrik atau buku iqro. Yang penting adalah gimana buku ini bisa bermanfaat buat pembaca, bisa disampaikan ke yang memerlukan, menguatkan yang sedang lemah, menyemangati yang sedang lesu, tanpa aku harus tahu, tanpa harus diangkat-angkat atau dimunculkan.

Bermanfaat berkelanjutan sebagaimana kitab-kitab para ulama adalah yang paling diharapkan.

Ya Allah luruskan niatku. Berkahilah buku ini. Jadikanlah sebagai pahala yang mengalir untukku. Aamiin

29 September 2023, jam 3.24 pagi, 7 hari setelah launching.


Karunia Allah

Ternyata, setelah buku Menata Hati sampai ke pembaca, Alhamdulillah Masya Allah laa quwwata illa billah, isi bukunya bisa diterima dan para pembaca bisa memahami. Allah jadikan isi buku ini sampai ke hati mereka.

Aku sempat tulis juga momen percakapan aku pas awal-awal buku ini sampai ke pembaca dan pembaca memberi testimoni bahkan review panjang.

cizkah
9 Desember 2023

Leave a Reply