Keletihan Sangat dan Corona – Nas’alullahal Aafiyah

Kalau aku kelihatan ceria dan baik-baik aja 2 harian ini di wa atau ig, aslinya aku di keletihan maksimal. Sampai pas lagi sholat rasanya mau pingsan…siap jatuh. Campur aduk perasaan. Sedih.

Tapi alhamdulillah aku belum pernah pingsan. Biasanya kalo udah kaya gini, pingsannya di mimpi.

Tapi seperti dulu waktu masih gadis, aku kaya baik-baik aja. Malah bisa bacain buku anak-anak. Padahal emang karena “istirahat” ga banyak tenaga dan pikiran kepake waktu bacaain di kasur sama mereka.

Dulu

Waktu kembar baru usia dua bulan, aku pernah sampai tanya ke Abang, “Bang, orang kecapekan bisa meninggal gak?”

Bisa jadi gambaran gimana ngurus kembar terutama pas awal-awal baru lahir.

Dan perjuangan itu masih ada sampai sekarang.

Malam kemarin juga sampai muncul rasa yang sama. .

Aku pernah cerita ga ya gimana anak-anak hampir semuanya tidurnya tengah malam. Sejak zaman Ziyad. Cuma Thoriq yang ritme tubuhnya pas dia kecil maksimal jam 10-an udah tidur.

Yang lainnya? Wah…udah nyoba cara macam-macam. Benar-benar macam-macam yang intinya memang mereka kalau udah tidur sebentar itu ya udah.. kaya keisi lagi langsung energinya.

Jadi kita ga bakalan bahas tips-tips biar anak cepat tidur ya. Seriously….Aku suka takjub kalau dengar anak orang tidur dari jam 7 malam sampai pagi.

Kalau anak-anak di sini tidur jam segitu, yang ada jam 10 malem bangun seger buger. Hehehe.

Dan…tadi malam (tengah malam)…setelah si kembar tidur…masih ada Luma yang juga emang dari kecil malah paling paling akhir tidurnya. Sampai aku pernah bikin postingannya ngelonin anak berpahala. Itu karena emang dari kecil dia yang paling lama tidurnya dan mesti nemeninnya.

Aku tinggalin Luma sebentar untuk ngambil minuman Jagak stok terakhir. Ini minuman jahe untuk capek-capek. Aku samperin Abang yang sudah tiduran di ruang tengah. Thoriq juga ada di ruang tengah. Begitulah rumah kami, kalau malam ruang tengah berubah jadi ruang tidur 3 bulan terakhir.

Aku duduk sambil minta dibukain botol Jagak ke Abang.

Akhirnya minum sambil nangis.

Abang yang tahu aku kecapekan bangkit lagi trus mijetin kaki aku. Sabar ya…

Aku cuma diam sambil menahan sesunggukan.

Kemudian mencoba menguatkan diri berharap Corona ini berakhir. Berusaha ingat dengan kisah dan doa nabi Ayyub dan istrinya. Nabi Yunus doanya di kegelapan perut ikan. Doa minta kekuatan.

Ya Allah kuatkanlah.

Behind This Story

Selama di rumah aja, kami gak pernah beli lauk atau cemilan (bakso, somay, dll) di luar. Aku dan anak-anak ga pernah keluar juga.

Si kembar masih maunya semua mua sama aku. Sedangkan Luma juga lagi ada sakit gatal kecil yang belum sembuh di tangan kiridan telinganya. Agak bikin aku khawatir. Aku putusin untuk ga boleh kena air. Yang itu berarti aku harus cebokin dan mandiin dia juga selama beberapa hari. Biar disiplin ga kena air.

Beberapa waktu yang lalu, aku sempat pingin ngajakin nyepeda karena semuanya sudah ada masker. Sekedar biar keluar ganti suasana sebentar biar juga muncul hormon endorfin.

Tapi kemudian Abang masih khawatir dan mendengar rekaman dari ahli apa ya itu. Yang intinya orang berolahraga atau di jalan dan kondisi bergerak malah lebih berbahaya karena droplet malah bisa menyebar jauh

Dan karena selama ini Abang yang keluar, Abang bilang di jalan orang macam-macam. Ada yang ga pake masker. Nanti kadang mereka ngobrol di motor. Atau batuk-batuk. Itu kan bahaya.

Baiklah….Sabar..

Sungguh setelah kesulitan ada kemudahan. Bersama kesulitan ada kemudahan.

Ya Allah kuatkanlah..

Buat semuanya – yang juga sedang berjuang -, sabar ya. Kita minta pertolongan Allah dengan sabar dan sholat..

 Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,

(Al-Baqoroh: 46)

Jogja, 13 April 202

Tambahan: Kalau stress alhamdulillah Insya Allah ngga ya. Tiap hari anak-anak ada canda dan tawanya. Tapi kalau masalah fisik udah super kecapekan emang ujung-ujungnya nangis aja udah.

Malah kalau tentang stress insyaAllah mau dibahas di tulisan berikutnya. Semoga Allah mudahkan.

Buku Menata Hati
Buku Menata Hati [versi cetak]
E-Book Menata Hati di Play Books

2 Replies to “Keletihan Sangat dan Corona – Nas’alullahal Aafiyah”

  1. MasyaAllah mba.. Saya ga sendirian 😂
    Semoga lelahnya kita, habisnya waktu kita utk mengurus titipan Alloh kelak meringankan hisab kita.. Aamiin

  2. MaasyaaAllaah.. baarokallaahu fiikum

Leave a Reply