Manfaat Bed Time Story atau Bed Time Hadits

Waktu generasi Ziyad Thoriq, pernah nulis tentang bed time story dan bed time hadits.

Karena generasinya udah beda, aku bahas lagi tentang ini ya.

Manfaat menceritakan kisah/hadits atau bahkan pengetahuan umum dari buku ke anak-anak tuh banyak banget.

Sebenarnya sama aja kita menyampaikan syariat, adab, akhlak atau pengetahuan yang berguna untuk pendidikan umum anak.

Tambahannya adalah, dengan dibacakan buku, anak akan mendapatkan tambahan kosa kata. Kalau bisa baca sendiri kemudian rajin baca buku apalagi ya.

Karena kosa kata percakapan sehari-hari itu terbataaas. Yang keluar kan kisarannya itu-itu aja. Apalagi ke anak-anak.

Anak-Anak Paham Insya Allah

Pernah terjadi obrolan antara Luma dan adik kembar. Aku lagi konsen kerja.

Mereka lagi bahas kiamat.
Terus, Luma sampai ke bagian, “Itu loh, pas anak-anak main sama binatang buas.”

Aku pikir, ‘Nyambung apa si kembar?’

Ternyata Handzolah jawab, “Ohh
pas nabi Isa.”

Masya Allah. Berarti merasuk ya cerita yang selama ini mereka dengar.

Mereka juga pernah saling bahas nabi Isa yang pegangan ke sayap malaikat saat turun ke bumi. Rambut nabi Isa basah.

“Rambutnya ikal,” kata Luma.

Bagi Luma, rambut ikal ini sesuatu yang berharga. Soalnya dia pernah merasa ga percaya diri karena rambutnya dia ikal hehe.

Contoh Pesan Tauhid di Kisah Raja Tholut

kisah tholut dan jalut
 kisah tholut dan jalut

Kisah ini, ada di surat Al-Baqoroh
Kisah ini adalah tentang ujian pasukan perang raja Tholut yang ga boleh minum dari sungai kecuali seciduk.

Yang minum lebih dari itu, ga boleh ikut perang.

Ketika menyampaikan kisah ini, pesan lain yang bisa disampaikan adalah:

Betapa pentingnya taat pada pemimpin yang sholih.

Raja Tholut ini adalah raja yang ditunjuk oleh nabi atas permintaan mereka. Dan mereka tuh sebenernya ga suka, protes karena rajanya dari orang biasa.

Padahal ukuran keutamaannya bukan itu.

Betapa ilmu yang dipimpin terbatas dan mikirnya cuma pakai logika dan ukuran standar diri mereka sendiri.

Gimana dong, kan lagi perang haus, capek. Terus cuma boleh minum seciduk?

Di situlah iman manusia diuji.

Bukankah ada yang namanya keberkahan? Bukankah ada yang namanya pertolongan Allah?
Kita ga tahu, dengan minum seciduk, itu udah cukup. Bikin kuat.


Dan kenapa yang ga nurut akhirnya ga ikut perang?
Karena perang butuh iman yang tinggi.

Kalau mereka yang begitu udah ga nurut, gimana pas perang?

Contoh untuk Saling Dukung Antara Adik Kakak

Bagi yang ingin memperbaiki mindset ttg pengeluaran untuk buku, bisa baca tulisan “Ngomongin Buku” dan “Perbandingan homeschooling bagian 3”.

#bukucizkah

Jogja, 4 Oktober 2022

Leave a Reply