Prioritas

Mengerjakan prioritas itu sebenarnya berarti menjalankan amanah.

Dan sebenarnya, usaha kita mengerjakan prioritas ini berlaku umum untuk setiap amanah yang sampai ke kita.

Amanah Menjadi Seorang Ibu

Sebagai contoh, saat kita menjalankan amanah sebagai seorang ibu dan peran menjadi seorang pedagang atau pekerjaan lainnya..

buku-menata-hati-cizkah
[Klik gambar untuk memesan buku Menata Hati]

Kembalikan pertanyaan yang terlontar ke pertanyaan untuk diri sendiri. Sebenarnya kalo jadi hamba Allah, prioritas utama saat jadi ibu itu apa?

Misalnya, kalau anak masih kecil-kecil dan mau ga mau memang sebenarnya itu adalah amanah untuk kita orang tuanya, berarti prioritas kita sebagai perempuan yang sudah jadi ibu, ya mengasuh dan mendidik anak-anak.

Terus berarti gak bisa jualan? Atau berkarya?

Ya bisa aja insya Allah. Tinggal lagi saat menjalankan semua itu jangan sampai tertukar mana yang prioritas utama.

Karena salah satu tipuan iblis membuat kita merasa melakukan sesuatu yang benar. Padahal kita sebenarnya terlenakan karena melakukan sesuatu yang sebenarnya bukan ibadah yang paling utama.  

Kembali ke Al-Qur’an

Sebenarnya, banyak hal gak harus saling kontradiktif ketika yang kita cari keberkahan. Insya Allah, pada sesuatu yang berkah, akan ada kemudahan.

Kalau kita benar menjalankan prioritas ini, insya Allah Allah akan mudahkan urusan kita selanjutnya.

Proses menjalankannya bukan berarti tanpa perjuangan ya. 

Misal, urusan anak. Ya udah fokusnya kan anak. Mendidik anak. Apalagi kalau kemudian pendidikan anak ini sudah mulai dikaitkan dengan Al-Qur’an. Usahakan jaga aktifitas ini. 

Karena berarti kita sedang melakukan dan menuju menjadi sebaik-baik manusia dengan mengajarkan Al-Qur’an.  Yang menakjubkan, anak kita sedang dididik untuk jadi sebaik-baik manusia juga dengan mempelajari Al-Qur’an.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,

“Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya.” 

H.R. Bukhori

Apakah ketika berusaha menjadi sebaik-baik manusia berarti proses menjalankannya akan terasa mudah?

Tentu saja tidaak :). 

Supaya selalu kuat dalam perjalanannya, kita mesti ingat bahwa kita sebenarnya sedang menjalankan amanah. Saat orang berusaha menjalankan amanah yang ada di hadapannya dengan baik maka sebenarnya dia sedang menjalankan ibadah.  Dan sebagaimana dalam menjalankan ibadah yang lain-lain, kita sangat butuh pertolongan Allah. 

Tidak perlu khawatir tentang rezeki.

Seakan-akan saat kita berusaha menjalankan amanah yang sedang ada di tangan, rezeki lain yang sedang lewat di depan mata akan hilang kalau tak segera ditangkap.

Seperti aku bilang sebelumnya, ini bukan suatu hal yang saling berlawanan. Ingat bahwa menjalankan amanah adalah menjalankan ketakwaan. Dan menjalankan ketakwaan adalah salah satu pintu rezeki.

Lagi transaksi jual beli di whatsapp sama pembeli tapi ternyata anak butuh dicebokin? Gak usah khawatir. Fokus aja sama anak dulu. Nanti selesai ngurusin anak, baru lanjutkan lagi transaksinya.

Lagi dikejar deadline kerjaan tapi ada anak yang butuh setoran hafalan? Jangan tinggalin setoran hafalannya!

Begitu seterusnya…

Karena menjalankan amanah tidak akan mengurangi jatah rezeki seseorang. Insya Allah…

Cizkah
4 November 2019

ebook-menata-hati-cizkah
[Klik gambar untuk membeli ebook Menata Hati di Google Play Books]

3 Replies to “Prioritas”

  1. MasyaAllah barokalahu fikum mba cizkah…
    Mewakili isi hati sebagian ibu-ibu yg ingin sharing “tenang rejeki udah Allah jamin kok kita cukup taat sm apa yg sdg jd tugas utama kita saat ini” , tapi terbatas dalam mengungkapkan.. alhamdulillah menenangkan ..

  2. […] Prioritas. Ini supaya semoga kita bisa mengetahui prioritas yang kita perlu kerjakan sehari-hari. […]

  3. […] nyambung dengan bahasan jalankan prioritas sama saja dengan menjalankan […]

Leave a Reply