Review Buku Pintar Sejarah Islam

Samar-samar aku mengingat bagaimana akhirnya aku menemukan buku ini di daftar buku yang muncul di halaman Google Play Books.

Selama ini, aku berusaha tetap baca buku insyaAllah. Buku apa aja. Biasanya aku selang-seling dari topik satu ke topik lainnya. 

Waktu itu, aku sudah selesai membaca salah satu buku dengan topik yang lebih banyak membahas ke motivasi usaha atau manajemen. Bukunya ringan. Bisa aku selesaikan cukup cepat. Aku sudah membeli dua buku dari satu penulis ini. Akhirnya aku mulai membaca buku yang kedua. 

Tapi rasa hati kurang nyaman kalau membaca dari jenis yang sama secara berurutan. Apalagi bukunya buku umum. Aku merasa harus membaca buku yang berkaitan dengan agama.

Di waktu yang sama, aku sebenarnya BERUSAHA untuk membaca buku yang sudah ada di rumah sejak lama. Buku tentang Umar bin Khattab rodhiallahu ‘anhu. Awal membaca buku ini, sungguh berat sekali rasanya. Tapi aku tetap berusaha.

Ziyad yang juga sudah mencoba membaca buku tentang Umar bin Khattab, mengomentari saat mengetahui aku sedang membaca buku tentang Umar ini. Dia bilang, intinya, dia merasa berat membaca buku ini. Dan aku jawab bahwa akupun merasakannya. Tapi aku tetap berusaha sedikit demi sedikit sampai akhirnya sudah bisa masuk ke inti cerita. Walau masih mentok di bab awal :).

Kembali lagi ke aplikasi google Play Books, akhirnya aku scrooling untuk mencari buku yang menarik hati. Sebenarnya ada buku lainnnya yang sudah aku beli dan aku baca sebagian di Play Books. Tapi rasa hati sedang ingin membaca yang lainnya. 

Muncullah buku ini.

Hmm. Dari review pembaca, ratingnya bagus. Komentarnya bahasanya ringan. Harganya waktu itu sedang diskon cukup besar. Padahal isinya sekitar 1000-an halaman. Akhirnya aku download samplenya. Aku cari tahu tentang penulisnya dan pemberi pengantarnya. 

Alhamdulillah, insya Allah bukan dari penulis atau penerbit Syiah. Saat aku tanyakan ke Abang tentang prof. Raghib Al Sirjani; Abang sempat ragu siapa beliau. Akhirnya Abang baru menyadari kalau beliau yang mengampu website sejarah islam islamicstory.com. 

Detil Buku

Buku ini berjudul:

Buku Pintar Sejarah Islam
Jejak Langkah Peradaban dari Masa Nabi hingga Masa Kini

Penulis: Qasim A. Ibrahim dan Muhammad A. Saleh
Penerbit: Zaman
Penerjemah buku ini : Zainal Arifin 

Kalau di Play Books publishernya Serambi Ilmu Semesta.
Harga buku berubah-ubah. Kadang ada diskon. Yang jelas insya Allah ini adalah investasi ilmu yang berharga. 

Hati-hati, buku ini sejauh ini aku hanya temukan di google Play Book. Aku sempat ingin mencari versi cetaknya karena ingin membelikan untuk Mama dan Ziyad untuk jadi bacaan dia di pondok. Ada memang di tokopedia dan shopee yang menjual. Tapi ternyata itu adalah printan alias gak ori. Jadi aku gak beli. Jadi untuk saat ini, sepertinya memang kalau mau baca harus beli di Play Books. Proses pembayaran bisa pakai pulsa kartu alhamdulillah.

Penerjemah

Aku sertain nama penerjemah di sini, karena menurut aku dan Abang, penerjemahannya bagus sekali dan jadi terasa ringan untuk dibaca.

Aku sampai mencari tahu apakah ada buku terjemahan lainnya dari penerjemah ini. Walau sebenarnya cukup sulit karena namanya cukup umum. Dan memang info semacam ini biasanya gak biasa tersebar secara luas. 

Review Buku Ini

Isi Buku

Sekilas sebenarnya isinya mirip-mirip buku Lost Islamic History ya. Tapi buku Lost Islamic Historynya malah belum kereview di blog ini. 

Tapii, kenyataannya, buku ini tetap terasa beda. Dan beda. Dan beda hehehe. 

Pokoknya, keduanya bagus insya Allah.

Buku Pintar Sejarah Islam ini terasa lebih bagus karena penerjemahannya itu. Tapi waktu Abang searching versi asli bahasa Arabnya, memang dari susunan bahasa Arabnya pun juga udah indah. Aaah, pokoknya jatuh cinta deh.

Buku ini terasa ringan karena tiap suatu fase dibuat ringkas dan hal-hal yang penting terjadi di masa itu kemudian dirangkum dengan cantik.

Bisa saja dalam suatu masa, sebenarnya banyak cerita-cerita lain. Tapi tidak cukup krusial untuk kita sebagai umat Islam memahami secara khusus. Karena konteksnya adalah melihat perkembangan Islam dari masa ke masa.

Aku belum selesai membaca buku ini ya. Karena halamannya yang cukup banyaaak. Alhamdulillah saat ini aku sudah sampai pada masa Umar radhiallahu ‘anhu dan sudah sampai ke peperangan Qadisiyah. 

Walau bahasan pada masa kenabian itu banyak bahas tentang peperangan, atau bahkan juga ketika masa khulafaur rosyidin juga seperti itu; tapi insya Allah bahasan ini bukan bahasan yang mengerikan atau membosankan.

Bahkan…

Bahkan, rasanya hati ini campur aduk antara semakin cinta, haru dan rasa hati lainnya yang membaur dengan indah. Makin jatuh cinta sama sosok-sosok para sahabat nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Luar biasa, keren, bangga dan macam-macam yang timbul dari kisah-kisah sikap mereka sebagai seorang muslim. Masya Allah. 

Kalau ke Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam gimana? 

Mmh…itu..itu adalah perasaan yang lebih lebih lagi insya Allah.

Aku sampai sempat membatin, antara eh aku kok sedih banget pas bagian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal. Rasanya aku jadi belum mood untuk baca kelanjutan bab buku tersebut. Aku masih ingin “bersama” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku…aku…

Kemudian, pikiranku beralih ke Abang. Rasanya ko kaya ada perasaan gimana gitu ya. 

Akhirnya aku teringat dengan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu harus kita cintai lebih dari siapapun. 

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

https://sunnah.com/mishkat/1/6

“Tidaklah sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih dia cintai daripada orang tuanya, anaknya dan seluruh manusia” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Jadi, gak ada yang salah dengan perasaan aku insya Allah.

Syaikh Al Mubarokfuri

Di beberapa tempat, buku ini juga mengutip perkataan syaikh Mubarakfuri di kitabnya Ar Rahiq Al Makhtum. Kalau di Indonesia, biasanya judulnya jadi Sirah Nabawiyah.

Buku ini juga bagus ya. Alhamdulillah aku udah lama baca buku ini. Buku ini lebih khusus bahas tentang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri.  Di rumah ada dua versi penerbit dari buku ini. Yang pernah aku baca yang terbitan Al Kautsar.

Insya Allah Aman

Dari pengutipan perkataan syaikh Shafiyurrohman Al Mubarokfuri ini juga semakin yakin kalau buku ini insya Allah aman.

Dari bab-bab bahasan ketika penunjukan Abu Bakr rodhiallahu ‘anhu sebagai khalifah; kisah Fatimah pada masa ini; menunjukkan bahwa buku ini bukanlah buku Syiah atau yang membawa penyimpangan pemahaman terhadap para sahabat.

Sebenarnya bahkan dari kata pengantar prof. Raghib, memang beliau menekankan sekali tentang banyaknya buku yang disusun tidak tepat karena tidak sesuai dengan sejarah yang aslinya. Dan buku ini insya Allah berusaha memberikan kisah sejarah yang sesuai dari berbagai sisi; bukan sekedar runtutan waktu saja.

Kalau di halaman depan kita menemukan kutipan-kutipan dari perkataan sosok-sosok yang sebenarnya kok kelihatannya bukan sosok yang nyunnah, seperti Yusuf Qardhawi dll. Ini memang sempat membuat aku ragu banget sampai ngecek berkali-kali tentang penulis buku ini. Tapi, insya Allah kalau diteliti sebenarnya perkataan sosok-sosok tersebut ga berkaitan sama buku ini sama sekali. Lebih ke kutipan perkataan mereka berkaitan dengan sejarah Islam. 

Insya Allah isi di dalam buku ini gak sebanding dengan dua halaman pengutipan dari sosok-sosok tersebut. 

Ga Cukup

Tulisan ini ga bisa menggambarkan keseluruhan bagusnya buku ini.

Rasanya aku mau sodorin halaman-halaman yang menyampaikan kisah menakjubkan.

Rasanya, aku mau mencatat surat-surat Abu Bakar saat menjadi khalifah.

Ingin aku ceritakan gimana SIKAP para sahabat sebagai orang Islam yang tangguh, kokoh, berani, menghadapi sosok musuh yang si musuh ini membesarkan harkatnya dengan gelimang benda-benda dan hal kinclong duniawi. Gimana muslim ga ciut dan ga nganggep itu SESUATU untuk dianggep. Aku nulis ini udah sampai mau nangis sendiri saking haru biru deh.

Semoga review ini bermanfaat. Dan akan lebih bermanfaat lagi kalau buku ini kemudian dibaca supaya kita bisa mendapat pelajaran yang sama. 

Cizkah
Jogja, 3 Oktober 2020

Leave a Reply