Rindu

Masih belum tahu caranya menghilangkan rindu secara cepat. Rasanya aku masih ingin melalui waktu bersama dengan tenang. Tapi, ternyata aku sudah harus terburu menyiapkan keberangkatan Ziyad ke pondok.

Yang ada, ketika Abang dan Ziyad berangkat, tinggal lelah yang terasa. Baru kemudian malamnya aku menangis tersedu-sedu – sendirian – karena baru menyadari bahwa rinduku belum sembuh.

Biasanya, Ziyad baru dijemput sore hari. Sampai sekitar Maghrib. Bercerita dan berbagi berbagai hal secara padat malamnya. Mengejar berbagai hal yang ingin kami bagikan ke Ziyad sebelum akhirnya kembali lagi ke aktifitas masing-masing sambil menghilangkan lelah karena perjalanan jauh.

Kadang, Ziyad dijemput dua pekan sekali. Kemarin termasuk kepulangan dia setelah dua pekan di pondok. Dijemput dua pekan karena Abang harus membagi waktu dan tenaga di pekan sebelumnya. Karena harus mengantar Thoriq menjemput soal PKBMnya. Tentu saja, aku sudah di tahap merindu bahkan sebelum dua pekan itu usai.

Biasanya, sebelum masa pandemi, Ziyad bisa dijemput hari Jumat sore. Ada hari Sabtu yang cukup tenang, dimana kami ada waktu untuk keluar bersepeda. Biasanya kemudian mampir di suatu tempat, untuk ngopi atau ngeteh. Ada waktu lainnya dimana aku bisa mengajarkan materi pelajarannya.

Jadi, rinduku bercampur dengan hal lain. Merasakan berbagai hal yang berlalu begitu cepat dan sambil harus merapikan berbagai hal yang perlu ditata. Sambil seakan-akan bersiap untuk tahap rindu berikutnya. Rindu karena Ziyad sudah akan melalui lompatan hidup berikutnya insya Allah setelah menyelesaikan masa SMP ini.

Semoga Allah mudahkan semuanya. Semoga Allah kuatkan semuanya.

cizkah
Senin, 8 November 2021

One Reply to “Rindu”

  1. […] aku melalui ini semua masih sambil mellow karena kondisi rindu dan hal lain di rumah ini yang juga bikin hatiku lagi agak capek. Jadi, lega udah melalui beberapa […]

Leave a Reply