Homeschooling dari SD-SMA, Alhamdulillah Ziyad Lulus SNBT

Menulis potongan cerita dalam satu foto itu lebih mudah. Makanya kalau cerita di story itu, jadi cepat. Apalagi kalau memang cerita pada saat itu juga. Yang bikin cerita ini berat adalah karena sebenarnya ada banyak sekali kejadian sebelum sampai di pengumuman kelulusan SNBT. Kita mulai dari perjalanan homeschooling Ziyad ya.

Homeschooling dari SD-SMA

Kadang aku lupa, ada hal yang jadi momok dari orang tua sehingga menghindari jalan homechooling untuk pendidikan anaknya. Ini terjadi bukan sekarang aja. Memang dari dulu. Yang paling dikhawatirkan adalah gimana masa depannya? Gimana ijazahnya? Gimana nanti kalau mau meneruskan kuliah?

Aku ingat ada suara yang sampai ke aku dari seorang yang sebenarnya ada kepikiran untuk menjalankan homeschooling, tapi suaminya meragukan proses pendidikan ini.

Aku hampir lupa ada kalau ada kekhawatiran ini sampai ketika pengumuman kelulusan Ziyad kemarin ada yang memberi selamat dan ikut terharu karena, “Sesama homeschooler.”

Alhamdulillah, Ziyad sudah melalui ujian kelulusan di 3 level pendididikan, SD, SMP dan SMA dengan mengikuti ujian paket A, paket B dan paket C. Begini cerita ringkas setiap tahapannya.

Perjalanan Homeschooling Ziyad dari SD-SMA

Ziyad menjalankan homeschooling dari SD sampai SMA.

Pertanyaan yang sering muncul dari orang yang belum mengengetahui perjalanan kami dari awalah adalah: “Ziyad homeschooling di lembaga mana?” atau “Pakai homeschooling mana?”

Jawabannya:

Saat SD

Ziyad homeschooling mandiri di rumah bersamaku. Dia belajar semua materi bersamaku alhamdulillah.

Alhamdulillah, selama homeschooling ini, kami bisa menjalankan program intensif menghafal Al-Qur’an. Bukan dengan jalan terburu-buru atau cepat hafal. Tapi benar-benar perlahan-lahan sesuai kemampuan.

Sampailah ketika Ziyad lulus SD, dia sudah menghafal 8 juz alhamdulillah. Ziyad mengikuti ujian paket A di PKBM. Perjalanan kam mendapatkan rezeki PKBM yang kami ikuti sekarang sudah aku ceritakan di dua tulisan. Silakan baca:

Saat SMP

Saat sudah menempuh ujian Paket A, di masa lowong sebelum tahun ajaran baru, sebenarnya kami belum kepikiran untuk mendaftarkan Ziyad di manapun. Sampailah kabar ada pondok yang baru dibuka untuk fokus ke tahfidz. Diampu oleh ustadz yang sudah biasa mengamu tahfidz yaitu ustadz Izzudin. Alhamduilllah,Waktu itu, hanya ada 10 santri yang diterima. Jumlah santri yang masih sedikit ini menjadi salah satu sebab kami mau memondokan Ziyad.

Sebab lainnya adalah karena di pondok ini, Ziyad bisa pulang setiap akhir pekan, yaitu dari Jumat sore sampai Ahad. Walau pada akhirnya, karena kondisi covid dan untuk mengintensifkan hafalannya, akhirnya di kelas 2, Ziyad hanya bisa pulang di Sabtu sore dan harus kembali Ahad sore. Tapi, poin bisa pulang memang jadi pertimbangan besar. Kami masih ingin melihat perkembangan Ziyad. Gak mau dia tiba-tiba harus lepas tanpa pengawasan kami sama sekali.

Pada saat itu, pondok memang baru merintis, dan kami juga tidak mempermasalahkan masalah pelajaran umum. Sehingga untuk pelajaran umum, tetap aku ampu di rumah ketika dia pulang. Sedangkan hafalan, Ziyad dibimbing oleh ustadz Izzudin di pondoknya di SMP.

Alhamdulillah, Ziyad menyelesaikan hafalannya di bulan Agustus 2021, ketika dia baru naik kelas 3 SMP. Usianya baru saja menginjak 14 tahun waktu itu.

Di masa SMP ini, Ziyad mengikuti ujian paket B di PKBM yang sama, yaitu PKBM Al-Mustajab.

Terselip cerita:. di bulan-bulan awal, pondok sempat menyampaikan akan membentuk PKBM sendiri. Maka kami pamit dari PKBM Al Mustajab. Qodarullah, gak lama masuk masa covid, dan ternyata belum ada kepastian dari PKBM bentukan dari pondok. Akhirnya kami cepat minta izin lagi ke Bu Tuti dan mendaftarkan lagi Ziyad di PKBM Al-Mustajab. Alhamdulillah, waktu itu Bu Tuti menyampaikan yang intinya alhamdulillah Ziyad bisa cepat dikembalikan terdaftar.

Walau pada akhirnya pondok akhirnya memang memiliki wadah PKBM sendiri, kami memutuskan tetap tidak “mencabut” status Ziyad sebagai siswa PKBM Al-Mustajab. Hal ini berkaitan dengan NISN yang sudah terdaftar. Jika kami cabut, berarti NISN beralih ke PKBM yang baru.

Dengan keputusan ini, berarti kami membayar SPP pondok, juga membayar biaya di PKBM. Alhamdulillah Allah yang memberi rezeki. Setiap waktu ujian, Ziyad izin karena harus mengikuti ujian PKBM Al-Mustajab. Alhamduilllah, pondok SMP sangat cooperatif.

Saat Ziyad lulus SMP, dia sedang menyetorkan kembali hafalannya (proses penguatan putaran pertama). Saat bulan Oktober 2021, Ustadz Izzudin memberikan pernyataan bahwa Ziyad sudah hafal 15 juz dan insya Allah harapannya beberapa bulan kedepan sudah lebih kuat lagi di sisa juznya. Pernyataan ini sebenarnya untuk menjawab satu poin pertanyaan dari pondok tempat kami mendaftarkan Ziyad untuk menempuh pendidikan SMA-nya.

Catatan: pondok Ziyad saat SMP saat ini sudah berkembang dan memiliki jumlah murid tidak seperti pada saat Ziyad belajar. Alhamduilllah Ziyad mendapatkan rezeki bisa mendapatkan perhatian intensif dari ustadz karena santrinya masih sedikit.

SMA

Sebetulnya, sampai mendekati akhir kelulusan SMP, sama seperti saat akhir kelulusan SD, kami belum kepikiran untuk mendaftarkan Ziyad dimanapun. Tapi kemudian ada masukan dari sosok yang sudah lebih berumur dari aku untuk memasukkan Ziyad ke suatu pondok. Sebenarnya kami ragu. Tapi salah satu alasan yang menguatkan adalah karena di pondok tersebut -dari dzohirnya- memperhatikan hafalan Al-Qur’an. “Siapa tahu nanti Ziyad bisa mendapatkan sanad di sana sambil pengabdian.”

Qodarullah, yang terjadi sangat jauh panggang dari api :).

Setelah 11 bulan di sana, kami akhirnya mengetahui, bahwa Ziyad ternyata ditempatkan di halaqoh Al-Qur’an yang murid-muridnya paling tertinggal hafalannya. Sebab inilah yang paling besar yang langsung membuat kami membuat keputusan besar untuk mengeluarkan Ziyad. Mungkin ada yang masih gak habis pikir dengan keputusan ini. Masak “cuma” karena alasan ini? Di pondok lainnya malah anak-anaknya gak ditarget Al-Qur’an lho.

Yah, gpp kalau belum bisa memahami. Kami yang merasakan bagaimana perubahan yang terjadi pada Ziyad. Tujuan kami memondokkan Ziyad tidak tercapai. Kami cepat berusaha menyelamatkan ZIyad. Dalam waktu semalam, aku dan Abang berdiskusi banyak hal berkaitan dengan keputusan kami ini. Esoknya, kami menghubungi Bu Tuti dan menyatakan kemungkinan Ziyad akan kami daftarkan kembali di PKBM beliau.

Alhamdulillah, Allah mudahkan. Sekitar dua pekan kemudian, Ziyad sudah ujian semester akhir tingkat SMA kelas 1 bersama PKBM. Ya, Ziyad kembali belajar dan menjalankan homeschooling di rumah untuk tingkat SMA.

Sekitar 2 bulan setelah kami keluarkan, kami mendapat kabar bahwa Ziyad bisa ikut mendaftar di Ma’had ‘Ali, dengan pertimbangan Ziyad sudah hafal 30 juz dan sudah memiliki kemampuan bahasa Arab, bekal dari belajar bersama Abi-nya dari dia usia sekitar 9 tahunan.

Ziyad resmi terdaftar di sana menjadi mahasiswa setelah mengikuti ujian masuk tes penempatan kelas. Sama seperti mahasiswa lainnya. Alhamdulillah Ziyad bisa lolos kelas Mustawa Awwal. (Sebagai info, bagi yang belum memiliki kemampuan bahasa Arab, biasanya akan masuk ke kelas Tamhidi).

Jadi, Ziyad menjalankan pendidikan SMA-nya secara homeschooling, tapi dia juga menjalankan kuliah bahasa Arab setingkat D2 di Ma’had Ali.

Alhamdulillah yang kesekian kalinya, Allah mudahkan kami mewujudkan niat kami agar Al-Qur’an Ziyad tetap terjaga. Ziyad diterima menjadi murid syaikh Abdurrozaq AL-Limbarki sekitar sebulan setelah kami keluarkan dari pondok.

Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimushsholihaat.

Setelah 6 bulan di rumah, bulan Februari 2024, kami mendapat petunjuk dari Allah, agar Ziyad mulai mengajarkan AL-Qur’an. Jadilah kesibukan Ziyad dari setoran Al-Qur’an ke syaikh, belajar SMA, kuliah bahasa Arab juga mengajar Al-Qur’an ke sekitar 20 anak. Alhamdulillah.

Ini adalah gambaran ringkas perjalanan Ziyad melalui pendidikan homeschooling mandiri di rumah.

Kabar Gembira untuk Bu Tuti

Melihat dari perjalanan homeschooling Ziyad, alhamdulillah, Allah memberi kemudahan kepada kami kemudian Allah memberi kemudahan lewat jalan Bu Tuti. Banyak bantuan dan dukungan yang beliau berikan di saat kami sangat memerlukannya dan bahkwan di waktu yang sudah mepet-mepet. Di setiap tahapan, beliau membantu dan “menyambut” saat kami memerlukan bantuan untuk kembali ke PKBM beliau. Mulai dari SD yang sudah mepet ujian semester, saat SMP padahal kami sudah pamitan, dan juga SMA saat kami mengeluarkan Ziyad dari pondok.

Maka ketika mendapat kabar Ziyad lulus SNBT, orang yang aku ingat dan aku sampaikan berita gembira ini adalah Bu Tuti. Allah menyukai jika kita tidak melupakan kebaikan-kebaikan dari seseorang. Semoga Allah memanjangkan umur Bu Tuti dalam ketaatan dan memberikahi usia beliau.

Lulus SNBT Jurusan Sastra Indonesia

Untuk cerita bagaimana akhirnya sampai di keputusan memilih jurusan sastra Indonesia, insya Allah aku cerita di tulisan tersendiri.

cizkah
Jogja, 9 Juni 2025

Buku Menata Hati
Buku Menata Hati [versi cetak]
E-Book Menata Hati di Play Books

Leave a Reply